Book 4

Font Size :
Dark Mode
Reset Mode
Sementara itu di kota Mneme seorang perempuan dengan jubah yang menutupi tubuh hingga wajahnya pun tidak dapat di lihat, ia berdiri di antara bangunan pertokoan yang gelap. Matahari mulai terbenam, ia mengetahui tidak ada anggota guild Umbrella di kota Mneme. Hari semakin malam, penduduk Mneme mulai terlelap dalam tidurnya. Tentara Goblin yang di pimpin oleh Shaman Goblin mulai bergerak, mereka mulai membakar setiap bangunan di kota Mnem. Kebakaranpun terjadi, seluruh penduduk Desa pun menjadi panik karena api yang membakar rumah rumah. Warga yang keluar dari rumah disambut dengan senjata tajam oleh tentara Goblin. Wanita misterius tersebut berdiri di atas bangunan toko roti. Ia merapal mantra api dan kebakaranpun merambat dengan cepat.
Kepala Desa Mneme mengirimkan pesan kepada Kuroku dengan Kotak Surat sihir. Dengan hitungan detik, Kuroku menerima pesan itu. Kuroku langsung membaca isi pesan itu. Tersentak, dan Kuroku pun langsung memerintahkan seluruh anggota Umbrella untuk kembali ke kota Mneme.
"Ada apa Kuroku?"tanya Intt.
"Kota Mneme diserang pasukan goblin." Kuroku dengan suara yang khawatir.
"Kami sudah siap, ayo segera berangkat." ujar Hiroku.
"Ayo cepat!" Kuroku memacu kudanya.
Mereka pun bergegas kembali ke Kota Mneme.
"Ku harap mereka masih bisa bertahan." ujar Kuroku dalam hatinya.
Di Kota Mneme wanita misterius tersebut, sambil menari-nari dan tertawa. Ia membakar apapun yang ada di hadapannya, dengan berjalan sambil melompat-lompat kecil, ia membakar rumah-rumah dan orang-orang yang ia temui. Melihat orang-orang menderita wanita misterius tersebut malah tertawa geli, seperti menonton acara komedi di televisi. Sewaktu-waktu ia tertawa hingga terpingkal-pingkal.
Tentara Imperial yang berada di kota Mneme kewalahan menghadapi para Goblin dan wanita misterius yang membakar segalanya. Seorang anak kecil menabrak tubuh wanita misterius tersebut.
"Kakak tolong aku..." ujar anak kecil tersebut sambil menangis.
"Kenapa sayang ?" tanya wanita misterius itu.
"Selamatkan ibuku, dia ada di dalam rumah." anak kecil tersebut memohon.
"Siapa namamu ?"
"Aku Seiha," jawab anak kecil dengan polos.
"Nama ku Vivid." gadis misterius tersebut sambil tersenyum.
Vivid mulai menyentuh kedua pipi Seiha dengan kedua tanganya. Seiha merasakan panas, kemudian ia terbakar, Vivid pun tertawa kembali. Mayat anak kecil yang terbakar itu ia lemparkan ke sisi jalan. Vivid melepaskan jubahnya.
"Lalalalala..." Vivid sambil beryanyi.
Lima orang tentara Imperial melihat vivid. Sebelum mereka berbicara, Vivid dengan cepat sudah ada di belakang mereka semua dan memukul ke lima prajurit Imperial tersebut dengan tongkat miliknya.
"Bagus-bagus..." Ujar Goblin Shaman.
Kuroku bersama anggota guild pun tiba di kota Mneme. Kebakaran terjadi dimana-mana, Kuroku memberikan perintah untuk menyelamatkan penduduk. Kuroku pun menemui kepala desa. Kepala desa bersama beberapa tentara Imperial menjelaskan bahwa semua ini atas perbuatan goblin Shaman.
"Sangat jarang para Goblin menyerang Desa." Kuroku merasakan hal yang janggal.
"Tuan..." ujar seorang prajurit Imperial yang terluka.
"Ada apa ?" jawab Kuroku sambil memegangi tubuhnya.
"Tuan, mereka semua di pengaruhi oleh Shaman Goblin," jawab prajurit itu.
"Ada di mana Shaman Goblin itu?" tanya Kuroku.
"Ada di utara kota Mneme tuan." prajurit tersebut dengan nada terbata-bata.
"Kuroku!" panggil kepala desa.
"Ada apa tuan ?" jawab Kuroku.
"Saya meminta anda untuk menangkap hidup-hidup Shaman Goblin itu. Ini adalah rantai yang sudah diberikan mantra" kepala desa meminta kepada Kuroku.
"Baiklah, aku akan segera mengakhiri ini semua." ujar Kuroku.
Share Tweet Share

Comment Now

0 comments

Please wait....
Disqus comment box is being loaded