Book 2

Font Size :
Dark Mode
Reset Mode
"Pandanganku mulai gelap, tubuhku sangat dingin, Kuroku apa kamu masih memeluk ku?" Tanya Vivid.
"Ya aku masih memelukmu, sangat erat" Kuroku terus meneteskan air mata.
"Aku tahu, hidup ku tak lama lagi, aku mohon kepadamu Kuro, tetaplah hidup, dan jagalah keluarga kita, Umbrella" Vivid masih sempat tersenyum.
"Ya, aku akan terus hidup dan menjaga Umbrella" Kuroku dengan nada lirih.
"Mereka datang," Vivid dengan nada pelan.
"Ya mereka telah datang" Kuroku tetap memeluk Vivid.
"Kuroku, anggota guild Umbrella dan ketua guild Acrux sudah datang, aku harus pergi" Vivid memegang pipi Kuroku.
"..........." Kuroku mencoba tersenyum.
"Aku cinta kamu," tangan yang memegang pipi Kurokupun terjatuh.
Vivid menghembuskan nafas terakhirnya di tengah hujan salju, suara tangisan mulai terdengar di berbagai sudut, suara orang tua, wanita dan anak anak. Yang menangisi orang orang yang mereka cintai. Kuroku pun menggendong tubuh Vivid. Ia mulai berjalan keluar dari benteng istana, prajurit yang sedang mengangkat jenazah korban perperangan melihat Kuroku yang menggendong Vivid. Alangkah terkejutnya mereka, Jendral Kanan Umbrella sedang mengendong tubuh Jendral Kiri Umbrella.
Prajurit pun mulai berbaris di sisi kanan dan kiri, yang terluka pun ikut berdiri.
"Hormat!!!" Salah seorang prajurit Imperial dengan suara lantang.
Semua prajurit di situ pun mencabut pedang mereka, mengangkat dengan tinggi sebagai hormat senjata kepada Kuroku dan Vivid.
"Sayang, lihat.. Mereka menghormatimu, kamu adalah seorang pahlawan." ujar Kuroku.
Dengan sisa tenaganya, Kuroku terus berjalan menuju tempat pertama kali mereka bertemu. Jalan yang diselimuti salju sangatlah berat untuk di lalui. Sekali-kali Kuroku melihat wajah Vivid yang seperti orang sedang tidur. Dari benteng kerajaan Eos bendera Umbrella pun ikut berkibar dengan gagahnya. Air mata Kuroku yang sudah mengering, raut wajah Kuroku terlihat dengan jelas, menggambarkan kesedihan yang sangat dalam, perasaannya pun sangat sulit untuk di lukiskan.
Setibanya di tempat itu, Kuroku meletakan mayat Vivid di atas batu besar yang tidak jauh dari pohon tersebut. Ia pun melepas baju perangnya. Dengan pedang miliknya, Kuroku menggali tiap inchi tanah, burung gagak hinggap dia tas pohon yang tidak berdaun di sana. Setiap inchi tanah yang ia gali, kenangan-kenangan bersama Vivid terus terlintas. Matahari mulai terbenam, Kuroku menyalakan penerangan dengan kristal cahaya. Setelah selesai, Kuroku pun menggendong mayat Vivid dan meletakannya di dalam makam yang ia gali sendiri. Kuroku pun mencium bibir Vivid untuk pertama kali dan untuk yang terakhir kalinya.
Kuroku pun mulai menutup makam tersebut, busur dan panah Vivid diletakan di atas makamnya.
"Sayangku, beristirahatlah dengan tenang. Tunggu aku di sana yah, karena suatu saat, aku pasti akan datang kepadamu, aku akan menjalani kehidupanku dengan baik dan menjaga Umbrella. Soalnya jika aku tidak melakukan itu, kamu pasti akan marah. Aku akan kembali ke benteng kerajaan Eos untuk menguburkan teman-teman kita yang lain, jangan marah yah" Kuroku tersenyum dalam kesedihan.
Di benteng Eos terjadi ke gaduhan, dimana orang-orang dan prajurit melihat jenderal kanan Umbrella, mengangkut mayat teman-temannya tanpa beristirahat. Orang-orang yang sedang beristirahatpun tersentuh melihat apa yang di lakukan oleh Kuroku. Mereka berdatangan dan membantu Kuroku. Sekali-kali Kuroku terjatuh dan tersandung tubuh prajurit yang jatuh di medan perang. Kuroku pun membersihkan salju yang menutup tubuh mayat itu, kemudian ia mengangkat mayat tersebut.
"Tuan Kuroku beristirahatlah" ujar salah seorang prajurit imperial.
Kuroku hanya tersenyum sambil tetap membawa mayat tersebut ke tenda medis. Setiba di sana, Kuroku memohon kepada salah seorang prajurit medis. Untuk mengumpulkan mayat-mayat anggota Guild Umbrella pada satu tempat. Prajurit medis pun mengikuti keinginan Kuroku. Satu persatu mayat teman-temannya diletakan dihadapannya. Kuroku membacakan doa kepada teman-temannya dan menutup mayatnya dengan bendera Umbrella yang ada di tas pinggang mereka masing-masing.
Keesokan harinya Panglima tertinggi mengumpulkan prajurit dan seluruh guild, di depan istana kerajaan Eos. Nama-nama mulai dibacakan dan mereka mendapat medali kehormatan serta hadiah dari raja. Tibalah giliran Umbrella, nama-namapun dibacakan.
"Ketua guild Umbrella Acrux"
"Lapor, Ketua Guild Umbrella Acrux sedang bertugas!!" Kuroku dengan nada lantang
"Jendral kanan Kuroku"
"Siap!!" Kuroku dengan posisi siap.
Penghargaan pun di berikan kepada Kuroku, dengan menahan air mata.
"Jendral Kiri Vivid"
"Jendral Kiri Vivid sedang bertugas!" Kuroku dengan posisi siap.
"Eupi Umbrella"
"Eupi Umbrella sedang bertugas!!".
"Aziel Umbrella"
"Aziel Umbrella sedang bertugas!".
"Estonia Umbrella"
"Estonia Umbrella sedang bertugas!"
"Eaethena Umbrella"
"Eathena Umbrella sedang bertugas!"
Guid-Guild lain dan tentara imperial yang berbaris di sisi kiri dan kanan tempat barisan Guild Umbrella, mereka menundukan kepala mereka. Satu-satunya guild yang anggotanya tersisa satu orang hanya guild Umbrella. Mereka sangat mengerti akan rasa kehilangan tersebut. Raja Eos, King Avant Of Eos IV bangkit dari kursinya, dan ia pun meminta Panglima tinggi kerajaan EOS untuk berhenti sejenak.
"Untuk guild Umbrella, Markas guild dan pengelolaan kota Mneme aku serahkan kepada guild Umbrella, Kuroku Umbrella aku dianugerahkan gelar Arcana dan gelar Heir bangsawan kerajaan Eos, dan untuk semua pahlawan kerajaan EOS yang telah gugur dalam medan perang maka, aku berikan pemakaman dengan upacara militer" King Avant Of Eos IV dengan suara yang tegas.
Ingatan 10 tahun yang lalu, Kuroku duduk di depan makan Vivid mulai berbicara tentang pengalamanya, dan hari ini ia akan kembali ke kota Mneme. Kuroku meletakan bunga lili bunga yang sangat disukai oleh Vivid. Ia pun pergi meninggalkan makam Vivid. Dua jam lamanya ia berjalan, Kuroku tiba di gerbang kota Mneme. Kota tersebut masih sangat sibuk dengan perdagangan, Kuroku yang menutupi kepalanya dengan jubah yang ia kenakan, membuat orang-orang tidak mengenalinya.
Keceriaan orang-orang di sana membuat hati Kuroku menjadi tenang. Setiap tempat di kota Mneme banyak sekali kenangan anggota guild Umbrella. Canda tawa mereka, kadang sesekali mereka berkelahi dan berbaikan kembali. Setiap tempat penting Kuroku menghentikan langkahnya sejenak, ia bernolstagia dengan masa-masa dulu.
Toko bunga yang tidak jauh dari ia berdiri, kenangan akan Vivid pun terlintas. Kuroku pun tersenyum, dimana dulu Kuroku membawa banyak bunga yang dibeli oleh Vivid. Kuroku pun mulai berjalan kembali, ia bertemu bangunan bar, kenangan Eathena wanita cantik di guild tapi suka mabuk mabukan, ia selalu kalah dalam judi, saat ia mabuk sering duduk di depan bar tersebut sambil minum bir. Sesekali Kuroku tertawa cekikikan sendiri mengingat kenangan di kota Mneme ini.
Akhirnya ia pun tiba dimana rumah yang penuh kenangan, Kuroku berdiri melihat bangunan rumah Umbrella. Tiba tiba ia ditabrak anak kecil.
"Ups, hati hati" ujar Kuroku.
"Terima kasih kaka" senyum anak kecil tersebut.
Kuroku melepas tutup kepalanya, seorang wanita tua pun melihat Kuroku, ia memanggil anaknya, anaknya pun tidak dapat berkata-kata melihat anggota Umbrella.
"Umbrella, Umbrella telah kembali!!!!!!!" teriak anak tersebut.
Mendengar perkataan tersebut, penduduk kota Mneme pun bergegas menuju rumah Guild Umbrella. Dengan suasana Haru mereka mengucapkan berbagai macam terima kasih, mereka membawa berbagai macam hadiah untuk Kuroku. Kuroku pun berjalan membuka pintu rumah Guild Umbrella.
"Aku pulang!!!!" ujar Kuroku.
"Selamat datang kampret!!!", "Orang gila datang", "Kemana aja??", "Selamat datang di rumah", sepintas Kuroku mendengar kata-kata sambutan yang tidak asing tersebut. Kuroku pun tersenyum, Kuroku merasakan mereka masih ada di sini, di ruangan yang penuh Debu. Kuroku menyentuh meja di dalam ruangan tersebut, penduduk kota Mneme pun mulai masuk ke dalam rumah Guild Umbrella. Mereka mulai membantu membersihkan ruangan Guild bersama Kuroku.
"Lihat wajah-wajah penduduk ini, mereka terlihat bahagia berkat kalian." Kuroku bergumam di depan meja biasanya ketua guild duduk.
Kamar-kamar yang ada di rumah Guild tersebut, Kuroku masuki satu persatu. Ada yang berantakan, ada yang seperti kapal pecah, semua susunan barang tersebut adalah susunan terakhir sebelum mereka berangkat perang dulu. Kenangan-kenangan yang muncul membawanya seperti mereka semua masih hidup. Mata kuroku berkaca-kaca. Ia pun menarik nafas dalam dalam dan menghembuskan secara perlahan.
Share Tweet Share

Comment Now

0 comments

Please wait....
Disqus comment box is being loaded