Bagian 3 : Ibu kota kekaisaran Edora

Font Size :
Dark Mode
Reset Mode
Di ibukota kekaisaran Edora yang bernama Rumia. Kota ini memiliki jalan jalan yang besar, dan banyak orang orang yang melakukan aktivitas perdagangan. Kereta yang di tarik oleh hewan seperti Raptor tapi memiliki paruh seperti burung kaka tua. Mereka adalah naga tanah. Karena Guang berada di perpustakaan infomrasi negeri ini telah ia ketahui termasuk sisilah kerajaan dan para bangsawan.
Biasa hall tersebut berada di perpustakaan rahasia.
"Kenapa orang orang memperhatikan ku?"
Gumam Guang dalam hatinya
"Anak muda"
Seseorang memanggil Guang
"Aku ?"
"Iya kamu"
"maaf ada apa nyonya?"
"di lihat dari pakaian mu, kamu bukan dari Negara ini ?"
"Mungkin karena pakiaan ku"
Guang baru menyadarinya
"bagaimana pakaian mu aku beli, kemudian aku akan memberikan penawaran untuk mu?"
"kalo begitu, baiklah"
Di dalam toko pakaian tersebut, terdapat berbagai macam jenis, pakaian, Guang memilih pakian yang menurut ia cocok di dunia saat ini, dengan mengenakan jubah berwarna coklat, dan pakian berwarna yang sama dengan jubahnya serta bercorak putih. Dari pandangan Guang tiba tiba terbuka sebuah jendela kemampuan.
"Ternyata baju baju, di dunia ini memiliki status tambahan"
Guam dalam hatinya
"Anda memang memiliki mata yang tajam"
Tegur pemilik toko tersebut
"Aku akan mengambil baju ini"
"senang berbisnis dengan anda tuan"
"terimakasih"
Guang pun meninggalkan toko pakaian tersebut, ia pun melihat sebuah toko yang menjual budak. Dari budak budak tersebut semuanya tidak ada ras manusia sama sekali.
Mereka menggunakan belenggu di leher mereka mereka, sebuah plat besi yang kuat yang di tambahkan mantra perbudakan.
"Dunia ini masih ada perbudakan"
Guang terlihat sangat kesal
Ia pun meninggalkan toko yang menjual budak tersebut. Ia bergegas kembali ke perpustakaan, tanpa berbicara dengan siapapun, dan ia menukan hokum dari Kekaisaran, kedua mata guang pun membesar, melihat sebuah undang undang dimana perbudakan di perbolehkan selama itu bukan manusia.
Guang menyadari ia tidak mungkin menghapus tentang perbudakan ini, karena ia bukanlah orang yang dapat merubah undang undang ini dengan mudah.
"Guang"
Iona memanggil Guang
"loh Iona, tumben hari libur ada di perpustakaan?"
"Aku hanya ingin melihat Guang"
Iona dengan wajah memerah
"Eh... apakah ada sesuatu yang bisa aku bantu?"
Tanya Guang polos
Guang mencuri pandang ke bagian tubuh Iona, tidak dapat di pungkiri, wajah cantik, tubuh yang indah, bisa di katakana Iona adalah sosok yang sempurna.
"Anu.... Bisa aku minta tolong terjemahkan buku ini ?"
Iona menyodorkan sebuah buku tua dengan sampul yang terbuat dari kulit
"Baiklah, ayo kita ke lantai 7"
Pinta Guang
Guang pun menuju lantai 7 bersama dengan Iona, tempat biasanya ia bekerja. Guang pun duduk di kursi dan mulai membuka buku yang di berikan kepadanya. Dari buku tersebut terlihat sebuah logo burung perak. Yang di cap dengan lilin. Buku ini benar benar di rawat dengan baik hingga. Cap dari lilin berwarna merah tersebut masih ada disana.
Iona hanya duduk diam memperhatikan Guang yang serius, menterjemahkan buku tersebut, semakin guang terus membaca buku tersebut, semakin membingungkan.
"ada apa guang ?"
Tanya Iona sambil memiringkan sedikit kepalanya dan rambutnya terurai indah
"Ah tidak, aku hanya ingin membacanya dulu, dan memahami setiap bagian, karena buku ini sangat membingungkan"
"membingungkan ?"
"Buku ini hanya menceritakan berbagai puisi dan sastra, tapi kadang tidak ada untaian kata yang tidak yambung"
"mungkin itu hanya buku yang di tulis orang iseng"
Balas Iona
Ia ona pun bangkit dari tempat duduknya, dan berbaring di tempat tidur Guang.
"Iona, apakah perbudakan di kekaisaran ini tidak ada yang menentang ?"
Guang membuka topic yang lain
"Perbudakan ya. Aku rasa tidak ada, soalnya kadang para budak itu datang sendiri untuk menjual diri mereka untuk mendapatkan uang"
Sampai saat ini guang masih belum tau desa desa atau kota kota lain selain ibu kota.
"Sebaiknya Guang tidak perlu memikirkan masalah masalah yang ada di kekaisaran karena Guang hanyalah seorang perpustakawan"
"Baiklah, aku mengerti dari kata kata tersebut"
Iona pun tersenuyum, Namun dari tadi posisi tidur Iona selalu memancing Guang. Dengan gaya gaya yang erotis, dan pahanya yang mulus juga terlihat jelas.
Hari ini, Iona menggunakan baju yang cukup terbuka, di beberapa bagian, dan ada pula yang hanya di tutupi dengan kain yang tipis, hingga pakaian dalam Iona sangat mudah terlihat.
Untuk anak yang masih berusia 16 tahun seperti guang, sebagai laki laki yang sehat, tentu saja, pikiran tentang tubuh seorang wanita menjadi tanda Tanya bagi dirinya, sangat berbeda dengan yang ada di majalah dewasa, manga manga, atau yang ada di internet. Saat ini posisi Guang berda di atas para bangsawan, mungkin Iona bisa menjadi miliknya, Guang terus berfikir dia juga harus bijak. Di sisi lain teman temanya, sudah memiliki satu dan dua wanita yang mereka jadikan seorang selir.
Mereka benar benar menikmati kehidupan di dunia ini, tentu saja Guang juga menikmati kehidupan di dunia ini, tapi dengan cara yang berbeda dengan teman temanya yang lain.
"Guang..."
Panggil Iona dengan nada lembut
"ada apa Iona ?"
Sahut Guang santai
"Apakah kamu sudah memiliki seorang gadis yang kamu cintai ?"
"Eh ada apa?, kenapa berbicara seperti itu ?"
"Tidak aku hanya ingin mendengarnya"
"Dengan tegas aku katakana aku tidak memilikinya"
Guang dengan sedikit nada lirih
Iona pun merubah posisi tidurnya membelakangi Guang, hingga Guang dapat melihat bagian penuh belakang Iona.
"kau tau, teman teman mu sudah banyak yang memiliki satu atau dua orang gadis, dan yang wanita juga ada yang menikah dengan para bangsawan, begitu pua para guru mu"
"Aku masih belum tertarik untuk menikah, atau mencari selir"
"bagaimana jika...."
"Jika ?"
"ya, jika.... Aku ingin menjadi milik mu........"
"jangan becanda Iona, aku tau ini hanya candaan dari mu kan"
Guang menjadi salah tingkah
"Gimana aku bingung mau bilang untuk apa"
Iona pun bangun dan duduk di atas tempat tidur guang
"Apakah aku tidak cantik ?"
Iona menatap dalam dalam Iona
"Bukan begitu Iona, kamu itu sangat cantik, memiliki tubuh yang di idam diamkan seorang peria, bagaimana bisa aku mengatakan kamu tidak cantik"
"Terus kenapa Guang seolah olah menolak Iona ?"
"Aku tidak menolak mu Iona, hanya saja, apa kau mau menjalani sebuah hubungan tanpa ada rasa yang di sebut cinta ?"
"Tapi faktanya, di kekaisaran ini, senjata kami seorang perempuan yang tidak memiliki kekuatan yang hebat seperti menguasai sihir, tehnik bertempur atau seorang yang pintar dalam ilmu strategi, hanyalah paras kami dan tubuh kami ini"
"Aku mengerti apa yang Iona maksud, tapi untuk saat ini aku masih ragu bagaimana aku harus menanggapinya, soalnya aku ada ke inginan untuk keluar dari ibukota menju tempat tempat lain, karena masih banyak buku buku kuno yang belum aku baca serta aku terjemahkan"
"Cita cita yang sangat hebat, aku sangat menghormati mu Guang"
Iona tersenyum simpul
Dari jendela ruangan kerja Guang sudah terlihat mentari senja, lampu Kristal pun menyala menerangi ruangan yang gelap ini.
"Matahari yang indah"
Guang berdiri dan menuju jendela
lompokan,B2Ҟ1
Share Tweet Share

Comment Now

0 comments

Please wait....
Disqus comment box is being loaded