"Yuke!" panggil Vel.
"Kenapa Vel?" Yuke sambil mengemudikan kereta kuda.
"Aku akan merubah namaku." Vel tersenyum simpul.
"Mau ganti nama apa?" tanya Yuke heran.
"Aku mau ganti nama jadi Noel." Vel duduk sangat dekat dengan Yuke.
"Noel... Hmmm..... Bagus juga," Yuke tersenyum.
"Mulai sekarang panggil aku Noel yah," Noel tersenyum.
"Iya, sayangku Noel," Yuke menggoda Vel yang telah mengganti namanya menjadi Noel.
Hiroki yang berada di belakang duduk berhadapan dengan Merry yang malu-malu.
"Merry,,?" Hiroki memanggil Merry dengan nada lembut mencoba menggoda Merry.
"Apa!" bentak Merry.
"Kamu nggak ganti nama juga seperti Vel yang menjadi Noel itu?" Hiroki dengan nada pelan.
"Aku nggak lebay seperti orang yang di depan itu." Merry sewot.
"Hei hei Merry, mulai sekarang panggil aku Noel ok,,?" dengan nada datar tatapan pembunuh.
"Ba...ba....ik Noel." Merry ketakutan.
Cadfael, Dark Ruby dan
Ghost Girl pun bertemu di pinggiran kota Mneme, mereka mendiskusikan
langkah selanjutnya. Mereka tidak memiliki uang sedikitpun, dan untuk
mencari tempat berlindung mau tidak mau mereka harus ke guild Umbrella,
satu-satunya guild yang sepertinya mudah mereka masuki.
Kuroku melihat ada tiga orang asing yang berdiri di depan rumah guild Umbrella. Kuroku pun menghampiri mereka dan,
"Ada yang bisa aku bantu?" tanya Kuroku.
"Tolonglah kami, teman kami terluka." ujar Cadfael.
"Oh, masuklah." pinta Kuroku.
Mereka bertiga masuk ke
dalam rumah guild Umbrella. Kuroku bergegas mengambil obat-obatan dan ia
mulai mengobati Ghost Girl yang terluka.
"Untuk sementara aku
sudah dapat mengobatinya, namun ini butuh seorang tabib." Kuroku sambil
memperhatikan luka yang ada di tubuh Ghost Girl.
"Tapi, sepertinya kami tidak punya uang sepeser pun." Dark Ruby sambil menundukan kepalanya.
"Pejuang, angkat kepala
mu. Kamu adalah seorang pejuang, jangan pernah meratapi nasib temanmu.
Kami, Umbrella akan menolong kalian juga, tenanglah." Kuroku tersenyum.
"Kenapa harus menolong kami? Bisa saja kami ini pembunuh, atau buronan kerajaan." Ghost Girl dengan nada terbata-bata.
"Manusia harus menolong sesama manusia bukan?" balas Kuroku dan meninggalkan mereka bertiga.
Tiba-tiba Ghost Girl meneteskan air matanya. Melihat Ghost Girl yang menangis, Dark Ruby juga ikut terdiam dan menunduk.
"Manusia?" Cadfael melihat ke arah kedua temannya.
"Kita manusia, Cad." Ghost Girl menggenggam jemari Dark Ruby.
"Kita dianggap manusia, Cadfael." Dark Ruby dengan tatapan penuh harapan.
Cadfael pun memejamkan kedua matanya, kemudian ia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.
"Devisi Utama Xiel, dengan ini telah dibubarkan." Cadfael dengan nada tegas.
Tidak lama Kuroku datang
dengan seorang tabib. Kuroku bergegas naik ke lantai dua dan meminta
Dark Ruby menggendong Ghost Girl, sementara Cadfael dan Kuroku
membersihkan kamar. Ghost Girl diletakkan di atas kasur, dan tabib mulai
memeriksa kondisi Ghost Girl.
"Aku akan membeli
makanan sebentar karena Hiroki belum pulang. Cadfael, Ruby, jagalah
rumah kita sebentar." Kuroku bergegas pergi.
Cadfael dan Dark Ruby
dengan cepat langsung bergerak dan menghentikan langkah Kuroku di
ruangan utama guild Umbrella. Dark Ruby menutup pintu rumah guild
Umbrella.
"Ada apa ini?" tanya Kuroku.
"Perintah Raja Uruk,
sebagai raja kerajaan Eos memerintahkan Xiel untuk memata-matai guild
Umbrella." Cadfael dengan nada penuh akan penderitaan.
"Melenyapkan keberadaan guild Umbrella!" balas Dark Ruby.
"Kalian ingin
melenyapkan kami? Kalau begitu tunggu temanmu sembuh, kalian belum mampu
melawanku dengan hanya berdua." Kuroku tersenyum dan penuh percaya
diri.
Tiba-tiba saja, Cadfael dan Dark Ruby mencabut senjata mereka, Kuroku pun hanya berdiam dan tersenyum dengan mudahnya.
"Pembunuh berdarah
dingin, dididik dari usia kecil, itulah tentara khusus Xiel. Kalian
memang luar biasa." Kuroku tersenyum kagum sambil memegang senjata yang
ada di pinggangnya.
Kemudian Cadfael meletakkan senjatanya di atas meja diikuti Dark Ruby
"Kami ingin menjadi
manusia, bukan seorang anjing, atau peliharaan, kami memiliki darah yang
sama, kedua tangan, dan kedua kaki." Cadfael dengan penuh penyesalan.
"Kami ingin hidup damai,
kami juga bernafas, kami bukan alat, kami memang memiliki dosa yang
tidak terampuni." Dark Ruby dengan rasa perih yang tak tertahankan.
"Membunuh ratusan hingga
ribuan nyawa tidak berdosa, menyiksa, jeritan-jeritan manusia yang kami
eksekusi, kesedihan-kesedihan serta dendam mereka, kami bunuh dengan
kedua tangan ini." Cadfael melihat kedua tangannya, sekujur tubuhnya pun
gemetar.
Kuroku tersenyum, ia berdiri tegak, melepaskan tangannya dari senjatanya yang masih berada di pinggangnya.
"Kami hanya ingin menjadi manusia," Cadfael melihat ke arah Kuroku.
"Dengan nyawa ini, aku
akan melindungi Umbrella yang telah mengganggap kami manusia." Dark Ruby
dengan tatapan penuh serius, tegak dengan berlutut di hadapan Kuroku.
"Aku juga," balas Cadfael mengikuti Dark Ruby.
Dari tangga, terdengar langkah kaki.
"Aku juga, ingin menjadi manusia," Ghost Girl dengan air matanya yang berlinang.
"Selamat datang di Umbrella," balas singkat dari Kuroku dan memegang kedua pundak Cadfael.
Membuat susana pecah
menjadi haru, air mata dari Cadfael, Dark Ruby, dan Ghost Girl menetes.
Dark Ruby langsung menghampiri Ghost Girl.
"Kita Manusia!" Ghost Girl sembari menangis.
Cadfael pun langsung berlutut memberikan hormat di depan Kuroku, tiba-tiba Kuroku menendang tubuh Cadfael.
"Berdiri!!, Kita ini
manusia, jangan berikan penghormatan dengan cara itu, itu sama saja
merendahkan dirimu sendiri! guild Umbrella melarang keras anggotanya
untuk berlutut terhadap sesama manusia. Hingga sampai saat ini sejarah
guild Umbrella tidak pernah berlutut sekalipun di hadapan raja Eos
sekalipun, dan sebagai anggota guild Umbrella kamu harus ingat itu.
Lindungi rumah guild Umbrella, dan keluargamu, siapa keluargamu? Semua
anggota guild Umbrella, itulah keluargamu di sini sekarang." Kuroku
dengan nada lantang. Sekali lagi kata-kata itu menyentuh di hati
Cadfael, Dark Ruby dan Ghost Girl.
"Kami anggota guild Umbrella? Sungguhkah?" tanya Cadfael.
"Ya, tepatnya anggota keluarga baru Umbrella," Kuroku menghampiri Cadfael.
Kuroku mulai membaca
mantra untuk anggota keluarga Umbrella dan mereka didaftarkan ke dalam
buku keluarga milik Umbrella. Kuroku pun pergi membeli makanan dan
Cadfael mengikuti Kuroku. Ghost Girl digendong Dark Ruby menuju
kamarnya. Tabib tersebut melanjutkan pengobatan terhadap luka Ghost Girl
yang tadi terbuka kembali. Penduduk Mneme menanyakan tentang keberadaan
Cadfael yang mengikuti Kuroku, dan Kuroku pun menjelaskan ke setiap
penduduk yang bertanya. Mereka memberikan sambutan hangat kepada
Cadfael. Kuroku juga menceritakan tentang dua orang lagi yang tidak
bersamanya. Penduduk Mneme memberikan berbagai macam barang dan bahan
makanan, Cadfael membantu membawa barang bawaan dengan penuh semangat
dan selalu tersenyum. Serta untuk pertama kalinya Cadfael mengucapkan
kata terima kasih kepada banyak orang. Sungguh takjub perasaan Cadfael
dengan keramahan yang diberikan warga Mneme kepada guild Umbrella yang
selama ini menjadi target kekejaman raja Eos.
Dalam perjalanannya
Shiro menaiki kapal menuju Mneme. Rasa yang ia dapatkan setelah
perpisahan dengan wanita yang ia cintai, berkali-kali hati ini memanggil
nama Zia. Canda dan tawanya selalu teringat. Langit mendung, hujan
mulai turun seakan mengerti akan kesedihan yang sedang Shiro rasakan.
"Hujan turun," Shiro sambil melihat ke langit.
Kenapa dalam
perpisahannya Zia mengatakan terima kasih, padahal Shiro telah
membuatnya menderita dan menunggu sangat lama. Bukan satu atau dua
tahun, atapun sepuluh tahun, tapi hingga ingatannya melupakan akan wajah
Zia. Suaranya yang sudah mulai samar, hingga Shiro bertemu kembali,
Shiro berfikir apakah dosanya tidak dapat diampuni. Membuat orang yang
ia cintai menderita, namun saat bertemu bukanlah suatu kata hinaan
ataupun keluhan, tapi senyuman yang menjadi topeng Zia.
Di pinggiran kota Mneme,
Zia sangat kesal mendengar Cadfael, Dark Ruby dan Ghost Girl telah
menghilang dan dianggap pengkhianat oleh kerajaan.
"Semua orang terus meninggalkanku, apakah nasibku akan selalu seperti ini?" Zia dengan penuh dendam.
Zia bersandar di sebuah
batu besar yang berlumut di tengah hutan kematian dengan air mata
berlinang dan tatapan kosong. Setiap orang-orang yang berada di
sekitarnya akan menghilang dan melupakannya. Apakah ini takdir? Kenapa
begitu menyakitkan?
"Elohim!! Apakah engkau
sangat membenciku? Dosa apa yang telah aku perbuat hingga engkau
meminggalkanku?" Zia merenung sambil melihat cahaya matahari yang
menembus rindangnya daun pepohonan.
Zia pun bangkit, ia
berjalan dan merubah pakaiannya dengan ilmu sihir yang ia miliki. Sebuah
jubah berwarna merah dengan penutup kepala dan membawa sebuah pedang
rapier.
"Dulu aku datang
menyelamatkan manusia, namun manusia melupakanku, aku datang ke
orang-orang baik, dari ribuan hal aku berbuat baik hanya satu kali
kesalahan aku dilaknat dan dibuang. Aku mencoba menjadi penyelamat tapi
mereka menyebutku pembawa kemalangan dan petaka. Jika memang kehendak
mereka seperti itu, maka akan ku panggil Avalon." gumam Zia.
Dalam perjalanannya Zia
tidak merasakan haus ataupun lapar. Zia terus berjalan menuju tempat
membangunkan Avalon. Semakin lama Zia berjalan, auranya berubah menjadi
semakin gelap. Hati Shiro mulai gelisah, ia merasakan ada sesuatu yang
salah.
Sementara itu di perjalanan Yuke dan yang lainnya, saat asik ngobrol Yuke terdiam.
"Sayang kenapa?" tanya Noel.
"Aku merasakan sesuatu yang sangat buruk akan terjadi." balas Yuke.
Yuke menghentikan kereta kuda yang ia kendarai dan menggunakan telepatinya kepada Shiro.
"Shiro..." panggil Yuke dengan penuh konsentrasi.
"Yuke? Kau kah itu?" tanya Shiro.
"Ya ini aku, ada yang mau aku bicarakan." Yuke dengan nada khawatir.
"Jarak telepati sangat jauh, nanti saja. Karena akan memakan banyak memakan manamu." ujar Shiro.
"Tapi ini penting, saat merasakan perasaan seperti ini, aku teringat akan sihir Crono." Yuke dengan sangat khawatir.
"Aku juga merasakan yang
sama. Jam takdir akan berubah, Crono berdetak sangat cepat. Aku rasa
ini ada sangkut pautnya dengan Avalon, ........ Zia?!" Shiro menyadari
akan sesuatu.
"Siapa Zia? " tanya Yuke.
"Sebaiknya kita cepat berkumpul di rumah." pinta Shiro.
"Baiklah, kami juga akan mempercepat perjalanan kami." Yuke bergegas.
Kebencian mulai
menguasai Zia. Gigi taringnya mulai tumbuh tajam, bola matanya yang
berwarna biru berubah hitam, burung gagak berdatangan dan mengikutinya,
suara burung gagak seperti suara sambutan aura hitam yang mulai pekat.
Bibir Zia yang berwarna merah muda tipis, menjadi warna merah terang,
dan lambang pentagram terbalik. Rasa iba dan rasa kasih sayang di hati
Zia mulai lenyap. Rumor pun mulai berhembus, bahwa Ratu Valdanir telah
kembali. Saat Zia mulai masuk perkampungan, orang-orang pun bersembunyi.
Mereka ketakutan, anak-anak berlarian mencari orang tuanya dan
bersembunyi. Mereka berdoa minta keselamatan kepada dewa dan dewi.
Begitu pula saat ia
masuk ke dalam hutan yang paling berbahaya. Iblis dan setan pun gemetar,
binatang buas berlarian menjauh. Penyihir Istana kerajaan Eos pun
terkejut saat membaca ramalan tentang Valdanir.
"Akhirnya aku tiba di tanah kelahiranku." Zia melihat sebuah reruntuhan.
Ia pun melewati gerbang
yang sudah terbengkalai tersebut, dan gerbang tadinya rusak kembali
menjadi sedia kala. Bunga-bunga bermerkaran, cahaya matahari
menyinarinya layaknya seorang dewi yang diberkati oleh surga.
"Esca elium, Valon!" Zia merapal mantralnya.
Di hadapannya sebuah
benteng besar mulai terlihat. Benteng yang sangat kokoh dengan bendera
berwarna merah, gerbang yang terbuat dari emas dengan ukiran yang sangat
indah. Gerbang tersebut terbuka, dan Zia pun mulai melangkahkan
kakinya.
"Avalon telah kembali?!" ujar Shiro dalam hatinya.
"Peperangan besar akan segera datang." Yuke dengan nada pelan.
Tiba-tiba Noel merasakan aura tersebut.
"Valdanir?" Noel dengan mulut gemetar memeluk tangan Yuke.
Zia pun masuk ke dalam
istana Avalon dan duduk di singgasana miliknya. Api mulai berkobar
menerangi setiap ruangan di dalam kastil kerajaan Avalon. Malam mulai
tiba, Zia berdiri di balkon kerajaan yang mengarah ke halaman istana.
Di istana Eos, Raja
memerintahkan seluruh pasukannya untuk bersiaga. Seluruh kesatria Eos
mengikuti perintah raja, memperketat pertahanan dari luar dan dalam.
"Shiro..." panggil Zia.
"Siapa Kamu!?" Shiro
merasakan hawa kegelapan yang sangat kental dari seseorang yang berdiri
di hadapannya dengan penutup kepala.
Orang tersebut
melepaskan penutup kepalanya, dan mata Shiro membesar karena wanita yang
di hadapannya itu adalah Zia yang sangat ia kenal.
"Zia..? Bukan kah..." Shiro dengan kagetnya dan tatapan penuh kesedihan.
"Aku di sini, maaf aku membohongimu. Ayo Shiro kita ke Avalon." ajak Zia.
"Zia kamu, kembali ke Avalon?" tanya Shiro gemetar.
"Ya, aku telah memenuhi
takdirku sebagai Ratu Avalon. Sekarang bisakah kau berikan aku Cronos,
aku membutuhkan Cronos kau tahu,,?" ujar Zia.
"Kenapa Zia, Cronos penggabung Codex sudah disegel." Shiro tidak dapat bergerak.
"Jika kamu memang mencintaiku, dampingi aku Shiro." pinta Zia.
"Zia kamu lupa akan mimpimu?" tanya Shiro.
"Mimpi? Tentang apa? Avalon? Kedamaian? Semua itu tidak nyata Shiro." Zia dengan nada geram.
"Zia sadarlah!!" teriak Shiro.
"Aku sudah sadar, tidak
perlu kau berteriak seperti itu. Sekali lagi jadilah rajaku, dampingi
aku sebagai Ratu Avalon, aku membutuhkanmu Shiro," Zia memohon.
"Zia, jika aku memenuhi nubuat Raja Avalon, maka kehancuran dunia sudah dapat dipastikan." Shiro dengan nada lirih.
"Kamu masih melindungi
semua orang di bumi ini? Jangan bercanda, lihat bangsa Elf yang menjaga
keindahan bumi. Tapi apa yang terjadi? Pengkhianatan hingga tercipta
bangsa Dark Elf, dan bangsa Elf semakin angkuh. Kamael yang hanya tau
bertempur atau berperang, bangsa Orc yang selalu membawa bencana,
Manusia dengan ideologinya mengatas namakan kebenaran mereka selalu
membawa kehancuran, dunia ini sudah sakit Shiro. Kini Avalon sudah
bangkit, sekarang berikan aku Crono atau aku akan mengambilnya secara
paksa." Zia dengan nada datar.
"Zia.. Kamu ingin Crono kan?" tanya Shiro.
"Ya, aku menginginkan Crono" balas Zia.
"Aku tidak mengetahui dimana letak Crono karena Einhasad telah menyembunyikanya." Shiro berkata jujur.
"Baiklah, kalau begitu aku akan mencarinya, akan kubawakan kegelapan ke dunia ini." Zia pun menghilang.
"Zia tunggu!!" Shiro dengan nada lantang.
Noel menggunakan
telepatinya dan meminta seluruh Sucubus untuk segera bersiap, membangun
pertahanan, dan mengirimkan setengah dari tentara Sucubus ke Mneme. Zia
mulai melepaskan segel kehidupan di kota Avalon. Para ras yang tergabung
dengan kerjaan Avalon pun terbangun.
Zia mulai dari telapak
tangan kiri dan kanannya keluar cahaya hitam dan putih, dan ia mulai
gerakannya untuk membuka segel tujuh lapis gerbang surga dan neraka.
Suara terompet terdengar ke seluruh penjuru negeri.
"Suara ini, aku harus cepat mencegahnya." ujar Shiro.
"Tidak mungkin.." Yuke melihat penglihatan yang sangat memilukan.
"Ini, ini suara kehancuran," ujar Noel gemetar.
"Avalon telah bangkit." ujar Kuroku dalam hatinya.
Vivid keluar dari kamarnya dan ia melihat Kuroku.
"Kuro.. Ini suara Crono Triger." Vivid dengan wajah ketakutan.
Para peramal mengatakan
kehancuran akan terjadi di bumi Eos. Peperangan yang sangat lama dan
berdarah, banyak negeri akan musnah, peradaban manusia akan di ulang
dari awal.
"Saat suara Crono Triger
dikumandangkan, berarti kerajaan Avalon telah bangkit. Itu baru suara
pertama, ada tujuh suara yang mewakili kejadian." Vivid menjelaskan
dengan singkat.
Tidak lama kemudian, semua Codex bereaksi, dan tulisan baru terlihat.
"Intt..." Zyna sambil menggenggam erat tangan Intt.
"Aku tahu... Kita harus segera ke Mneme dan berkumpul dengan teman-teman." Intt dengan nada cemas.
"Iya." ujar Zyna.
Lima pilar di negeri
Avalon menyala mengeluarkan cahaya yang menjulang ke langit, kemudian
menghilang. Bangunan-bangunan Avalon mulai dikonstruksi ulang
sebagaimana sedia kala. Avalon adalah negeri awal mula peradaban para
bangsa ras yang diciptakan oleh bangsa raksasa atau titan. Jantung Ymir
mulai berdetak, aliran waktu mulai kembali berdetak. Tentara-tentara
Avalon mulai bangun dari kematian, mereka adalah tentara ratu. Dalam
sejarah yang tertulis dalam Codex, bahwa Ratu Avalon menguasai akan
kegelapan yang memiliki tentara alam bawah, sedangkan Raja Avalon yang
membawa kedamaian dan memimpin tentara cahaya.
Crono adalah alat
penulis ulang dari semua Codex dan dapat merubah semua sejarah dunia.
Crono sama saja dengan alat tulis takdir, manusia pun bisa menjadi dewa.
Crono Triger adalah terompet yang diciptakan akan berbunyi sendiri jika
dunia mulai mengalami kehancuran. Saat diciptakan Crono Triger, Eva dan
Grandkain serta seluruh dewa dan dewi sudah tertidur panjang. Seluruh
ras berjalan dengan sendirinya. Peninggalan bangsa Titan yang pernah di
hancurkan kini sisa-sisa benda tersebut mulai menunjukan reaksinya lagi.
Peri-peri hutan gelisah, binatang buas semakin menjadi-jadi, monster-monster baru mulai bermunculan.
"Aku akan balas dendam." Zia dengan nada kesal.
Fitnah antar kerajaan
mulai terjadi, perperanganpun dimulai. Pertumpahan darah antar kerajaan,
suku, dan ras dimulai. Hutan-hutan mulai terbakar, tanah mulai mati
karena pencemaran yang dilakukan oleh mahluk hidup. Para Mage di Menara
Invory mulai berdiskusi, apakah mereka akan bergabung dengan Avalon atau
menentang Avalon.
Grand Order telah
dijalankan, Zia pun mulai beryanyi, dimana isi liriknya penuh akan
penyesalan, kesedihan, dan kesunyian. Orang tua, anak-anak, dan wanita
berdoa di kuil-kuil mereka juga di rumah meminta keselamatan dari sang
pembawa bencana. Kelima bangsa mulai membuat pertemuan di hutan suci
untuk mencegah peperangan yang buruk. Dalam pertemuan tersebut, Zia
muncul dan ia tersenyum kemudian ia membuat semua orang yang ada di sana
menjadi patung batu.
Medusa yang bersama Zia
memberikan hormat kepada Zia karena mengijinkannya menggunakan kekuatan
terlarangnya. Zia memberikan perintah ke Medusa untuk kembali ke
kerajaan Avalon. Zia memanggil Fenrir dari tidur panjangnya, dan
memerintahkannya kembali ke Avalon.
Slepnir dan brigment
yang dianggap harta suci bangsa Dwarf digunakan oleh Zia, dan ia duduk
di singgasananya. Di samping kanannya pun terdapat palu keadilan milik
Thor.
"Zia!!" Odin datang di hadapan Zia.
"Ada apa?" Zia dengan tatapan sinis.
"Apa yang kau lakukan di Mingrat?" tanya Odin.
"Jangan urusi aku, urusi saja sana masalah Joutenheim, atau aku akan menyerang Asgard." ancam Zia.
"Kau!" Odin tertekan.
"Kenapa Odin? Anak-anak
mu sudah mati, Thor dan Loki mereka sudah tidak ada, apa kau sedih? Kau
tahu saat di alfelheim? Mereka bertempur hingga mati, dan Thor, ia bunuh
diri. Semua itu karena kau, orang tua tidak becus mengurus
anak-anakmu." Zia dengan nada yang santai.
"Aku hanya memberikan saran Zia, hentikan semua ini. Atau kau akan menyesali apa yang sudah ka mulai ini Zia." jawab Odin.
"Tidak akan, apa kamu mau menentang Grand Order Grandkain dan Eva?" tanya Zia.
"Aku perwakilan Asgard sangat kecewa dengan keputusan anda." Odin kecewa.
"Diam!!!" bentak Zia.
Odin pun pergi
meninggalkan istana Avalon. Olympus mendapat kabar bahwa Odin telah di
usir dari sitana Avalon. Zeus sendiri mengambil kebijakan ini adalah
perperangan manusia, tidak ada hubungannya dengan Olympus. Pertemuan
antara dewa dan dewi dimulai, namun mereka tidak dapat meghentikan Zia,
karena ia memang ditugaskan untuk membawa kehancuran di dunia ini.
Grandkain dan Eva sudah
memberikan Grand Order. Shilent Godness yang mendengar berita tersebut
mulai tertawa. Anak-anak Shilent, para Naga terbangun dari tidur panjang
mereka. Underworld mulai muncul dan tidak menutupi diri mereka lagi.
"Aku harus menghentikan Zia." Shiro yang was-was di dalam kesedihannya.
Yuke, Noel, Hiroki, dan Merry tiba di Mneme, dan mereka langsung menuju rumah guild Umbrella.
"Kami pulang." Yuke dan Hiroki dengan bersamaan.
"Selamat datang." Sambut Ghost Girl.
"Hee?! Anggota baru?" tanya Yuke.
"Iya, namaku Ghost Girl" Ghost Girl memperkenalkan dirinya.
"Hmmm, nama yang aneh." cetus Yuke.
"Yo, aku Dark Ruby salam kenal." Dark Ruby tersenyum.
"Aku Hiroki" balas Hiroki.
"Dan aku, Cadfael." Cadfael berjabat tangan dengan Yuke.
"Oh perkenalkan ini istriku, Noel dan dia calon anggota guild Umbrella juga." Yuke dengan malu-malu.
"Salam kenal." sapa Noel dengan lembut nan anggun.
"Istriku yang cantik ini, adalah Merry." Hiroki dengan semangat yang membara.
"Ish, maaf atas kelakuan suamiku ini." Merry menunduk meminta maaf.
Mereka pun masuk ke
dalam rumah guild. Vivid yang duduk di pojok sambil membaca buku, ia
melihat ke Yuke dan Hiroki dan tersenyum. Mendengar Yuke dan Hiroki
telah datang Kuroku bergegas turun ke ruang tamu guild.
"Gawat!!" Kuroku dengan raut wajah serius.
"Ada apa?" tanya Hiroki.
"Kalian membuat masalah buatku, tunggu dulu apakah mereka sucubus?" tanya Kuroku.
"Iya, istriku Noel." Yuke memperkenalkan Noel.
"Hmm, cantik juga." balas Kuroku.
"Terim akasih atas pujian anda Tuan," Noel dengan nada yang lembut.
"Oi Kuro, kalau ini istriku Merry." ujar Hiroki.
"Astaga, ternyata ada
juga wanita yang mau sama kamu Hiroki." ledek Kuroku sambil tersenyum.
Tiba-tiba Vivid tersedak saat minum air teh dari cangkirnya.
"Loh Vivid sudah sembuh?" Yuke menghampiri Vivid.
"Ya seperti yang kau lihat." Vivid tersenyum lembut.
"Wooo, sehat Vid?" tanya Hiroki.
"Sangat sehat sekali." Vivid meletakan cangkirnya.
"Dia sudah normal." Kuroku terlihat bahagia.
"Jadi ada apa dua sucubus itu ada di guild kita?" tanya Vivid.
"Mereka akan menjadi anggota guild kita" Yuke dengan bangga.
"Baguslah." balas Vivid.
Noel dan Merry
menghampiri vivid dan mereka pun berkenalan, setelah beristirahat
keesokan harinya Kuroku menjelaskan persaannya yang tidak nyaman. Yuke
pun memberitahukan bahwa Avalon telah bangkit. Mendengar kata-kata
tersebut semua orang yang ada di ruangan tersebut seketika terdiam, dan
tubuh Vivid pun gemetar membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Vivid?" tanya Hiroki.
"Apa kalian tahu apa itu Avalon?" tanya Vivid.
"Kami tidak begitu mengetahui tentang Avalon." balas Kuroku.
"Kemarin aku dihubungi
Shiro lewat telepati, bahwa kita diminta berkumpul hingga dia tiba. Dan
tidak salah lagi dia menyebut Avalon dan Crono." Yuke dengan nada
serius.
"Waktu aku kecil pernah mendengar nama Avalon, dan itu dongeng dari desaku secara turun-temurun." Kuroku dengan nada santai.
"Aku juga pernah mendengarnya dari ayahku." balas Hiroki.
"Noel? Merry? apa kalian tahu tentang Avalon dan Crono?" tanya Vivid.
"Tidak banyak yang aku
ketahui tentang Crono, namun kalau Avalon, kami bangsa sucubus sangat
tahu akan sejarah Avalon." suasana menjadi serius setelah Noel
mengatakan hal itu.
"Ralat jika aku salah
Noel. Setahu ku kerajaan Avalon adalah kerajaan yang dibuatnya
perjanjian para ras, dimana mereka bersatu membuat hukum dalam
kehidupan." Vivid dengan tatapan serius.
"Betul itu Vivid, kalau
tidak salah mereka menyebut Teknologi yang di dalamnya ada Lost Ark.
Sampai saat ini mereka mempercayai Lost Ark tersebut ada di kerajaan
Avalon. Kerajaan Avalon bagaikan pisau bermata dua, mereka bisa menjadi
baik dan jahat tergantung bagaimana dunia ini berjalan, hingga apapun
yang kita gunakan sampai sekarang ini awalnya dari Avalon." ujar Noel
sambil menggenggam erat tangan suaminya Yuke.
"Leluhur kami adalah
penduduk dari kerajaan Avalon. 700 tahun setelah para raksasa bertempur
dengan para dewa dan dewi, kerajaan Avalon berhasil mengumpulkan semua
codex. Namun raja Avalon sendiri menyadari bahwa codex itu tidak boleh
dimiliki hanya satu orang, atau raja, ataupun sebuah negara. Makanya
pada saat itu codex disebar dengan nama C Triger." balas Merry.
"Soal C Triger itu aku
pernah menelitinya. C Triger bukan lain adalah Crono Triger, dan Crono
Triger sendiri ada di kerajaan Avalon. Tapi ada satu lagi benda, Odin
Eyes, sejarah awal mulanya Odin Eyes sendiri sangat buram, kabur. Tapi
dari apa yang pernah aku selidiki, Odin Eyes dikutuk karena ulah para
penyihir dan manusia, dan sering dijadikan alat penyembah setan. Aura
kegelapan merasuk ke dalam Odin Eyes dan di dunia penyihir disebut Dark
Soul. Dark Soul sendiri sudah d murnikan oleh seorang Arcana generasi
pertama yaitu teman kita Shiro, dan kini Mata itu ada pada Yuke. Benar
kan Yuke?" Vivid melihat ke arah Yuke.
"Yaa.. Mata ini... Aku akan terus menjaganya." Yuke sambil metanap Noel istrinya.
Raja Uruk sangat bahagia
mendengar Avalon telah muncul. Kerajaan bersiap untuk menyerang
kerajaan Avalon, dan menguasai seluruh kerajaan Avalon. Seperti itulah
yang ada di benak Raja Uruk. Zia duduk di halaman bunganya, ia tidak
henti-hentinya memikirkan Shiro.
"Apakah dia akan
menyelamatkanku jika aku seperti ini? Apakah dia akan tetap mencintaiku
walau aku seperti ini? Ataukah sebaliknya?" Zia tertawa kecil.
Zia pergi ke kota Ezul.
Dengan lambang Avalon pada pin bajunya, masyarakat kota Ezul mengetahui
bahwa ia adalah ratu Avalon. Orang-orang pun memberikan jalan kepadanya
dan menundukan kepalanya kepada Zia.
"Nona!!" anak kecil menghampiri Zia.
"Ada apa gadis cantik?" Zia tersenyum.
"Nona siapa? Soalnya aku baru lihat Nona di sini." ujar anak kecil tersebut heran.
"Aku? Dalam legenda
menyebutkan bahwa aku adalah Alpha dan Omega, Permulaan dan Terakhir,
atau Awal dan Akhir, tapi bohong. Hehe... Siapa namamu?" Zia mencubit
pipi anak kecil itu dengan lembut.
"Oh iya nona namaku Zia." ujar anak kecil tersebut.
"Wah, nama kita sama." Zia langsung menggendong Zia kecil.
"Hore... Tinggi tinggi..." sorak Zia kecil.
"Mama papamu mana?" tanya Zia.
"Aku tinggal di jalan" Zia kecil tersenyum.
"Kalo begitu ikutlah denganku, mulai sekarang namamu Libie Von Avalon." Zia tersenyum lebar.
Sementara itu di kota Mneme.
"Akhirnya kita sampai kak Intt"ujar Zyna.
"Capek banget." keluh Intt keluar dari kereta kuda.
"Ayo, sedikit lagi sampai ke rumah guild." Zyna dengan nada gembira.
Setiba di rumah guild
Zyna dan Intt disambut oleh wajah-wajah baru, tidak lupa Kuroku juga
menyapa Zyna dan Intt. Rumah guild umbrella sekarang sangat ramai,
ditambah Yuke dan Hiroki sudah memiliki istri. Zia membawa Libie ke
istana Avalon, di sana Zia diperlakukan seperti anak kandung oleh Zia.
Libie anak yang pintar dan berbakat, Zia terpikir untuk mengajarinya
sihir Lost Ark. Awalnya Libie ketakutan melihat bangsa-bangsa Avalon,
namun Zia mengatakan kalau nantinya Libie pun akan terbiasa karena
sebenarnya mereka adalah orang yang baik.
Zia tersenyum lebar saat meminum teh di taman bunga yang tidak jauh dari istana Avalon.
"Shiro suatu saat kamu pasti akan bergabung denganku." Zia penuh percaya diri.
Shiro pun tiba di Mneme,
dalam waktu yang sebentar guild Umbrella dipenuhi wajah-wajah baru.
Intt menyapa Shiro, begitu pula Yuke, Zyna tidak ketinggalan. Shiro
mencoba berbaur dengan para anggota baru, namun tidak bisa. Shiro
merenung sebentar, ia pun berbicara dengan Yuke.
"Ada apa Shiro?" tanya Yuke.
"Sepertinya aku akan pergi dari rumah guild." Shiro dengan serius.
"Pertimbangkanlah dulu." pinta Yuke.
"Aku sudah lama berfikir di perjalanan, sepertinya aku akan ke Avalon." Shiro dengan kata-kata yang tegas.
"Jika kamu pergi, aku akan ikut." Yuke tersenyum.
"Jangan, nanti kamu malah dimusuhi." balas Shiro.
"Dimusuhi? Oleh siapa? Mereka? Jangan becanda. Karena aku tidak takut." Yuke keluar dari kamarnya.
Yuke menghampiri Noel
dan ia meminta Noel ikut ke kamar untuk membicarakan sesuatu. Di kamar
mereka, Yuke menceritakan keinginannya untuk ikut dengan Shiro. Noel pun
tidak protes sedikitpun, karena apapun keputusan suaminya dia pun akan
selalu mendampingi Yuke suaminya..
Noel pun menggunakan
baju zirahnya, yang diketahui dari baju zirah itu menyimpan sayap emas
dengan tombak sebagai senjatanya. Noel adalah seorang guardian, Merry
yang melihat Noel mengenakan baju zirah tersebut hanya dapat terdiam dan
murung. Meski Noel adalah ratu dari bangsa Sucubus, namun mereka sudah
layaknya keluarga yang akan selalu membahu satu sama lain.
"Foar altyd freon." Noel menjabat tangan Merry.
"Foar altyd freon Noel," Merry meteskan air matanya dan memeluk Noel.
Yuke pun berjalan di
belakang Noel, dan mereka bertiga keluar dari rumah guild. Semua orang
yang ada di ruangan tersebut tertuju pada meja di dekat pintu, dimana
Noel, Yuke, dan Shiro meletakkan buku sihir guild Umbrella yang memiliki
kekuatan untuk telepati ke seluruh guild dan berbagai sihir lainya.
Buku mereka pun terbakar. Hiroki membuka buku sihir guild miliknya, dan
nama Noel, Yuke, dan Shiro pun perlahan menghilang.
Kuroku yang baru bangun
dari tidurnya mendapat laporan dari Vivid, dan ia langsung beranjak dari
tempat tidurnya. Mengambil perlengkapan dan berlari mencari ketiga
anggota guildnya itu, anggota guild yang lain pun mengikuti pergerakan
Kuroku.
"Hiroki, apa kau menemukan mereka?" tanya Kuroku dengan telepati.
"Semua ke gerbang utara Mneme." Hiroki melihat Shiro , Noel, dan Yuke.
Semua anggota guild Umbrella pun berdatangan. Noel menghentikan langkahnya.
"Ada apa Noel?" tanya Yuke.
"Kita di ikuti" Noel membalikkan badannya.
"Ya, aku merasakannya juga." balas Shiro.
Di atas atap gedung berdirilah Kuroku dan Hiroki diikuti oleh anggota guild yang lain.
"Shiro, Noel, dan Yuke katakan kenapa kalian keluar dari guild tanpa seizinku?" tanya Kuroku.
Noel pun mengacungkan tombaknya ke arah Kuroku.
"Noel, hentikan." Yuke dengan nada lembut.
"Aku tidak akan berhenti jika ada yang menghalangi suamiku." Noel dengan nada datar.
"Jawab aku." Kuroku dengan nada lantang.
"Raise of Avalon Kingdom!!!" Shiro menatap tajam ke arah Kuroku.
Mereka bertiga pun
perlahan ke atas kapal layar, kapal mulai meninggalkan pelabuhan Mneme.
Kuroku hanya bisa terdiam setelah mendengar kalimat itu dari Shiro.
"Kuro, ini bohongkan?" Vivid dengan nada sedih memegang lengan baju Kuroku.
"Keluarga kita telah meninggalkan kita," Intt dengan nada sedih.
Merry berlari dan ia terus menatap Noel tanpa memperdulikan apa yang ada di hadapanya.
"Noel jangan terlalu keras denganya." Shiro membujuk Noel.
Noel pun melihat ke arah Merry dan tersenyum.
"Merry'll sjogge jo yn it hjirneimels!" Noel meneteskan air matanya.
"Queen Wêrom hasto ferlitte Merry." Merry dengan suara yang keras sambil terisak tangis.
"Remember de tsien geboaden keninginne." balas Noel.
Merry pun menghentikan
langkahnya, ia membalikkan badannya dan memeluk Hiroki yang mengikutinya
di ujung dermaga. Sementara Intt dan Zyna berpegangan tangan, namun
Zyna melihat wajah Intt yang berlinang air mata dan dipenuhi dengan
kekesalan.
"Yuke, Shiro, maafkan jika aku akan membunuhmu nanti." Intt dengan penuh kesal.
"Kak Intt," Zyna sedih.
Intt meninggalkan tempat tersebut bersama Zyna menuju rumah guild Umbrella.
"Kak Intt apa kamu serius?" tanya Zyna.
"Zyna kamu mungkin sudah
tahu, sebenarnya Shiro itu memiliki satu buah codex dan 103.000 buku
terlarang Grimoire. Kau tahu Grimoire itu lebih kuat dari Codex. Satu
buku Grimoire saja bisa merubah dunia ini. Yang aku tahu dia mencari
Codex, dan sekarang para memilik Codex sudah ia ketahui. Hampir sama
denganku, kami di bawah Ordo Valius bekerja dalam bayangan." Intt
mengatakan ke kebenaran.
"Kak Intt bercandakan,?" Zyna dengan tubuh gemetar.
"Pembunuhan besar 1893 era Eos, 1898,1900,1957..." Intt menatap Zyna.
"Aku tahu itu di bawah
Ordo Valius. Dan, kak Intt- jujur kejadian di daratan Galie Ecrum,
apakah itu benar atas perintah Ordo Valius?" Zyna mengumpulkan
keberaniannya.
"Aku yang memimpin
gerakan Ordo Valius, dan itu tepat di mana aku membunuh penduduk desa
dan membuang seorang bayi ke dalam hutan." Intt dengan penuh penyesalan.
"Tunggu kak Intt, lalu apa yang terjadi dengan bayi itu?" tanya Zyna.
"Yang aku tahu serigala
liar merawat bayi itu. Sungguh aneh memang, karena- bayi itu sudah
dewasa dan saat ini dia ada tepat di hadapanku." Intt memalingkan
wajahnya tak mampu menatap ke arah Zyna.
"Kak Intt, andaikan kita tidak pernah bertemu,?" Zyna menjaga jarak dengan Intt.
"Aku pasti akan membunuhmu Zyna, karena aku tahu kamu memiliki salah satu Codex itu." Intt masih memalingkan wajahnya.
"Tapi kak Intt, aku
menyayangi kakak. Kak Intt sudah aku anggap sebagai kakak kandungku
sendiri." Zyna tak dapat menahan air matanya.
"Maafkan aku, Zyna." Intt memeluk Zyna.
Zyna membalas pelukan
Intt dengan erat. Namun beberapa saat kemudian, tubuh Intt menghilang.
Zyna pun tertunduk lemas belum bisa percaya kalau Intt meninggalkannya.
Comment Now
0 comments
Please wait....
Disqus comment box is being loaded