Sekarang sudah jam empat
pagi, semua pasukan di benteng batu Nekomata pun di bangunkan, Xiao
pao, Mikaru Dan Zaku berada di posisi masing masing. Mikaru yang
bertanggung jawab untuk pertahanan lapis pertama.
"Pasukan Penembak, pemanah, dan penyihir, Buat tiga lapis barisan!" Perintah Mikaru
Barisan pertama adalah pemanah, dan mereka mulai berdiri paling depan, dan merapatkan barisan. Matahari perlahan mulai bersinar.
"Semoga saja, berkat matahari pagi hari ini dapat membawa kemenangan untuk kita, amien" Mikaru berdoa dalam hatinya
Suara tabuhan drum pun
terdengar jelas, tentara musuh mulai bergerak, pasukan dengan membawa
perisai yang besar dan tebal. Suara terompet pun di tiup dari benteng
batu. Semua orang pun bersiap, karena ini adalah perperangan.
"Guang, bagaimana apakah sihir mu sampai ke mereka ?" Tanya Mikaru
"itu dalam area jangkauan sihir ku" Guang dengan nada serius
"Bagimana dengan mu Iiori?" Tanya Mikaru
"Sama dengan guang, itu termasuk dalam jangkauan sihir ku" Iiori
"kalo begitu pertama guang, gunakan sihir mu untuk menghancurkan pasukan pertahanan garis depan mereka" Perintah Mikaru
Guang pun maju ke depan,
sebuah buku pun muncul di hadapanya, dan terbuka dengan cepat. Kemudian
buku tersebut menghilang, di sisi kiri muncul buku berwarna hitam dan
sisi kanan guang muncul buku berwarna putih, kedua buku tersebut
mengelilingi tubuh Guang.
"Chorós, chorós, Theós tis vrontís, Eláte, vrontí. Eláte, astrapí.
Kaneís se aftón ton kósmo den zei gia pánta. Apoláfste ti stigmí kai zíste gia chará. Katastrépste ta pánta me to pátima enós matioú." Sebuah tulisan kuno seperti hurup paku muncul di hadapan guang, setiap ia merapal mantra tersebut.
Kaneís se aftón ton kósmo den zei gia pánta. Apoláfste ti stigmí kai zíste gia chará. Katastrépste ta pánta me to pátima enós matioú." Sebuah tulisan kuno seperti hurup paku muncul di hadapan guang, setiap ia merapal mantra tersebut.
Awan hitam pun muncul,
sedikit demi sedikit awan hitam tersebut semakin banyak, Kilatan kilatan
petir yang menyilaukan mata pun mulai terjadi.
"Min afínete me lýpi. Írthe i óra gia to xéfreno.
Pethaínoun, pethaínoun, pethaínoun, pethaínoun, katharízoun óli ti zoí, o diafotismós érchetai éfkola" Angin pun berhembus dengan kencang
Pethaínoun, pethaínoun, pethaínoun, pethaínoun, katharízoun óli ti zoí, o diafotismós érchetai éfkola" Angin pun berhembus dengan kencang
"Moirasteíte me óli aftí
tin elafrótita, aftí tin ánodo, aftí tin elefthería, aftí ti chará.!"
Tulisan di hadapan Guang pun selesai ,
Tulisan berwarna biru
tua tadi pun perhalan menghilang, dan suara petir yang mengejutkan
menyambar barisan depan musuh. Pasukan penyihir musuh pun melindungi
tentara garis depan dengan sihir pelindung. Ledakan akibat sambaran
petir terjadi dimana mana.
"Iiori giliran mu!" Mikaru memberikan perintah lagi
Iiori pun menghentakan ujung tombaknya ke lantai, dan suara khas dari benturan tongkat besi dan batu pun terdengar.
"Napsat! V podzemí a ohnivých oblastech v hmotném světě existuje očistci." Aura berwarna merah pun muncul dari tubuhnya
"Oheň nerozlišuje proti
dobru ani zlu, protože spaluje a čistí divokým milosrdenstvím." Sebuah
hexagram lingkaran sihir yang rumit pun muncul di atas baris depan
pasukan musuh
"Všechny věci se musí vrátit do lebky a kostí. Nechte kremaci začít.!" Bola bola kecil pun muncul di sekitar target Iiori
Warna bola bola kecil
tadi pun perlahan mulai berubah warna, dari warna terang perlahan
menjadi hitam, dan ledakan beruntun pun terjadi. Debu pun berterbangan
menghalangi penglihatan mikaru.
"Semoga saja berhasil" harap Mikaru
Debu di medan perang
akibat sihir Iiori dan guang tadi pun perlahan menghilang di tiup angin,
dan tentara Leonis terlihat berantakan, tapi dengan cepat mereka
kembali ke formasi. Melihat jenis armor yang di gunakan oleh tentara
Leonis, armor tersebut adalah armor sihir. Mikaru pun mencabut
pedangnya.
"Pasukan pemanah bersiap!!" Mikaru dengan nada lantang
Tanpa di duga Prajurit
musuh yang menggunakan perisai tebal tersebut, berhenti dan mereka
membentuk pelindung, di sisi sisi mereka para pemanah pun muncul. Mereka
melepaskan anak panahnya.
"Perisai!!" Perintah Mikaru
Pemegang perisai pun
berdatangan dan menahan hujan anak panah dari tentara musuh. Setelah
menembakan panah, tentara musuh mulai maju ke depan lagi.
"Tembak!" perintah mikaru sambil mengibaskan pedangnya
Pasukan pemanah di
dinding batu pun secara serentak melepaskan anak panah mereka, dan
menghujani tenara musuh. Sementara itu di sisi sayap kanan Djrik
memimpin pasukan Cavalery.
"Serang!!!!" Perintah Djrik
Pasukan tadi pun mulai
menghantam barisan musuh yang tidak di lindungi, Penembak pun berada di
posisi menembaki, pasukan yang di pimpin oleh Djrik. Kuda kuda yang
sudah di pasangi pelindung pun menabrak barisan musuh, Djrik berhasil
menarik perhatian tentara musuh, dan mereka pun berbelok kembali ke
dalam hutan, 1000 pasukan Cavalery musuh pun di kirim untuk mengejar
pasukan yang di pimpin Djrik, mereka pun masuk ke dalam hutan.
"Tahan...." Joe dengan nada pelan
Clavera bersama 100
orang pemanah bersembunyi di antara ranting ranting pohon yang lebat.
Saat Djrik dan pasukanya melewati tanda tertentu, Joe pun memerintahkan
agar tali tambang pun di tarik. Tentara Cavaler Musuh berjatuhan,
Giliran pemanah menghabisi tentara musuh yang terjatuh, DJrik pun
menggunakan formasi acak, semua pasukan berpencar, dan bertemu di titik
yang sudah di tentukan untuk membingungkan musuh. Di balik semak semak
tentara Cavalery Leonis di dalam hutan terkejut, di sisi kanan merkea,
pasukan penembak, muncul dan menarik pelatuk senapan hingga tentara
Leonis berjatuhan. Kemudian mereka kembali berlari. Dan menghilang dalam
gelapnya hutan.
Di dalam benteng para penyihir yang menggunakan sihir teleportasi ke lelahan karena mengirim tentara ke hutan.
Guang merapal mantra
penyembuh, untuk mengobati luka luka kecil tentara, dan Iiori merapal
mantra api, untuk membakar tentara musuh. Tapi karena jumblah mereka
sangat banyak. Iiori sedikit kewalahan. Begitu juga penyihir yang di
pimpin Iiori.
"ou Golem es te'a lomidus darius moria!" Iiori menggunakan sihir summoner memanggil golem
100 golem pun muncul,
dan maju menghantam garis depan musuh, Sedangkan penyihir lain pun
memanggil hewan summoner mereka, dengan berbagai jenis. Guang pun
merapal mantra agar semua penyihir tidak mudah ke habisan tenaga
sihirnya.
Meriam yang berada di
dinding batu pun di tembakan, oleh unit meriam. Suar dari dalam hutan
pun terlihat, Djrik, bersama yang lain berhasil melumpuhkan tentara
Leonis yang ada di dalam hutan.
Suara tabuhan drum baru
pun terdengar dari arah musuh, semua tentara Leonis pun mundur, mereka
berlarian dan orang orang di benteng batu pun bersorak!, ini bukanlah
sebuah kemenangan. Pelontar batu milik tentara kerajaan Leonis pun di
tembakan.
"Semua berlindung!" perintah Mikaru
Benteng Batu mulai terbakar.
"Padamkan api!" Mikaru dengan nada lantang
Unit pemadam api yang
isinya adalah para penduduk Nekomata pun mengambil air dari sumur, dan
memadamkan api akibat pelontar api dari kerajaan Leonis.
Comment Now
0 comments
Please wait....
Disqus comment box is being loaded