Mirai melihat pasukan
undead yang berada di hadapan mereka semua, pergerakan mereka sangat
lambat, tapi jumlah tengkorak tengkorak hidup itu sangatlah banyak. Dan
para tentara Odea sepertinya hanya mengamati.
"Apa yang harus kita lakukan ?" dari tubuh Yuya keluar keringat dingin
"Yuya, kamu harus fokus" tegur Ken
"Tidak ada harapan untuk benteng Utara, lebih baik kalian semua mundur" Mirai
"Aku tau kau adalah
seorang onmyouji, dari status hingga wewenang di atas panglima perang,
apakah ini saran terbaik mu ?" Tanya Ken dengan emosi yang ia tahan.
"Ya ini adalah solusi yang terbaik, mundurlah ke benteng pertahanan terakhir kita" pinta Mirai
"Apa ini perintah ?" Ken dengan tatapan tajam
"Ini perintah" Mirai
"Dengar baik baik Onmyouji bodoh, aku Tanya sekali lagi apakah ini perintah ?" Ken dengan nada tegas
"Iya ini perintah, dari ku, Pimpin semua pasukan disini untuk mundur" Mirai
Seorang prajurit pun
datang melapor, dia adalah prajurit khusus untuk menyampaikan pesan,
percakapan Ken dan Mirai pun terhenti sesasaat, Ken terkejut mendengar
benteng Barat, dan Timur telah jatuh ke tangan kekaisaran Odea, dan
semuanya mundur ke benteng pertahanan naga, yaitu ibu kota kerajaan
Rising Sun.
"Kurang ajar!" Ken meluapkan emosinya menendang tong kayu di dekatnya hingga hancur
"Kamu sudah mendengar kabar ini kan, sekarang aku minta kamu Ken pimpin mereka untuk persiapan pertempuran terakhir" Mirai
"Tapi..." Ken
"Tidak ada kata tetapi,
proritas kita sekarang bukan lagi mempertahankan tanah ini, tapi
mengulur waktu agar keluarga kerajaan dapat pergi dengan selamat" Mirai
Ken mencekram kerah baju Mirai
"Aku akan mundur, sebaiknya kau ikut bersama kami" pinta Ken
"Aku tidak bisa" Mirai
"Kenapa ?" Ken
"Aku akan menahan mereka disini" Mirai
".............." Mirai
"Posisi ku adalah
pasukan garis belakang, saat pasukan garis depan mundur, maka aku
sebagai pasukan garis belakang, akan menahan musuh hingga semu prajurit
di garis depan mundur" Mirai
"Kau memerintahkan
membawa semua orang di benteng ini menuju pertahanan terakhir, berarti
kau berniat sendirian melawan mereka ?" Ken melepaskan cengkramanya
"IYa, cepat tidak ada waktu lagi" Mirai
"Sebelum aku pergi pakah ada pesan ?" Tanya Ken
Mirai mengambil belati, dan memotong rambutnya
"Aku adalah anak yatim
piatu, aku adalah seorang Onmyouji, Aku juga seorang prajurit, aku juga
manusia, tapi ada 1 hall yang ingin kau lakukan untuk ku" Mirai
memberikan rambut di tanganya kepada Ken
"Apa itu?" Ken
"buatkan aku kuburan di
tempat yang tenang dan jauh dari keramaian, kemudian rambut ini letakan
dalam liang lahat ku, sebagai ganti dari tubuh ku, itu saja" Mirai
tersenyum simpul
"Sialan!" Ken
"Pergilah" Mirai
Ken dengan emosi yang
bercampur aduk memerintahkan seluruh tentaranya untuk mundur dari
benteng Utara, seluruh prajurit pun pergi bersama ken hingga tinggal
Mirai sendirian di benteng utara. Tengkorak tengkorak itu mulai berlari
sambil mengangkat pedangnya menuju benteng pertahanan utara milik
kerajaan Rising Sun. Dengan tenang Mirai mulai merapal mantra terkuat
untuk menghancurkan seluruh pasukan undead musuh.
"palo di satva ba swatwa
paramitra charam charam, On syunyi syunya syanya, sarupam yarupam sun
sarupam, ibam iba ibana sam sara ibanya, arupana arurupa aripurna"
Aura suci terpancar dari tubuh Mirai, mirai meneteskan air matanya
"paramitha charam charam
ma no, ibya sya astrasa sunya syunyi syanya, sarupam ya rupam sunyi
sarupam ibana sansara ibayana, arupana arurupa abi ari purna, ya rupam
ya biranam ya sam sara a binatya kaya sarupam sastrasas nami chara
charana ro nabina tram, crasya trasya abina arimatram ibatram"
Pelindung suci yang tak terlihat terbentuk dengan sempurna
"kak Cha lihat itu!" Chi
Cha yang asik di layani tadi pun menghentikan permainanya, dan berdiri melihat pelindung suci tersebut
"Itu..." Cha
"Chi lihat ada orang yang menggunakan sihir suci" Chi
"Pasukan Serang!" perintah Cha
Para tentara pun
mengikuti perintah Cha dan langsung bergerak, hanya ada 1 orang di dalam
benteng seorang penyihir yang merapal mantra pelindung, Cha menyadari
penyihir itu hendak mengulur waktu, agar semua tentara tidak dapat
melewati benteng Utara, dalam hall ini cha sangat marah karena apapun
sebuah bentuk ke sucian, Cha sangat benci akan hall itu.
"Rupana sarasara
ridanam, arupana abi murka aripurna, kasna syunya arupam abinadam
asuramsara abidanam" Pelindung yang di baut Mirai semakin besar, monster
monster yang terkena langsung lenyap menjadi abu yang di tiup oleh
angin
Chi yang mlihat kekuatan
tersebut, ia pun menggunakan sihir tingkat lanjutan, dan tengkorak
tengkorak menggunakan baju jirah sihir muncul dari dalam tanah.
"Na doya na bidana
abadu, ayalyo antraman alyo nata binatram, samaya asmarta kasya paramita
smarta sabi mantra nesya ne batram karsna paramita sunya sunyi sunytram
kasrya paramita mantra, abi mantra, astra mantra, pramita mantra"
Keringat dingin keluar dari tubuh Mirai
Angin hangat pun
berhembus, tentara kekaisaran yang terkena angin hangat tersebut entah
kenapa perasaan mereka menjadi tenang, nafsu membunuh mereka menghilang
begitu saja, dan muncul akan keraguan dari tindakan mereka saat ini.
"Arsya Alodesastra
kersya charam ma no, Mitrya srasyun suunya sunyi suntram, ruparam syunya
sarupam, ya rupam sunsya sunya sarupam idana sunya samsarabidanam sarma
darma charam mudana sunya dayana sarupam, ya rupam sansunya sunya
sarupam, ibam ibadana samsara midana, iha sarma darma sunya abu parna
abi purna ari purna, kasya sunya ya rupam abidanam sam sara abidanam"
Sambil mambaca mantra
pelindung salah satu sihir kuno suci yang di turunkan dalam keluarga
secara turun temurun, ia gunakan, tehnik ini adalah tenik pengorbanan,
darah segar perlahan keluar dari mulutnya. Tapi mirai tetap merapalkan
mantra tersebut.
"Tri samtra Krista bodi
abi sadola wi ya kasra mantra abi mantra ma samatram mantra, karsya abi
nyatra paramita rum atri mantra,arya balodisatva karsya paramita charam
charam ma tri, sasvra sunya sunyi ibadi do tra, rupana sunya dayana
sarupam ya rupam nadaya sun sarupam, iwan ibwam itram arupana apimurka
adi purna"
Suara mantra dari Mirai
terdengar menggema ke telinga telinga tentara Odea yang di pimpin Cha
dan Chi. Kemudian Mirai berlutud, ia menggerakan telunjuknya seperti
orang sedang menulis di udara. Tulisan tulisan pun terbentuk dengan
warna emas. Mirai tersenyum.
"karsya paramita ara
mirya asa mantra nebanam kresya paramita sunya abi saddo iram karsya
parama mita mantra mahabi mantra, asatri astra mantra"
Mirai pun terjadi dengan nafas tersengal sengal ia melihat ke langit biru
"Kenapa pasukan kita tidak bergerak ?" Chi
"Ada apa dengan mereka ?" Cha
Saat salah seorang yang
mendekat dan melihat Mirai ia terlihat tersenyum, para tentara pun
menjatuhkan senjata mereka, dan menatap dalam dalam arti dari senyuman
dan pengorbanan dari musuh yang sudah tidak bernyawa lagi. Cha dan Chi
bergegas menuju gris depan, sedangkan tengkorak hidup pasukan Undeadnya
juga tidak bergerak dan kembali ketanah. Cha sangat marah ia menendang
tentaranya yang ada di sekitarnya sambil mengumpat kata kata kasar dan
kotor. Chi hanya mengikuti kakanya dari belakang, saat mereka tiba. Cha
dan Chi terhenti seperti tentara yang lainya.
Comment Now
0 comments
Please wait....
Disqus comment box is being loaded