Bagian 6 : Pengorbanan

Font Size :
Dark Mode
Reset Mode
Mirai melihat pasukan undead yang berada di hadapan mereka semua, pergerakan mereka sangat lambat, tapi jumlah tengkorak tengkorak hidup itu sangatlah banyak. Dan para tentara Odea sepertinya hanya mengamati.
"Apa yang harus kita lakukan ?" dari tubuh Yuya keluar keringat dingin
"Yuya, kamu harus fokus" tegur Ken
"Tidak ada harapan untuk benteng Utara, lebih baik kalian semua mundur" Mirai
"Aku tau kau adalah seorang onmyouji, dari status hingga wewenang di atas panglima perang, apakah ini saran terbaik mu ?" Tanya Ken dengan emosi yang ia tahan.
"Ya ini adalah solusi yang terbaik, mundurlah ke benteng pertahanan terakhir kita" pinta Mirai
"Apa ini perintah ?" Ken dengan tatapan tajam
"Ini perintah" Mirai
"Dengar baik baik Onmyouji bodoh, aku Tanya sekali lagi apakah ini perintah ?" Ken dengan nada tegas
"Iya ini perintah, dari ku, Pimpin semua pasukan disini untuk mundur" Mirai
Seorang prajurit pun datang melapor, dia adalah prajurit khusus untuk menyampaikan pesan, percakapan Ken dan Mirai pun terhenti sesasaat, Ken terkejut mendengar benteng Barat, dan Timur telah jatuh ke tangan kekaisaran Odea, dan semuanya mundur ke benteng pertahanan naga, yaitu ibu kota kerajaan Rising Sun.
"Kurang ajar!" Ken meluapkan emosinya menendang tong kayu di dekatnya hingga hancur
"Kamu sudah mendengar kabar ini kan, sekarang aku minta kamu Ken pimpin mereka untuk persiapan pertempuran terakhir" Mirai
"Tapi..." Ken
"Tidak ada kata tetapi, proritas kita sekarang bukan lagi mempertahankan tanah ini, tapi mengulur waktu agar keluarga kerajaan dapat pergi dengan selamat" Mirai
Ken mencekram kerah baju Mirai
"Aku akan mundur, sebaiknya kau ikut bersama kami" pinta Ken
"Aku tidak bisa" Mirai
"Kenapa ?" Ken
"Aku akan menahan mereka disini" Mirai
".............." Mirai
"Posisi ku adalah pasukan garis belakang, saat pasukan garis depan mundur, maka aku sebagai pasukan garis belakang, akan menahan musuh hingga semu prajurit di garis depan mundur" Mirai
"Kau memerintahkan membawa semua orang di benteng ini menuju pertahanan terakhir, berarti kau berniat sendirian melawan mereka ?" Ken melepaskan cengkramanya
"IYa, cepat tidak ada waktu lagi" Mirai
"Sebelum aku pergi pakah ada pesan ?" Tanya Ken
Mirai mengambil belati, dan memotong rambutnya
"Aku adalah anak yatim piatu, aku adalah seorang Onmyouji, Aku juga seorang prajurit, aku juga manusia, tapi ada 1 hall yang ingin kau lakukan untuk ku" Mirai memberikan rambut di tanganya kepada Ken
"Apa itu?" Ken
"buatkan aku kuburan di tempat yang tenang dan jauh dari keramaian, kemudian rambut ini letakan dalam liang lahat ku, sebagai ganti dari tubuh ku, itu saja" Mirai tersenyum simpul
"Sialan!" Ken
"Pergilah" Mirai
Ken dengan emosi yang bercampur aduk memerintahkan seluruh tentaranya untuk mundur dari benteng Utara, seluruh prajurit pun pergi bersama ken hingga tinggal Mirai sendirian di benteng utara. Tengkorak tengkorak itu mulai berlari sambil mengangkat pedangnya menuju benteng pertahanan utara milik kerajaan Rising Sun. Dengan tenang Mirai mulai merapal mantra terkuat untuk menghancurkan seluruh pasukan undead musuh.
"palo di satva ba swatwa paramitra charam charam, On syunyi syunya syanya, sarupam yarupam sun sarupam, ibam iba ibana sam sara ibanya, arupana arurupa aripurna"
Aura suci terpancar dari tubuh Mirai, mirai meneteskan air matanya
"paramitha charam charam ma no, ibya sya astrasa sunya syunyi syanya, sarupam ya rupam sunyi sarupam ibana sansara ibayana, arupana arurupa abi ari purna, ya rupam ya biranam ya sam sara a binatya kaya sarupam sastrasas nami chara charana ro nabina tram, crasya trasya abina arimatram ibatram"
Pelindung suci yang tak terlihat terbentuk dengan sempurna
"kak Cha lihat itu!" Chi
Cha yang asik di layani tadi pun menghentikan permainanya, dan berdiri melihat pelindung suci tersebut
"Itu..." Cha
"Chi lihat ada orang yang menggunakan sihir suci" Chi
"Pasukan Serang!" perintah Cha
Para tentara pun mengikuti perintah Cha dan langsung bergerak, hanya ada 1 orang di dalam benteng seorang penyihir yang merapal mantra pelindung, Cha menyadari penyihir itu hendak mengulur waktu, agar semua tentara tidak dapat melewati benteng Utara, dalam hall ini cha sangat marah karena apapun sebuah bentuk ke sucian, Cha sangat benci akan hall itu.
"Rupana sarasara ridanam, arupana abi murka aripurna, kasna syunya arupam abinadam asuramsara abidanam" Pelindung yang di baut Mirai semakin besar, monster monster yang terkena langsung lenyap menjadi abu yang di tiup oleh angin
Chi yang mlihat kekuatan tersebut, ia pun menggunakan sihir tingkat lanjutan, dan tengkorak tengkorak menggunakan baju jirah sihir muncul dari dalam tanah.
"Na doya na bidana abadu, ayalyo antraman alyo nata binatram, samaya asmarta kasya paramita smarta sabi mantra nesya ne batram karsna paramita sunya sunyi sunytram kasrya paramita mantra, abi mantra, astra mantra, pramita mantra" Keringat dingin keluar dari tubuh Mirai
Angin hangat pun berhembus, tentara kekaisaran yang terkena angin hangat tersebut entah kenapa perasaan mereka menjadi tenang, nafsu membunuh mereka menghilang begitu saja, dan muncul akan keraguan dari tindakan mereka saat ini.
"Arsya Alodesastra kersya charam ma no, Mitrya srasyun suunya sunyi suntram, ruparam syunya sarupam, ya rupam sunsya sunya sarupam idana sunya samsarabidanam sarma darma charam mudana sunya dayana sarupam, ya rupam sansunya sunya sarupam, ibam ibadana samsara midana, iha sarma darma sunya abu parna abi purna ari purna, kasya sunya ya rupam abidanam sam sara abidanam"
Sambil mambaca mantra pelindung salah satu sihir kuno suci yang di turunkan dalam keluarga secara turun temurun, ia gunakan, tehnik ini adalah tenik pengorbanan, darah segar perlahan keluar dari mulutnya. Tapi mirai tetap merapalkan mantra tersebut.
"Tri samtra Krista bodi abi sadola wi ya kasra mantra abi mantra ma samatram mantra, karsya abi nyatra paramita rum atri mantra,arya balodisatva karsya paramita charam charam ma tri, sasvra sunya sunyi ibadi do tra, rupana sunya dayana sarupam ya rupam nadaya sun sarupam, iwan ibwam itram arupana apimurka adi purna"
Suara mantra dari Mirai terdengar menggema ke telinga telinga tentara Odea yang di pimpin Cha dan Chi. Kemudian Mirai berlutud, ia menggerakan telunjuknya seperti orang sedang menulis di udara. Tulisan tulisan pun terbentuk dengan warna emas. Mirai tersenyum.
"karsya paramita ara mirya asa mantra nebanam kresya paramita sunya abi saddo iram karsya parama mita mantra mahabi mantra, asatri astra mantra"
Mirai pun terjadi dengan nafas tersengal sengal ia melihat ke langit biru
"Kenapa pasukan kita tidak bergerak ?" Chi
"Ada apa dengan mereka ?" Cha
Saat salah seorang yang mendekat dan melihat Mirai ia terlihat tersenyum, para tentara pun menjatuhkan senjata mereka, dan menatap dalam dalam arti dari senyuman dan pengorbanan dari musuh yang sudah tidak bernyawa lagi. Cha dan Chi bergegas menuju gris depan, sedangkan tengkorak hidup pasukan Undeadnya juga tidak bergerak dan kembali ketanah. Cha sangat marah ia menendang tentaranya yang ada di sekitarnya sambil mengumpat kata kata kasar dan kotor. Chi hanya mengikuti kakanya dari belakang, saat mereka tiba. Cha dan Chi terhenti seperti tentara yang lainya.
Share Tweet Share

Comment Now

0 comments

Please wait....
Disqus comment box is being loaded