Clavera yang sedang
berada di tembok utara, mendapat berita bahwa Elfmezy dan ChiroMai
sebagai pembawa pesan, Clavera pun langsung berlari menuju tempat Xiao
Pao berada. Pintu tersebut di buka paksa oleh Clavera. Dengan nafas
tersengal sengal.
"Apa maksud mu Xiao Pao!" Clavera terlihat sangat marah
"Ada apa Clavera ?" Tanya Mikaru
"Elfmezy dan ChiroMai mendapat tugas mengantar pesan ke aliansi apa benar ?" Clavera
"Ya aku yang memerintahkan mereka berdua" Xiao Pao
Clavera pun menggenggam erat daggernya
"Kau tau kan, mereka bisa saja ke hilangannyawanya" Clavera dengan nada marah
"Aku sangat tau" Xiao Pao
"melewati jalur satu satunya, yang sekarang tentara musuh berada disana" Clavera dengan nada lantang
"Aku tau" Xiao Pao
"Katakan kepada ku kenapa kau mengutus mereka!" Clavera
Mikaru pun menarik bahu
Clavera, dari raut wajah Mikaru, Clavera menyadari apa yang sebenarnya
terjadi. Clavera pun melihat wajah orang orang di sekitarnya.
"Kami juga tidak ingin
mengutus mereka, tapi tugas mereka memang dari awal sebagai pengantar
pesan bukan, seperti kamu, di saat ini bertugas sebagai orang yang
berada di garis belakang, saat garis depan mundur, tentara garis
belakang harus menahan musuh, hingga semua sudah mundur, apakah itu ke
putusan sepihak ? apakah orang orang disini di anggap kejam ? kita semua
tau resiko kita masing masing, setiap orang disini memiliki resiko yang
sama" Mikaru dengan nada lirih
Clavera pun meninggalkan tempat itu, Mikaru pun hendak mengejar Clavera
"hentikan mikaru, biarkan saja dia" Xiao Pao mencegah mikaru
"Kenapa!?" Mikaru
"Dia sudah mengerti dengan semua ini, kau tau siapa julukannya bukan?"
"Ya aku tau"
"itu wajar, seorang
sosok ibu sangat khawatir jika anaknya melakukan tugas yang berat hingga
bisa saja ke hilangan nyawanya" Xiao Pao
"................"
"Selama ini dia selalu
melindungi kita, berburu orang orang yang mencoba menggangu ke damaian
wilayah kita, dan ia juga setiap malam, memeriksa setiap anggota yang
tidur di rumah guild, untuk memastikan kalian baik baik saja, jadi
itulah sosok seorang ibu, yang selalu melindungi anak anaknya, bahkan
dia tidak segan segan mengangkat senjata demi anak anaknya, dan rumah
yang ia jaga bukan" Xiao pao
"Aku mengerti itulah sosok seorang ibu" Mikaru
Clavera terus berlari, mencari keberadaan ChiroMai dan Elfmezy.
"Gimana udah siap Elf ?" Tanya ChiroMai
"Aku sudah siap, bagaimana dengan mu apakah sudah pamitan dengan emak ?" Elfmezy
"Gak ah, entar dia pasti marah marah" ChiroMai tersenyum
"benar juga yah, nanti tugas kita malah terganggu karena laranganya" Elfmezy
"Tu tau" ChiroMai
Pintu gerbang pun di
buka, ChiroMai dan Elfmezy pun tersenyum, mereka berdua keluar dari
benteng batu bangsa Nekomata, menuju ke tempat tempat berbahaya yang
sudah di tutup oleh tentara Leonis.
"Ada apa nona Clavera anda terlihat sedang mencari sesuatu?" Tanya penjaga gerbang
"Apakah kau melihat ChiroMai dan Elfmezy bangsa manusia dari guild Galaxy?" Tanya Clavera
"beberapa menit yang lalu mereka sudah berangkat menjalankan misi"Penjaga gerbang
Clavera pun melompat hingga mencapai tembok teratas, dan ia hanya memandangi arah tujuan Elfmezy dan Chiromai .
"Kita harus terus bergerak Mai" Elfmezy
"Iya, mereka di sana berharap besar dengan kita" Chiromai
"Aku merasakan emak memperhatikan kita" Elfmezy sambil berlari
"Aku juga, mamah gitu loh" canda ChiroMai
Di atas pintu gerbang Clavera pun berteriak
"PULANGLAH DENGAN SELAMAT !" Clavera Dengan suara lantang
Chiromai dan Elfmezy
entah kenapa mereka merasakan ada suara yang mengatakan pulanglah dengan
selamat, kata kata tersebut membuat bahagia sekaligus sedih perasaan
senang dan sedih yang di rasakan secara bersamaan.
"Kalo aku mati Elf, kamu harus selesaikan misi kita tidak perduli dengan cara apapun" Chiromai
"Kamu juga Mai" Elfmezy
Mereka pun berhenti
setiba di hutan, dan disana ada sepasang kuda yang sudah di siapkan, Elf
dan Mai pun menunggangi kuda tersebut, Matahari mulai tenggelam, kuda
terus terus mereka pacu. Rute yang telah di tentui memiliki resiko yang
lebih kecil. Karena Xiao Pao dan yang lain membuat rute tersebut dengan
sangat hati hati, dari semua rute itulah rute paling kecil resiko. Dan
tergantung dengan takdir mereka. Saat ini hanya bisa berdoa agar mereka
berdua selamat.
Saat tengah malam, hutan
yang mereka lewati mulai berkabut, Suasana sangat hening, ini terasa
sangat aneh. Elfmezy pun meletakan beberapa jebakan, jika orang melewati
itu akan berbunyi. Kabut semakin tebal dan ini sangat menyulitkan.
"Disini tempat kita beristirhat" ChiroMai
"Iya, sesuai titik yang sudah di tentukan" Elfmezy
"Kita tidur secara bergantian ya" ChiroMai
"Baiklah, kamu duluan aja" Elfmezy
"Terimakasih Elf" Chiromai
Mereka pun beristirahat.
Selama tiga hari ini dalam perjalanan tidak ada halangan, bahkan
binatang buas pun tidak ada, rute ini benar benar telah di perhitungkan.
Dan mereka selalu bergantian beristirahat. Pada hari ke lima semua
masih sangat tenang, Chiromai dan Elfmezy merasakan ada yang aneh dengan
perjalanan ini. Suara binatang buaspun tidak mereka dengar sama sekali.
Seperti biasa, Chiromai tidur duluan, dan Elfmezy berjaga, suara lonceng pun terdengar.
"mai bangun" Elfmezy dengan suara pelan
"Ada apa?" Tanya Mai
"sepertinya ada yang menginjak jebakan lonceng ku" Elfmezy dengan nada waspada
"Baiklah" Chiromai, mengambil perisai dan daggernya.
Saat memeriksa tempat
tersebut, Elf melihat ternyata se ekor tupai. Dan tidaka da siapapun,
Mai juga merasa legah. Saat mereka kembali, ke tempat kuda, kedua kuda
mereka telah mati. Dan orang orang class assassin mengepung Mai dan
Elfmezy.
"Ternayta kita kedatangan tamu!" ChiroMai tersenyum
"Kita harus pergi dari sini mai, proritas kita ingat itu" Elfmezy mengingatkan
"Aku paham" Chiromai
Pertarungan pun tidak
dapat di hindari, ChiroMai menabrak musuh di depanya dengan persainya,
dan di bantu oleh Elfmezy dengan panahnya, Tidak mudah menembus
pertahanan tersebut, sebuah pedang melesat ke Arah leher Elfmezy, Elf
pun berhasil mengindar, dan menusukan anak panahnya ke tubuh musuh,
Kemudian ia ambil 3 busur panah, dan ia lepaskan ke arah musuh. ChiroMai
menggunakan tehnik pedang bayanganya dan memotong musuh yang ada di
hadapanya.
"Mereka tidak ada habis habisnya" ChiroMai
"Ya mereka terus berdatangan" Elfmezy
ChiroMai melihat
perisainya sudah rusak dan tidak dapat di gunakan lagi, Ia pun mengambil
selembar kain, kain ini pemberian dari Mikaru, ia ikat dengan dagger
dan tanganya agar, daggernya tidak jatuh.
"jika ada kesempatan pergilah mai" pinta Elfmezy
"jangan begitu" ChiroMai sambil memperhatikan musuh
"Ingat misi kita harus berhasil dengan cara apapun" Elfmezy
"Baiklah" chiromai
"Aku titipan surat ini, untuk emak" Elfmezy menarok sepucuk surat dalam tas milik Mai
"Pasti aku sampaikan"
Elfmezy pun mengambil
dua buah belati yang ia letakan di setiap ujung busurnya, jalan pun
terbuka, Mai dan Elf pun bergegas, Elf terus menembakan busurnya setelah
beberapa meter berlari, mencegah musuh terus berdatangan. Tapi entah
kenapa mereka terus berdatangan, tidak di ketahui dari mana mereka
muncul. Musuh pun membalas dengan tembakan busur panah dan senapan. Elf
dan mai berlindung di balik pohon.
"Dengar mai, pergilah jangan menunggu ku lagi" pinta Elf
"Tapi..."
"Tidak ada kata tapi Mai, ini sudah tugas kita, karena di benteng batu butuh bantuan dari Aly" Elfmezy
"Aku mengerti, jaga diri baik baik Chiromai" Elfmezy sambil melepaskan anak panahnya
Elfmezy pun menebarkan
paku untuk menghambat musuh, dan ia pun mencari jarak, mai terus berlari
sekuat tenga, dan ia mulai melompat dari pohon satu ke pohon yang
lainya. Sedangkan Elfmezy terus menahan pasukan pengejar musuh.
Suara tembakan senapan terdengar sangat jelas secara bergantian.
"Cih... lengan ku tertembak" Elfmezy memegang lenganan kirinya
Elfmezy melihat dari
sisi kirinya pasukan pengejar, yang arahnya menuju kepada Mai, Elfmezy
mengabaikan rasa sakitnya dan menarik dua buah anak panahnya dan ia
tembakan ke musuh. Dua orang pun terjatuh. Darah semakin banyak kelaur,
Elf mezy merobek kain bajunya dan ia ikat dengan kencang pada lukanya
agar pendarahan berhenti.
Dari pinggangnya, Sebuah
pedang patah ia ambil, dan elfmezy pun tersenyum meningat hari hari
bersama teman teman di guild, ia pun keluar dari persembunyianya, dan
menyerang musuh dengan jarak dekat, namun peluru senapan berkali kali
menembus tubuhnya, Elfmezy pun terjatuh ke tanah dengan bersimbah darah.
"Eh kenapa aku menangis?" ChiroMai
Tiba tiba saja tanpa
sebab Air mata Mai keluar, membasahi wajahnya, ia merasakan ada sesuatu
yang telah pergi meninggalkan mereka semua.
Di akhir hidupnya, Elfmezy melihat langkah langkah pasukan pengejar, dan pandanganya semakin kabur.
"Aku akan pulang" Elfmezy dengan nada pelan
Dalam pandanganya, ia
melihat wanita yang akan ia nikahi di dunia sebelumnya, dan ia hendak
meraih itu semua, kemudian bayangan tentang alm kedua orang tuanya.
Dengan di lumuri darah, Elfmezy tersenyum dan menutup kedua matanya.
"Maaf"
Itulah kata kata terakhir yang elfmezy ucapkan saat ajalnya menjemput dirinya.
ChiroMai terkejut, ada
peluru melesat di dekat badanya, kemudian di susul suara letupan senjata
api, dan busur panah, Chiromai terus bergerak, ia tidak memperdulikan
sama sekali, cahaya matahari pun terbit, sebentar lagi akan tiba di
perbatasan.
Comment Now
0 comments
Please wait....
Disqus comment box is being loaded