Bagian 31 : Genderang Perang

Font Size :
Dark Mode
Reset Mode
Sekarang sudah jam empat pagi, semua pasukan di benteng batu Nekomata pun di bangunkan, Xiao pao, Mikaru Dan Zaku berada di posisi masing masing. Mikaru yang bertanggung jawab untuk pertahanan lapis pertama.
"Pasukan Penembak, pemanah, dan penyihir, Buat tiga lapis barisan!" Perintah Mikaru
Barisan pertama adalah pemanah, dan mereka mulai berdiri paling depan, dan merapatkan barisan. Matahari perlahan mulai bersinar.
"Semoga saja, berkat matahari pagi hari ini dapat membawa kemenangan untuk kita, amien" Mikaru berdoa dalam hatinya
Suara tabuhan drum pun terdengar jelas, tentara musuh mulai bergerak, pasukan dengan membawa perisai yang besar dan tebal. Suara terompet pun di tiup dari benteng batu. Semua orang pun bersiap, karena ini adalah perperangan.
"Guang, bagaimana apakah sihir mu sampai ke mereka ?" Tanya Mikaru
"itu dalam area jangkauan sihir ku" Guang dengan nada serius
"Bagimana dengan mu Iiori?" Tanya Mikaru
"Sama dengan guang, itu termasuk dalam jangkauan sihir ku" Iiori
"kalo begitu pertama guang, gunakan sihir mu untuk menghancurkan pasukan pertahanan garis depan mereka" Perintah Mikaru
Guang pun maju ke depan, sebuah buku pun muncul di hadapanya, dan terbuka dengan cepat. Kemudian buku tersebut menghilang, di sisi kiri muncul buku berwarna hitam dan sisi kanan guang muncul buku berwarna putih, kedua buku tersebut mengelilingi tubuh Guang.
"Chorós, chorós, Theós tis vrontís, Eláte, vrontí. Eláte, astrapí.
Kaneís se aftón ton kósmo den zei gia pánta. Apoláfste ti stigmí kai zíste gia chará. Katastrépste ta pánta me to pátima enós matioú." Sebuah tulisan kuno seperti hurup paku muncul di hadapan guang, setiap ia merapal mantra tersebut.
Awan hitam pun muncul, sedikit demi sedikit awan hitam tersebut semakin banyak, Kilatan kilatan petir yang menyilaukan mata pun mulai terjadi.
"Min afínete me lýpi. Írthe i óra gia to xéfreno.
Pethaínoun, pethaínoun, pethaínoun, pethaínoun, katharízoun óli ti zoí, o diafotismós érchetai éfkola" Angin pun berhembus dengan kencang
"Moirasteíte me óli aftí tin elafrótita, aftí tin ánodo, aftí tin elefthería, aftí ti chará.!" Tulisan di hadapan Guang pun selesai ,
Tulisan berwarna biru tua tadi pun perhalan menghilang, dan suara petir yang mengejutkan menyambar barisan depan musuh. Pasukan penyihir musuh pun melindungi tentara garis depan dengan sihir pelindung. Ledakan akibat sambaran petir terjadi dimana mana.
"Iiori giliran mu!" Mikaru memberikan perintah lagi
Iiori pun menghentakan ujung tombaknya ke lantai, dan suara khas dari benturan tongkat besi dan batu pun terdengar.
"Napsat! V podzemí a ohnivých oblastech v hmotném světě existuje očistci." Aura berwarna merah pun muncul dari tubuhnya
"Oheň nerozlišuje proti dobru ani zlu, protože spaluje a čistí divokým milosrdenstvím." Sebuah hexagram lingkaran sihir yang rumit pun muncul di atas baris depan pasukan musuh
"Všechny věci se musí vrátit do lebky a kostí. Nechte kremaci začít.!" Bola bola kecil pun muncul di sekitar target Iiori
Warna bola bola kecil tadi pun perlahan mulai berubah warna, dari warna terang perlahan menjadi hitam, dan ledakan beruntun pun terjadi. Debu pun berterbangan menghalangi penglihatan mikaru.
"Semoga saja berhasil" harap Mikaru
Debu di medan perang akibat sihir Iiori dan guang tadi pun perlahan menghilang di tiup angin, dan tentara Leonis terlihat berantakan, tapi dengan cepat mereka kembali ke formasi. Melihat jenis armor yang di gunakan oleh tentara Leonis, armor tersebut adalah armor sihir. Mikaru pun mencabut pedangnya.
"Pasukan pemanah bersiap!!" Mikaru dengan nada lantang
Tanpa di duga Prajurit musuh yang menggunakan perisai tebal tersebut, berhenti dan mereka membentuk pelindung, di sisi sisi mereka para pemanah pun muncul. Mereka melepaskan anak panahnya.
"Perisai!!" Perintah Mikaru
Pemegang perisai pun berdatangan dan menahan hujan anak panah dari tentara musuh. Setelah menembakan panah, tentara musuh mulai maju ke depan lagi.
"Tembak!" perintah mikaru sambil mengibaskan pedangnya
Pasukan pemanah di dinding batu pun secara serentak melepaskan anak panah mereka, dan menghujani tenara musuh. Sementara itu di sisi sayap kanan Djrik memimpin pasukan Cavalery.
"Serang!!!!" Perintah Djrik
Pasukan tadi pun mulai menghantam barisan musuh yang tidak di lindungi, Penembak pun berada di posisi menembaki, pasukan yang di pimpin oleh Djrik. Kuda kuda yang sudah di pasangi pelindung pun menabrak barisan musuh, Djrik berhasil menarik perhatian tentara musuh, dan mereka pun berbelok kembali ke dalam hutan, 1000 pasukan Cavalery musuh pun di kirim untuk mengejar pasukan yang di pimpin Djrik, mereka pun masuk ke dalam hutan.
"Tahan...." Joe dengan nada pelan
Clavera bersama 100 orang pemanah bersembunyi di antara ranting ranting pohon yang lebat. Saat Djrik dan pasukanya melewati tanda tertentu, Joe pun memerintahkan agar tali tambang pun di tarik. Tentara Cavaler Musuh berjatuhan, Giliran pemanah menghabisi tentara musuh yang terjatuh, DJrik pun menggunakan formasi acak, semua pasukan berpencar, dan bertemu di titik yang sudah di tentukan untuk membingungkan musuh. Di balik semak semak tentara Cavalery Leonis di dalam hutan terkejut, di sisi kanan merkea, pasukan penembak, muncul dan menarik pelatuk senapan hingga tentara Leonis berjatuhan. Kemudian mereka kembali berlari. Dan menghilang dalam gelapnya hutan.
Di dalam benteng para penyihir yang menggunakan sihir teleportasi ke lelahan karena mengirim tentara ke hutan.
Guang merapal mantra penyembuh, untuk mengobati luka luka kecil tentara, dan Iiori merapal mantra api, untuk membakar tentara musuh. Tapi karena jumblah mereka sangat banyak. Iiori sedikit kewalahan. Begitu juga penyihir yang di pimpin Iiori.
"ou Golem es te'a lomidus darius moria!" Iiori menggunakan sihir summoner memanggil golem
100 golem pun muncul, dan maju menghantam garis depan musuh, Sedangkan penyihir lain pun memanggil hewan summoner mereka, dengan berbagai jenis. Guang pun merapal mantra agar semua penyihir tidak mudah ke habisan tenaga sihirnya.
Meriam yang berada di dinding batu pun di tembakan, oleh unit meriam. Suar dari dalam hutan pun terlihat, Djrik, bersama yang lain berhasil melumpuhkan tentara Leonis yang ada di dalam hutan.
Suara tabuhan drum baru pun terdengar dari arah musuh, semua tentara Leonis pun mundur, mereka berlarian dan orang orang di benteng batu pun bersorak!, ini bukanlah sebuah kemenangan. Pelontar batu milik tentara kerajaan Leonis pun di tembakan.
"Semua berlindung!" perintah Mikaru
Benteng Batu mulai terbakar.
"Padamkan api!" Mikaru dengan nada lantang
Unit pemadam api yang isinya adalah para penduduk Nekomata pun mengambil air dari sumur, dan memadamkan api akibat pelontar api dari kerajaan Leonis.
Share Tweet Share

Comment Now

0 comments

Please wait....
Disqus comment box is being loaded