Book 11 - 15

Font Size :
Dark Mode
Reset Mode
"Zyna!!!!!" suara yang keras memanggilnya.
Di balik kericuhan perang melawan perompak, Zyna melihat seseorang yang telah merawatnya selama ini dalam keadaan yang sangat menyedihkan. Kemudian Zyna melihat isi tiap penjara, semua adalah ras Lycanthrope tergeletak lemas dengan badan penuh luka.
"Kakak Ken...?" Zyna dengan nada sedih dan tak mampu menahan air matanya.
"Zyna... Bunuhlah kami." pinta Ken.
Semua kawanan prompak di benteng tersebut telah mati, Zyna membuka semua pintu penjara tersebut.
"Tidak!!" Zyna meneteskan air matanya.
Zyna pun berteriak sekuat tenaganya, suara teriakan Zyna membuat semua hewan buas berdatangan, hingga macan putih pun hadir.
"Aku mohon Zyna, kamu adalah wanita terkuat di antara kami. Kamu adalah manusia yang kami besarkan, kamu sudah tumbuh dewasa sekarang, melihatmu pun kami sudah bahagia." Ken dengan nada terbata-bata dan tersenyum menutupi rasa sakitnya.
Sihir penerangan mulai Zyna gunakan, semua penjara tersebut berisi akan Ras Lycanthrope. Mereka dalam keadaan kritis dan ada pula yang sudah menjadi mayat.
"Aku tidak bisa kak melakukannya kak Ken," Zyna mendekati Ken dan berlutut di depan Ken.
"Zyna ingat, jika seorang Lycanthrope sudah mencicipi darah manusia apa yang terjadi?" ujar Ken.
"...................."Zyna pun mencoba menikam rantai yang membelenggu tubuh Ken.
Tapi Ken malah melindungi rantai sihir tersebut dengan tangannya. Hingga belati tadi menancap di tangan Ken.
"Kak..." Zyna meluapkan tangisnya di depan Ken.
"Zyna... Kami mohon." ujar suara dari anggota Lycanthrope yang ada di penjara.
Tidak lama taring mereka memanjang, bulan mulai terlihat. Ken pun berdiri menatap Zyna.
"Kami akan menyerang manusia, jadi bunuhlah kami, jika tidak kami bisa menyerangmu juga Zyna. Ambillah anak panahmu." ujar Ken.
Zyna pun berlari meninggalkan penjara tersebut, ia memunguti anak panah yang ada di luar. Setelah mendapatkan anak panah tersebut, Zyna pun kembali ke penjara tempat Ras Lycanthrope berada. Zyna membuka semua pintu dan mengikat mereka di setiap tiang yang terbuat dari perak yang membuat kekuatan Lycanthrope sedikit melemah. Zyna tidak berbicara sedikitpun, membawa semua keluarganya keluar dari penjara dan mengikatnya.
Setelah mengikat mereka di tiang, perubahan ras Lycanthrope melambat. Kaki mereka sudah mulai berlubah, namun kesadaran mereka masih ada. Zyna menyalakan api untuk menerangi sekitar. Zyna pun mengambil air bersih dan ia isikan ke dalam dua ember yang ia temukan di sekitar penjara. Anak panah tadi pun ia bersihkan dari bekas darah dan ia letakkan ke ember kedua yang berisi air bersih juga. Tangan Zyna mengambil sebuah kain dari kantong kecil yang ada di pinggangnya dan ia ikatkan ke kepalanya.
"Zyna hiduplah kembali ke ras mu." ujar Ken.
"Zyna jadilah wanita yang kuat yah..." Emely tersenyum.
"Zyna pilih laki-laki yang baik, jangan sembarangan seperti aku. Hehe..." Tom tersenyum sambil meneteskan air mata.
"Raihlah kebahagiaanmu Zyna." ujar Lein teman dekat Zyna.
"Cari teman yang banyak Zyna, anggaplah mereka adalah keluargamu sendiri." Evin dengan sisa tenaganya.
"Jangan sering sering menangis yah Zyna..." ujar Xa tak mampu menahan air matanya.
"Sekali-kali pulang lah, ibumu menunggu di gunung taring." ujar Ramos, paman dekat rumah Zyna.
Masing-masing menyampakaikan pesan mereka kepada Zyna, Zyna menguatkan hatinya, dan ia harus menjadi orang yang bijak, jangan sampai kelemahanya menjadikan dirinya tidak bijak.
"LYCANTHROPE RO MANYA!!!!!!" artinya untuk Kesucian dan kehormatan Lycanthrope.
"RONKON SOJO!!!!!" balas semua ras Lycanthrope.
Zyna pun mulai menarik busur dengan anak panahnya dan mengeksekusi satu persatu anggota keluarganya itu. Setiap gerakan yang ia lakukan seperti dikuliti hidup-hidup, Zyna langsung menembakan anak panahnya di jantung setiap keluarganya di tempat tersebut. Semua hewan buas yang ada pun meraung, menandakan ke sedihan mereka. Air mata Zyna menetes tanpa henti. Setelah selesai Zyna pun mengambil gelang yang terikat dipergelangan tangan keluarganya.
Setiap melepas gelang tersebut, ingatan-ingatan masa kecil Zyna bersama mereka terlintas satu persatu. Kemudian Zyna membakar mayat mereka. Zyna tidak mau berlama-lama berada disana, karena rasanya sangat menyakitkan. Zyna berjalan kembali ke desa Elim dengan sisa tenaga dan rasa pedih yang menyelimutinya. Keesokan paginya Zyna tiba di desa Elim, dan ia melaporkan bahwa semua perompak telah di musnahkan. Zyna dengan penuh senyum dan sangat ceria menutupi sakit yang ia derita. Zyna tidak ingin berlama-lama ia pun langsung menuju Guild Umbrella di kota Mneme tanpa beristirahat.
Setelah dua hari perjalanan terus menerus, Zyna datang dan melapor bahwa Quest sudah ia laksanakan. Zyna pun langsung menuju kamarnya. Intt melihat ada yang salah dengan temannya, ia pun masuk ke dalam kamar Zyna. Di sana Intt melihat Zyna yang duduk di pojok kasurnya dengan tubuh gemetar, Intt menghampirinya kemudian memeluk Zyna. Zyna memeluk Intt sangat erat, suasana menjadi sangat hening.
"Zyna.. Ada apa?" tanya Intt dengan nada pelan.
Tiba-tiba Zyna pun menangis.
"Intt.. Aku membunuh keluargaku." Zyna sambil menangis dan menatap wajah Intt.
"Menangislah, aku tahu semua pasti ada alasanya dan aku percaya kamu melakukanya bukan atas kehendakmu sendiri." Intt dengan nada lirih.
Anggota Umbrella yang lain mendengar dari belakang pintu kamar Zyna.
"Maafkan aku, maafkan aku, maaf..." Zyna mengulanginya berkali-kali sambil terus meneteskan air matanya.
Zyna terus menangis dalam pelukan Intt. Intt sambil mengusap rambut Zyna mencoba menenangkannya. Semua orang yang mendengar tangisan Zyna mengerti apa yang telah ia alami. Hiroki pun pergi ke dapur, mulai memasak, karena memang yang dapat ia lakukan untuk menghibur temannya dengan cara memasak.
Cadfael dan Ghost Girl adalah teman dari kecil. Mereka dididik dibawah pasukan khusus kerajaan Eos. Semenjak kecil mereka hanya diajarkan teknik-teknik membunuh. Dalam kerajaan Eos mereka disebut Erase. Setelah kematian raja Eos IV, kini dinobatkanlah putra mahkota bernama Uruk. Ia diberi gelar King Of Uruk Alexandros V. Setelah penobatanya, ia pun mulai merubah susunan para pejabat dalam tubuh pemerintahan. Orang-orang yang menentang perintahnya tidak segan-segan ia untuk membunuh mereka. Walau terjadi pergolakan di dalam tubuh pemerintah, masyarakat tidak ada yang tahu akan hal tersebut.
Dari para Erase, Cadfael dan Ghost girl adalah yang terbaik dari yang terbaik. Mereka mampu membunuh musuh dalam hitungan detik. Raja Uruk pun mulai memerintahkan Erase untuk mengawasi para bangsawan serta ketua guild. Yang mengejutkan bahwa sang raja mengeluarkan perintah untuk menekan populasi para ras, kecuali manusia, yang dilakukan secara rahasia. Awalnya banyak yang menentang akan keputusan raja tersebut, namun dengan kekuasaanya hal tersebut dapat diatasi oleh Erase atas perintah Raja Uruk.
Shiro dan Yuke pun pulang dan tiba di kota Ignea. Mereka membeli beberapa perlengkapan dan mencari berita terbaru apa yang sedang terjadi. Yuke sekarang lebih banyak diam karena ia memikirkan tentang apa yang telah dilakukan Shiro terhadap dirinya. Setelah membeli beberapa keperluan, Shiro dan Yuke pulang dengan perencanaan anak-anak akan di bawa ke guild Umbrella. Karena Guild Umbrella juga menampung anak korban perang lewat Informasi yang mereka dapatkan di pasar Ignea.
Karena informasi sekecil apapun di pasar sangat mudah untuk mencarinya. Kerajaan Eos mulai melakukan kebijakan perekonomian dan memperketat penjagaan di perbatasan, serta keluar masuk orang-orang yang melintasi perbatasan. Erase kini mengambil peran penting menggantikan Paladin untuk menjaga keluarga kerajaan. Karena Erase berhubungan langsung dengan raja, maka raja dapat dengan mudah menghubungi mereka tanpa perantara.
Raja pun mengganti nama pasukan khusus Erase menjadi Xiel. Kemudian raja Uruk menambahkan beberapa wewenang dan memasukkan dalam struktur militer kerajaan. Kini raja dikelilingi oleh orang-orang Xiel daripada para Paladin. Paladin sekarang bertugas untuk menjaga tiap pintu istana. Dalam kebijakannya anggota Xiel disisipkan kedalam berbagai kesatuan militer sebagai mata-mata. Anggota Xiel juga berbaur dengan masyarakat di kota Ignea untuk menyelidiki apabila ada pemberontak di dalam kerajaan.
Cadfael bersama Ghostgirl dipanggil oleh Raja Uruk untuk segara menghadap. Dalam rapat terbatas tersebut, sang raja meminta Xiel untuk menyelidiki Kota Mneme satu-satunya kota yang diperintah oleh guild karena mendapat otonomi khusus saat raja Alexandros IV.
Di Guild Umbrella, Zyna menceritakan apa yang terjadi. Intt mendengarkan semua apa yang diceritakan oleh Zyna. Intt tidak dapat berkomentar sedikitpun ia hanya bisa menjadi pendengar yang baik untuk Zyna. Zyna pun meminta ijin untuk pulang ke desanya ditemani oleh Intt.
Beberapa hari kemudian Yuke dan Shiro tiba di rumah mereka.
"Tumben sepi." ujar Shiro kepada Yuke yang berjalan di sebelahnya.
"Kenapa Shiro?" sahut Yuke.
"Biasanya saat aku pulang mereka akan datang menyambutku." Shiro sambil membuka pintu rumah.
Pintu pun terbuka dengan lebar, Shiro dan Yuke melihat darah dimana-mana. Shiro dan Yuke tersentak lalu bergegas masuk. Shiro memanggil nama-nama anak asuhannya, namun yang ia temui adalah mayat-mayat anak asuhannya dan potongan-potongan tubuh. Air mata Shiro pun menetes tak kuasa menahan tangisnya.
"Shiro...." panggil Yuke.
Shiro mengumpulkan mayat-mayat anak asuhannya kemudian ia susun di halaman. Yuke membantu Shiro mengangkat mayat-mayat anak asuhan Shiro.
"Aku akan menuntut balas." Shiro dengan tatapan mata tajam.
Setelah semua mayat terkumpul, Shiro mengusap kepala mereka dan menutup mata mereka yang terbuka. Shiro dibantu Yuke menggali kuburan untuk mayat-mayat anak asuhannya. Hari mulai semakin gelap, rasa lelah tidak dirasakan oleh Shiro. Ia menguburkan mayat asuhanya satu persatu dan ia berikan batu nisan yang ia ukir dengan sihir dari ujung jarinya. Kurang lebih jam satu dini hari, Shiro pun membakar rumahnya. Shiro mengajak Yuke untuk pergi ke Guild Umbrella.
Dalam perjalanan Shiro tertidur dalam kereta kuda karena kelelahan.
"Dia menyimpan kesediahannya sendiri." Yuke sambil melihat Shiro tertidur.
Keesokan paginya mereka pun tiba di kota Mneme. Yuke dan Shiro menghadap ketua Guild Umbrella, mereka pun disambut dengan hangat.
"Intt dan Zyna mau berangkat?" tanya Hiroki.
"Iya, kami akan berangkat teman-teman." balas Intt sambil tersenyum.
Intt melihat Shiro mereka saling bertemu pandang.
"Syoga?" Intt dengan nada serius.
"Liecester dan Sheapin." balas Shiro.
"Ada apa ini, apakah kalian saling kenal?" tanya Kuroku.
"Setidaknya sebagai pemilik codex," Zyna tersenyum ramah.
Shiro agak merasa gelisah di dalam ruangan guild ini.
"Shiro apa kau merasakanya?" tanya Yuke berbisik ke Shiro.
"Ya, ini adalah mistres." Shiro melihat ke atas tangga.
"Tunggu dulu maksudmu mistres?" Intt menjadi penasaran.
Percakapan mereka pun berubah menjadi sangat serius. Shiro beralan menaiki anak tangga, Shiro pun melihat Vivid yang tertidur.
"Tunggu, apa yang kamu lakukan Shiro?" tanya Kuroku.
"Kuro, biarkan Shiro" ujar Intt.
"Baiklah," Kuroku mundur lalu mengamati gerak-gerik Shiro.
Shiro mengamati aura yang mengelilingi Vivid.
"Apa maksud kalian mistres?" tanya Kuroku penasaran.
"Mistres adalah salah satu kepribadian yang terpecah. Pada umumnya kita mengenal manusia memiliki sifat baik dan jahat, dan mistres itu adalah kemunculan dari kejahatan atau kebaikan dari seseorang yang tidak sengaja mengeluarkan mistres." penjelasan singkat Yuke.
"Namun mistres juga yang aku ketahui adalah kepribadian yang bertolak belakang dengan sifat dasarnya, saat jiwa seorang penyihir disegel dengan waktu lama, maka mistres akan terlahir." tambah Intt.
"Para pengguna codex, aku pengguna Syoga Codex, Kanzaki Shiro, dengan ini aku minta bantuan kalian dan Intt apa yang kau ketahui tentang Anima dan Mistik menurut codex Sherphin?" tanya Shiro.
Intt terdiam sebentar.
"Zyna, kalo menurut codexmu? Dan Yuke menurut penglihatanmu? Beri tahu aku. Dan Intt?" Shirou duduk di sebuah bangku yang ada di dalam kamar tempat Vivid beraring.
"Anima adalah tubuh dari Psikis." ujar Intt.
"Anima adalah energi yang menggerakan tubuh, banyak nama tentang Anima." Zyna dengan raut wajah serius.
"Anima juga bisa disebut dengan 'Ki', ada juga yang menyebutnya tenaga dalam. Jika digabungkan Anima dan Psikis sama saja kinerja luar dan dalam manusia." ujar Yuke.
Hiroki melihat teman-temannya sangat serius, ia pun turun ke bawah dan menuju dapur untuk membuat cemilan dan teh hangat. Kuroku mengambilkan tempat duduk untuk Zyna, Intt, dan Yuke. Kuroku menyimak semua pembicaraan mereka.
"Wajar codex kalian tidak menjelaskan lebih jauh tentang Anima dan Psikis." ujar Shiro.
"Begitulah," ujar Intt.
"Baik, melihat kondisi dari vivid, aura psikisnya kosong, sedangkan aura animanya masih ada. Aku tadi sudah mencoba menghubungkan anima dan psikisnya, kini psikis Vivid sudah ada walau sangat sedikit atau lemah," Shiro menatap Vivid.
"Jadi apakah ada cara?" tanya Hiroki.
"Ada, tapi hanya pengguna codex Syoga." balas Zyna.
"Begini, aku akan mulai dari Energi atau Aura Mistis yang menggerakan manusia dan mahluk hidup yang pada umumnya disebut Roh. Roh punya dua energi yang berbeda dan itu disebut Psikis dan Anima. Psikis adalah energi yang menggerakan pikiran, dalam artian psikis juga mempengaruhi penggunaan sihir orang tersebut." Shiro dengan raut wajah menyakinkan.
"Berarti Anima adalah energi yang menggerakan tubuh, dan orang orang menyebutnya dengan tenaga dalam. Itu benar kan?" Kuroku dengan nada serius.
"Benar sekali... Tunggu dlu berarti saat orang kehilangan kesadarannya, dia tidak bisa lagi bergerak tapi pikiranya masih utuh?" Zyna mengerti maksud Shiro.
"Berarti dalam keadaan tidak sadarkan diri itu berarti Anima dan Psikis itu terpisah?" Intt menerima cangkir teh dan piring cemilan dari Hiroki begitu juga yang lain.
"Ya, dalam kata lain psikis dan anima keluar dari tubuh dan terjebak dalam kegelapan." Yuke menggaruk kepalanya.
"Dalam kasus ini, Vivid kehilangan psikisnya?" balas Intt sambil melihat ke arah Shiro yang menyimak dan membenarkan pembicaraan.
"Betul sekali Intt, tahu kenapa? Itu karena informasi yang mengalir dalam tubuh, yang merasakan cahaya kehidupan tidak stabil. Bahayanya dalam kondisi sekarang nyawa vivid tinggal 13 jam, karena pemecahan anima dan psikisnya sudah terjadi." Shiro menjelaskan kembali.
"Proses ini disebut dengan Pemecahan Anima." sahut Yuke.
"Apa dalam codex Sherapin ini disebut Revive, Lost Ark Sherapin?" Intt terkejut.
"Betul, revive adalah lost ark dari codex Sherapin milikmu." Shiro tersenyum.
"Jadi bagaimana dalam kasus ini?" Kuroku penasaran.
"Revive adalah teknik sihir terlarang makanya digolongkan sebagai Lost Ark. Dan sihir ini berfungsi sebagai sihir pembangkit. Jadi saat ada orang yang sekarat, pemecahan anima bisa dihentikan, dan orang itu dipastikan akan hidup. Proses perpecahan anima itu saat psikis dan anima keluar dari tubuh dan pecah di udara dengan lost ark revive, anima dan psikis yang terpecah tadi bisa direkonstruksi ulang. Dan informasi yang dibutuhkan untuk proses rekonstruksi berasal dari sisa-sisa di tubuh orang yang koma itu. Untuk mempercepat maka lost ark revive memberikan energi anima dan psikisnya kepada orang yang mengalami koma untuk merekontruksi ulang anima dan Psisikis yang hilang." Shiro bangkit dari tempat duduknya.
"Kenapa tidak digunakan saja lost ark revive?" ujar Kuroku.
Zyna pun menoleh ke arah Kuroku.
"Kamu tahu kenapa disebut Lost Ark?" tanya Zyna.
"Maaf aku tidak tahu." balas Kuroku.
"Jika Intt menggunakan lost ark revivenya, itu akan memperpendek usianya dan ia sudah menggunakan satu kali lost ark kepada Vivid." ujar Zyna.
"Intt benarkah?" tanya Hiroki.
"Betul Hiroki, aku tidak tahan saat melihat kesedihan yang dialami Kuroku. Jadi, aku menggunakan lost ark milikku." ujar Intt.
"Intt, gunakan lost ark revive." pinta Shiro.
"Yang benar saja?!" Zyna protes.
"Dengar baik-baik Intt, Esika era mora itu adalah Lost Ark Revive kan?" Shiro dengan nada menyakinkan.
"Kau pastinya pengguna Syoga?" ujar Intt.
Zyna terkejut dengan kata-kata yang keluar dari mulut intt.
"Shiro kamu,,, pemilik codex syoga?" Zyna merasa tidak percaya.
"Ya, dan aku lanjutkan Esika Era Mora, Ilya imatia, ikasa tora, Ilya!!" Shiro melengkapi mantra revive.
Yuke dan Zyna bangkit dari tepat duduknya, Yuke pun mengambil belatinya dan menggoreskan kepada telunjuknya, kemudian ia menggambar hexagram dan pentagram pada dada Vivid.
"Itu benar, Lost Ark Revive." Zyna melihat pentagram dan hexagram.
"Kau tidak akan kehilangan umurmu." Shiro dengan nada mantap.
"Baiklah." ujar Intt.
Intt pun berdiri dan melihat pentagram yang digambar dengan darah oleh Yuke, dan ia pun mengeluarkan tongkatnya, dan ia hentakan ke lantai, hingga ruangan menjadi dingin.
"Semua mundur." pinta Yuke.
"Esika Era Mora, Ilya Imatia, Ikasa Tora, Ilya!!" Intt mengucapkan mantra lost ark revive.
Semua orang di ruangan tersebut melihat kepingan ingatan dari Vivid. Kuroku menyadari ternayta dia telah jatuh cinta dengan mistres Vivid. Tulisan-tulisan mantra mulai terlihat di udara, tubuh Intt dan Vivid diselimuti aura keemasan.
"Bawa Vivid ke halaman bekalang, cepat." perintah Intt.
Lost Ark Sherapin pun telah di gunakan, Kuroku menggendong tubuh Vivid dan membawanya ke belakang rumah guild umbrella. Vivid pun diletakan di atas rumput. Tulisan pentagram di dada Vivid pun memudar dan kini di tempat Vivid berbaring, terlihat Hexagram dan Pentagram.
"Zyna giliran mu." ujar Shiro.
"Aku mengerti." balas Zyna.
Zyna menancapkan busur panahnya di setiap ujung pentagram.
"Apa yang dilakukan Zyna?" tanya Kuroku.
"Itu mengunci pentagram." sahut Yuke.
"Astaga, apakah ini kekuatan pemegang codex? Mereka mampu membuat aturan baru dalam kehidupan." gumam Hiroki dalam hatinya.
Zyna pun telah selesai mengunci pentagram dan hexagram.
"Ronkon Soujou!!!" Zyna dengan nada lantang.
Anak panah yang ia gunakan mengunci pentagram dan hexagram tersebut menyala. Shiro melihat ke arah Yuke, Yuke mengerti apa yang hendak dilakukan Shiro.
"Jangan berhenti Zyna dan Intt." pinta Yuke.
"Baik." Zyna dan Intt dengan nada serentak.
Shiro menghentakan tongkatnya dan aura api mengelilingi tubuhnya.
"Xalia, evertia, kasifika, elmora, estonia, bikania, zakiel!!!!!!" Shiro menggunakan lost ark Syoga.
"Ilya, kami estia!!!" Yuke memberikan energinya kepada Vivid.
Lost ark Dark Soul pun telah digunakan. Tulisan mantra-mantra yang terlukis di udara Yuke baca, dan kemudian Yuke mendekat ke telinga Vivid lalu ia membisikkan kata-kata itu. Vivid pun terbangun dengan cara terkejut.
"Berhasil!!" ujar Shiro.
Vivid melihat ke kiri dan ke kanannya, ia merasakan kekuatanya kembali.
"Yuke sekarang!!" Shiro memberikan aba-aba.
"Viel kasa emerta!!" Yuke menahan Vivid dengan kekuatan dari mantranya.
"Shiro apa yang kamu lakukan?!" tanya Kuroku.
"Lihat saja nanti." ujar Shiro.
Raut wajah Vivid berubah marah.
"Aku akan menghancurkan dunia ini." Vivid dengan nada tajam.
"Bagaimana caranya sedangkan tubuhmu masih terbelenggu?" Shiro dengan nada santai.
"Kurang ajar, kalian membangkitkanku tapi kalian membelengguku." Vivid dengan nada marah.
"Penyihir api, Elvasa, kami bisa saja menyegelmu lebih kuat lagi, karena ada 3 pengguna Codex di sini. Dan seorang pengguna God Eyes. Sekarang apa kau masih mau melawan?" ancam Shiro.
Semua orang di sana terdiam.
"Kau mengetahui namaku yang sebenarnya, jangan-jangan kau.... Kanzaki!!!" Vivid dengan suara lantang.
"Oh... mulutmu masih busuk saat memanggil nama orang lain hah?" balas Shiro.
"Kau!!!! Aku pastikan kau akan ku bunuh dengan tanganku sendiri!! Lepaskan ikatanku!!" Vivid meronta.
"DIAM!!!!!!!!" bentak Shiro.
Saat shiro membentak semua orang terkejut, tatapan Shiro berubah menjadi tatapan membunuh.
"Atas nama Umbrella Guild, guild kuno yang mewarisi 4 Soul Asgard, atas nama Edvasa, sebagai anggota guild Umbrella, dengan peraturan yang dilindungi Vahalla, aku memberikan kontrak kepada penyihir bergelar Elvasa, atas namaku sebagai pemilik gelar Edvasa, Vivid Elvasa harus tunduk kepada peraturan guild!" Shiro dengan nada lantang.
"Kau memaksaku Kanzaki Shiro Edvasa?!" Vivid mengeluarkan keringat dingin.
"Atau kau akan mati selamanya?" Ancam Shiro lagi.
"Keh................." Vivid terdiam.
"SETUJU ATAU TIDAK HAH!!!" bentak Shiro kembali.
".....Aku setuju." dengan suara kecil.
"Aku tidak dengar!!" ujar Shiro.
"AKU SETUJU!!!" balas Vivid.
Sihir kontrak pun terbuat, dengan sihir kontrak Umbrella.
"Dia menggunakan sihir kontrak." ujar Kuroku dalam hati.
"Kuroku" panggil Shiro.
"Ya?" sahut Kuroku.
"Lanjutkan, karena kau ketua guild Umbrella." Shiro tersenyum.
Kuroku pun berjalan menghampiri Vivid, kenangan-kenangan itu pun terlintas kembali.
"Walau yang aku temui adalah mistres dari mu, tentu saja itu berbeda dengan dirimu yang sekarang. Vivid yang dulu sudah tiada. Vivid Elvasa aku Ketua guild Umbrella, menyetujui Kontrak ini. Dan... JADILAH SEORANG MANUSIA!!!" Kuroku dengan nada tegas.
Hati Vivid tersentuh saat ia mendengar kata "Jadilah Seorang Manusia". Vivid teringat apa yang selama ini ia lakukan. Sihir belenggu milik Yuke pun menghilang, Vivid melihat kedua telapak tanganya.
"Dengan tangan ini aku banyak menghilangkan nyawa? Benarkah ini aku?" Vivid dengan nada sendu.
"................." semua orang terdiam.
"Dengan tangan ini, sihir ini, aku merampas kebahagian dan hidup mereka." Vivid menangis.
"Jadilah seorang manusia" ujar Kuroku.
"Aku membunuh saudara dan keluarga serta guruku sendiri."
"Jadilah manusia, Vivid." Yuke tersenyum.
"Tapi aku, apakah aku masih bisa diampuni?"
Mulai sekarang, jadilah manusia yang baik." Zyna tersenyum.
"Tapi bahkan, tanganku ini, aku sudah membunuh 10 penyihir suci, termasuk ayahmu Shiro." Vivid menengok ke arah Shiro.
"Aku ampuni, dan jadilah manusia yang baik Vivid." Shiro tersenyum.
"Dengan tangan ini aku membuat berbagai macam dosa."
"Jadilah manusia yang baik mulai sekarang." sahut Hiroki dengan senyum.
"Aku manusia kan? Sungguh?" tanya Vivid.
"Manusia bisa berbuat salah, ia memaafkan, manusia bisa menangis, manusia bisa tersenyum, manusia memiliki rasa penyesalan, karena Vivid Elvasa adalah manusia. Kau menjadi keluarga kami mulai sekarang." Kuroku tersenyum.
Setelah kejadian tersebut, Vivid lebih banyak menghabiskan waktunya dalam dojo guild Umbrella. Ia selalu melakukan meditasi, tindakannya tersebut menggambarkan akan penyesalannya selama ini.
"Nii san!!!" panggil Shiro.
"Ada apa Shiro?" Yuke sedang bersantai di lobi guild.
"Sepertinya aku akan mengambil quest." Shiro menunjukkan lembaran questnya.
"Alvater?" tanya Yuke.
"Ya, Kota Alvater, kota yang di kelilingi oleh laut." Shiro tersenyum.
"Kamu terlihat bersemangat Shiro," Yuke meminum bir miliknya.
"Soalnya... Sudah saatnya, ada seseorang yang ingin aku temui di sana. Kebetulan kotanya sama dengan quest ini." ujar Shiro.
"Kapan berangkat?" tanya Yuke.
"Nanti sore." Shiro meninggalkan Yuke.
Yuke pun berfikir untuk mengambil quest. Yuke berjalan meninggalkan mejanya dan melihat lembaran quest yang ada di papan quest guild.
"Ketua, quest yang makai otot apa?" Yuke menoleh ke meja bartender.
"Menolong petani." balas Kuroku.
"Kau pasti bercanda." balas Yuke dengan nada bercanda sedikit kesal.
"Ambil quest Sucubus aja." Hiroki berbisik dari jauh.
"Sucubus?" balas Yuke.
"Yo... Sucubus" sahut Hiroki.
"Sucubus neee?" Yuke dengan wajah memerah.
"Sucubus!!" Hiroki merangkul Yuke.
"Entah kenapa aku melihat dua laki-laki jones dan bodoh di sini." gumam Kuroku.
Hiroki dan Yuke pun menoleh kepada Kuroku.
"Sucubus!!!" Yuke dan Hiroki serempak.
"Ini quest sucubus, jangan mati lemas kalian dan jangan lupa pulang." Kuroku dengan berat hati memberikan lembaran quest Sucubus itu.
Setelah Intt dan Zyna bersiap-siap untuk ke gunung serigala, Zyna mengadakan ritual suci agar mereka di lindungi. Di depan rumah guild, Zyna mulai merapal mantranya.
"Prajanaparamita hrdayam sutra, om mano bhagavatyai arya prajanaparamitayai, arya avalokitesvaro bodhisattvo gambhiram, prajanaparamita caryam Caramano vyavalokayati sma." dengan nada yang sangat menyentuh.
Penduduk di sekitar rumah guild Umbrella mendengar Zyna yang merapal mantra. Penduduk tidak mengerti Zyna menggunakan bahasa apa dalam mantranya, namun itu terdengar seperti sebuah alunan musik yang menenangkan hati. Setiap mantra yang dirapalkan Zyna membuat hati pendengarnya menjadi tenang.
"Panca-skandhas tams ca svabhava sunyan pasyati sma. iha sariputra rupam sunyata sunyataiva rupam, rupan na prthak sunyata sunyataya na prthag rupam, yad rupam sa sunyata ya sunyata tad rupam. evam eva vedana samjna samskara vijnanam." Zyna terus merapal mantranya.
Intt mengambil seruling dari tas miliknya, karena Intt mengerti setiap alunan mantra Zyna. Intt mulai meniup serulingnya hingga susana semaking hangat. Zyna pun selesai, merapal mantranya.
"Ayo kak Intt kita berangkat." ajak Zyna.
"Oke, ayo kita berangkat." balas Intt.
"Kak Intt nanti kalau aku merapal mantra jangan ajak aku bicara yah." Zyna meminta kepada Intt.
"Roger, hehe. Tapi boleh kan aku mengiringi dengan alat musikku?" tanya Intt dengan senyum manjanya.
"Boleh banget, seperti tadi sangat enak alunanya." Zyna tertawa kecil.
Mereka pun pergi meninggalkan rumah guild Umbrella.
Nb :
Mantra yang diucapkan oleh Zyna
Cadfael memerintahkan Dark Ruby untuk mengikuti Zyna dan Intt, sedangkan Yuke dan Hiroku dimata-matai oleh Ghost Girl, Cadfael tetap tinggal dengan menyamar membuka toko roti yang tidak jauh dari rumah guild Umbrella. Setiap gerak-gerik Umbrella dilaporkan langsung ke raja Eos.
Umbrella saat ini dianggap sebagai guild yang berpontesi melakukan pemberontakan, ditambah rakyat kota Mneme sangat menyayangi Umbrella. Mereka adalah pelindung kota Mneme, kebijakan yang diambil untuk warga pun tidak memberatkan.
"Intt..." panggil Zyna.
"Ada apa Zyna?" balas Intt dengan nada santai.
"Sepertinya ini takdir." Zyna tersenyum simpul.
"Maksudnya?" Intt masih belum paham.
"Itu, pengguna codex di guild kita ada 3 orang," Zyna tersenyum.
"Nanti aja kita bicarakan, di sini banyak orang yang mendengar." tegur Intt pelan.
"Oke deh," Zyna pun melihat ke sisi kanan.
Perjalanan Yuke dan Hiroki diliputi dengan pemikiran mesum mereka. Mereka tidak menaiki kereta kuda karena menuju tempat sucubus itu harus ditempuh dengan berjalan kaki.
"Wanita sekseh montok." ujar Hiroki.
"Kulit bersih, wajah cantik." balas Yuke.
Mereka berdua terlihat sangat senang, orang-orang yang turut mendaki gunung bersama Yuke serta Hiroki tidak habis pikir melihat tingkah mereka berdua. Mereka terlihat biasa biasa saja, tidak ada rasa lelahnya.
Kapal pun sudah siap untuk berangkat, Shiro bergegas naik ke atas kapal. Suara burung pelikan terdengar dengan jelas.
"Sudah lima tahun aku tidak ke Alvater, aku harap dia di sana baik-baik saja." dalam hati Shiro sambil melihat pemandangan laut.
Yuke dan Hiroku pun tiba di hutan Valdanir, hutan yang dipenuhi dengan rawa-rawa dan monster yang buas.
"Yuke gimana?' tanya Hiroki.
"Tunggu." Yuke menggunakan god eyesnya untuk mencari pintu masuk ke Dream Land.
Dream Land adalah sebutan untuk wilayah kekuasaan sucubus.
"Aku menemukan jalanya, ayo masuk." ajak Yuke sambil melepaskan pedang dari tempatnya.
"Sepertinya kita akan berpesta. Demi sucubus. Hehehe..." ujar Hiroki.
"Hemm! Demi sucubus!" sahut Yuke.
Baru saja berlari dua puluh meter, mereka sudah dihadang Chimera. Orang-orang yang berkemah tidak jauh dari hutan Valdanir mendengar suara teriakan dua orang laki laki, dan suara binatang buas, mereka ketakutan karena suara tersebut terdengar sangat menyakitkan.
"Menarik!! Olah raga sebelum ketemu dengan sucubus chan." Hiroki dengan semangat berapi-api.
"Setidaknya kita tidak akan perjaka lagi." Yuke sambil tertawa kecil.
"Kau bercanda." sahut Hiroki.
Binatang buas di hutan Valdanir ketakutan dengan sosok Hiroki dan Yuke. Mereka enggan untuk mendekati kedua manusia tersebut, karena para chimera menyebut Hiroki dan Yuke adalah monster sesungguhnya. Ratusan Chimera mereka bantai dengan sadis. Mereka pun memutuskan untuk istirahat dengan berjaga secara bergantian setiap lima jam sekali. Api dinyalakan sebagai tanda ada manusia dan sedang beristirahat. Para chimera kehilangan nafsu memburu Yuke dan Hiroki.
Keesokan paginya, Hiroki dan Yuke melanjutkan perjalanan. Saat berjalan Yuke melihat sebuah buku tertempel di pohon, dilindungi oleh akar-akar tebal.
"Sedang apa Yuke?" tanya Hiroki.
"Tunggu sebentar," pinta Yuke sambil mengambil belatinya.
Ia memotong akar-akar tebal dan lembut seperti busa tersebut. Ia pun mengambil buku yang ada di pohon tersebut dan mulai membersihkan sampulnya.
"Ini, Melleous Maleficarum." ujar Yuke dengan mata berbinar-binar.
"Melleous Maleficarum?" Hiroki bingung.
"Ini kitab suci para sucubus." ujar Yuke.
"Kita bahas sambil berjalan saja." balas sambil jalan pinta Hiroki.
"Baiklah," Yuke menyarungkan belatinya lagi.
Buku Melleous Maleficarum adalah kitab suci kaum Incubus dan Sucubus. Dalam buku tersebut menceritakan tentang sejarah Incubus dan Sucubus.
"Jadi apa isinya?" tanya Hiroki.
"Kalsu bagi manusia, isi kitab suci Melleous Maleficarum adalah petunjuk hubungan badan wanita dan laki laki." jelas Yuke singkat.
"Mana-mana?" Hiroki mencoba melihat isi buku itu.
"Gimana?" tanya Yuke.
"Aku tidak bisa membaca hurufnya." balas Hiroki kecewa.
Tidak terasa mereka pun tiba di kota Vanalis. Mereka menemukan sebuah kota yang besar dan sebagian besar semuanya wanita. Hiroki dan Yuke bersifat normal seperti orang-orang pada umumnya. Semua mata memperhatikan Hiroki dan Yuke dengan tatapan nafsu. Beberapa wanita cantik sudah mulai menunjukan gelagat godaan kepada Yuke dan Hiroki.
"Maaf nona," sapa Yuke kepada pedagang buah.
"Ada apa tuan?" tanya wanita tersebut.
"Penginapan dimana ya?" tanya Yuke sambil tersenyum.
"Di depan jalan ini, ada rumah besar di sana penginapan." wanita tersebut dengan senyum yang ramah.
"Terima kasih." ujar Yuke.
Yuke pun berjalan diikuti Hiroki.
"Apa mereka itu Sucubus?" bisik Hiroki.
"Iya, sabar aja, kita sudah di surga." ujar Yuke.
Dalam perjalanan Hiroki dan Yuke menuju penginapan, mereka tidak melihat seorang wanita jelek satu pun. Begitu juga wanita yang sudah tua atau nenek-nenek. Semua kira-kira berkisar umur 12 tahun hingga 35 tahun. Hiroki dan Yuke pun menemukan penginapan dengan halaman ditumbuhi dengan warna-warni bunga yang harum serta tertata dengan rapi.
Share Tweet Share

Comment Now

0 comments

Please wait....
Disqus comment box is being loaded