"Pandanganku mulai gelap, tubuhku sangat dingin, Kuroku apa kamu masih memeluk ku?" Tanya Vivid.
"Ya aku masih memelukmu, sangat erat" Kuroku terus meneteskan air mata.
"Aku tahu, hidup ku tak
lama lagi, aku mohon kepadamu Kuro, tetaplah hidup, dan jagalah keluarga
kita, Umbrella" Vivid masih sempat tersenyum.
"Ya, aku akan terus hidup dan menjaga Umbrella" Kuroku dengan nada lirih.
"Mereka datang," Vivid dengan nada pelan.
"Ya mereka telah datang" Kuroku tetap memeluk Vivid.
"Kuroku, anggota guild Umbrella dan ketua guild Acrux sudah datang, aku harus pergi" Vivid memegang pipi Kuroku.
"..........." Kuroku mencoba tersenyum.
"Aku cinta kamu," tangan yang memegang pipi Kurokupun terjatuh.
Vivid menghembuskan
nafas terakhirnya di tengah hujan salju, suara tangisan mulai terdengar
di berbagai sudut, suara orang tua, wanita dan anak anak. Yang menangisi
orang orang yang mereka cintai. Kuroku pun menggendong tubuh Vivid. Ia
mulai berjalan keluar dari benteng istana, prajurit yang sedang
mengangkat jenazah korban perperangan melihat Kuroku yang menggendong
Vivid. Alangkah terkejutnya mereka, Jendral Kanan Umbrella sedang
mengendong tubuh Jendral Kiri Umbrella.
Prajurit pun mulai berbaris di sisi kanan dan kiri, yang terluka pun ikut berdiri.
"Hormat!!!" Salah seorang prajurit Imperial dengan suara lantang.
Semua prajurit di situ pun mencabut pedang mereka, mengangkat dengan tinggi sebagai hormat senjata kepada Kuroku dan Vivid.
"Sayang, lihat.. Mereka menghormatimu, kamu adalah seorang pahlawan." ujar Kuroku.
Dengan sisa tenaganya,
Kuroku terus berjalan menuju tempat pertama kali mereka bertemu. Jalan
yang diselimuti salju sangatlah berat untuk di lalui. Sekali-kali Kuroku
melihat wajah Vivid yang seperti orang sedang tidur. Dari benteng
kerajaan Eos bendera Umbrella pun ikut berkibar dengan gagahnya. Air
mata Kuroku yang sudah mengering, raut wajah Kuroku terlihat dengan
jelas, menggambarkan kesedihan yang sangat dalam, perasaannya pun sangat
sulit untuk di lukiskan.
Setibanya di tempat itu,
Kuroku meletakan mayat Vivid di atas batu besar yang tidak jauh dari
pohon tersebut. Ia pun melepas baju perangnya. Dengan pedang miliknya,
Kuroku menggali tiap inchi tanah, burung gagak hinggap dia tas pohon
yang tidak berdaun di sana. Setiap inchi tanah yang ia gali,
kenangan-kenangan bersama Vivid terus terlintas. Matahari mulai
terbenam, Kuroku menyalakan penerangan dengan kristal cahaya. Setelah
selesai, Kuroku pun menggendong mayat Vivid dan meletakannya di dalam
makam yang ia gali sendiri. Kuroku pun mencium bibir Vivid untuk pertama
kali dan untuk yang terakhir kalinya.
Kuroku pun mulai menutup makam tersebut, busur dan panah Vivid diletakan di atas makamnya.
"Sayangku,
beristirahatlah dengan tenang. Tunggu aku di sana yah, karena suatu
saat, aku pasti akan datang kepadamu, aku akan menjalani kehidupanku
dengan baik dan menjaga Umbrella. Soalnya jika aku tidak melakukan itu,
kamu pasti akan marah. Aku akan kembali ke benteng kerajaan Eos untuk
menguburkan teman-teman kita yang lain, jangan marah yah" Kuroku
tersenyum dalam kesedihan.
Di benteng Eos terjadi
ke gaduhan, dimana orang-orang dan prajurit melihat jenderal kanan
Umbrella, mengangkut mayat teman-temannya tanpa beristirahat.
Orang-orang yang sedang beristirahatpun tersentuh melihat apa yang di
lakukan oleh Kuroku. Mereka berdatangan dan membantu Kuroku. Sekali-kali
Kuroku terjatuh dan tersandung tubuh prajurit yang jatuh di medan
perang. Kuroku pun membersihkan salju yang menutup tubuh mayat itu,
kemudian ia mengangkat mayat tersebut.
"Tuan Kuroku beristirahatlah" ujar salah seorang prajurit imperial.
Kuroku hanya tersenyum
sambil tetap membawa mayat tersebut ke tenda medis. Setiba di sana,
Kuroku memohon kepada salah seorang prajurit medis. Untuk mengumpulkan
mayat-mayat anggota Guild Umbrella pada satu tempat. Prajurit medis pun
mengikuti keinginan Kuroku. Satu persatu mayat teman-temannya diletakan
dihadapannya. Kuroku membacakan doa kepada teman-temannya dan menutup
mayatnya dengan bendera Umbrella yang ada di tas pinggang mereka
masing-masing.
Keesokan harinya
Panglima tertinggi mengumpulkan prajurit dan seluruh guild, di depan
istana kerajaan Eos. Nama-nama mulai dibacakan dan mereka mendapat
medali kehormatan serta hadiah dari raja. Tibalah giliran Umbrella,
nama-namapun dibacakan.
"Ketua guild Umbrella Acrux"
"Lapor, Ketua Guild Umbrella Acrux sedang bertugas!!" Kuroku dengan nada lantang
"Jendral kanan Kuroku"
"Siap!!" Kuroku dengan posisi siap.
Penghargaan pun di berikan kepada Kuroku, dengan menahan air mata.
"Jendral Kiri Vivid"
"Jendral Kiri Vivid sedang bertugas!" Kuroku dengan posisi siap.
"Eupi Umbrella"
"Eupi Umbrella sedang bertugas!!".
"Aziel Umbrella"
"Aziel Umbrella sedang bertugas!".
"Estonia Umbrella"
"Estonia Umbrella sedang bertugas!"
"Eaethena Umbrella"
"Eathena Umbrella sedang bertugas!"
Guid-Guild lain dan
tentara imperial yang berbaris di sisi kiri dan kanan tempat barisan
Guild Umbrella, mereka menundukan kepala mereka. Satu-satunya guild yang
anggotanya tersisa satu orang hanya guild Umbrella. Mereka sangat
mengerti akan rasa kehilangan tersebut. Raja Eos, King Avant Of Eos IV
bangkit dari kursinya, dan ia pun meminta Panglima tinggi kerajaan EOS
untuk berhenti sejenak.
"Untuk guild Umbrella,
Markas guild dan pengelolaan kota Mneme aku serahkan kepada guild
Umbrella, Kuroku Umbrella aku dianugerahkan gelar Arcana dan gelar Heir
bangsawan kerajaan Eos, dan untuk semua pahlawan kerajaan EOS yang telah
gugur dalam medan perang maka, aku berikan pemakaman dengan upacara
militer" King Avant Of Eos IV dengan suara yang tegas.
Ingatan 10 tahun yang
lalu, Kuroku duduk di depan makan Vivid mulai berbicara tentang
pengalamanya, dan hari ini ia akan kembali ke kota Mneme. Kuroku
meletakan bunga lili bunga yang sangat disukai oleh Vivid. Ia pun pergi
meninggalkan makam Vivid. Dua jam lamanya ia berjalan, Kuroku tiba di
gerbang kota Mneme. Kota tersebut masih sangat sibuk dengan perdagangan,
Kuroku yang menutupi kepalanya dengan jubah yang ia kenakan, membuat
orang-orang tidak mengenalinya.
Keceriaan orang-orang di
sana membuat hati Kuroku menjadi tenang. Setiap tempat di kota Mneme
banyak sekali kenangan anggota guild Umbrella. Canda tawa mereka, kadang
sesekali mereka berkelahi dan berbaikan kembali. Setiap tempat penting
Kuroku menghentikan langkahnya sejenak, ia bernolstagia dengan masa-masa
dulu.
Toko bunga yang tidak
jauh dari ia berdiri, kenangan akan Vivid pun terlintas. Kuroku pun
tersenyum, dimana dulu Kuroku membawa banyak bunga yang dibeli oleh
Vivid. Kuroku pun mulai berjalan kembali, ia bertemu bangunan bar,
kenangan Eathena wanita cantik di guild tapi suka mabuk mabukan, ia
selalu kalah dalam judi, saat ia mabuk sering duduk di depan bar
tersebut sambil minum bir. Sesekali Kuroku tertawa cekikikan sendiri
mengingat kenangan di kota Mneme ini.
Akhirnya ia pun tiba
dimana rumah yang penuh kenangan, Kuroku berdiri melihat bangunan rumah
Umbrella. Tiba tiba ia ditabrak anak kecil.
"Ups, hati hati" ujar Kuroku.
"Terima kasih kaka" senyum anak kecil tersebut.
Kuroku melepas tutup
kepalanya, seorang wanita tua pun melihat Kuroku, ia memanggil anaknya,
anaknya pun tidak dapat berkata-kata melihat anggota Umbrella.
"Umbrella, Umbrella telah kembali!!!!!!!" teriak anak tersebut.
Mendengar perkataan
tersebut, penduduk kota Mneme pun bergegas menuju rumah Guild Umbrella.
Dengan suasana Haru mereka mengucapkan berbagai macam terima kasih,
mereka membawa berbagai macam hadiah untuk Kuroku. Kuroku pun berjalan
membuka pintu rumah Guild Umbrella.
"Aku pulang!!!!" ujar Kuroku.
"Selamat datang
kampret!!!", "Orang gila datang", "Kemana aja??", "Selamat datang di
rumah", sepintas Kuroku mendengar kata-kata sambutan yang tidak asing
tersebut. Kuroku pun tersenyum, Kuroku merasakan mereka masih ada di
sini, di ruangan yang penuh Debu. Kuroku menyentuh meja di dalam ruangan
tersebut, penduduk kota Mneme pun mulai masuk ke dalam rumah Guild
Umbrella. Mereka mulai membantu membersihkan ruangan Guild bersama
Kuroku.
"Lihat wajah-wajah
penduduk ini, mereka terlihat bahagia berkat kalian." Kuroku bergumam di
depan meja biasanya ketua guild duduk.
Kamar-kamar yang ada di
rumah Guild tersebut, Kuroku masuki satu persatu. Ada yang berantakan,
ada yang seperti kapal pecah, semua susunan barang tersebut adalah
susunan terakhir sebelum mereka berangkat perang dulu. Kenangan-kenangan
yang muncul membawanya seperti mereka semua masih hidup. Mata kuroku
berkaca-kaca. Ia pun menarik nafas dalam dalam dan menghembuskan secara
perlahan.
Comment Now
0 comments
Please wait....
Disqus comment box is being loaded