Bagian 21 : Pengorbanan 5 Penyihir Suci Nan Agung

Font Size :
Dark Mode
Reset Mode
Di depan sana, tentara kekaisaran Odea di belakangnya terdapat benteng terbang babylonia. Jika di pikir baik baik, menyerang mereka langsung di depan benteng terbang itu adalah hall yang konyol. Benteng tersebut bisa saja membunuh tentara aliansi raja raja dengan beberapa kali serangan. Tapi semua sudah di ambang batas akan ke sabaran, mati tidak mati semua akan sama, dari pada tunduk dengan kekaisaran Odea lebih baik mati itulah yang mereka tanamkan dalam hati masing masing aliansi raja raja.
Avan sangat khwatir dalam perjalanya menuju medan perang bersama imperial army yang ia bawa. Di tambah karena hujan salju ini menghambat jalannya mereka, kuda kuda juga tidak dapat bertahan lama karena mereka cepat lelah. Gerobak yang membawa bahan makanan serta senjata tidak dapat bergerak cepat. Ya setidaknya dengan adanya cristall api ini dapat meringankan perjalanan pasukan Imperial Army Kekaisaran Odea untuk menghentikan perperangan.
"Serang!" Fatima memberikan perintah
Bendera berwarna Hitam mulai di kibarkan sebagai tanda penyerangan telah di mulai, para tentara mulai maju ke depan dengan membawa perisai yang tebal dimana telah di mantra mantrai oleh para ahli sihir, untuk menangkal sihir yang menyerang perisai mereka. Barisan tersebut seperti benteng dengan tiga lapis.
"Yumeka cairan medan perang" perintah kaguro
"baik yang mulia" Yumeka
Dengan sihirnya, meriam babylonia nemembakan senjatanya yang mencairkan medan perang, hingga benar benar bersih dari salju yang menghambat pergerakan. Prajurit kekaisaran Odea menembakan panah mereka ke arah pasukan aliansi raja raja.
"Lindungi diri kalian!" Fatima
Para tentara yang membawa perisai menyusun formasi sedemikian rupa dengan perisainya agar anak panah musuh tidak mengenai dirinya serta rekan rekanya. Penyihir yang di garis belakang turut membantu dengan membuat perisai mana. Meriam sihir pun di tembakan sebagai balasan.
"Maju secara perlahan!" Mikaru dengan nada lantang
Prajurit pun maju secara perlahan. Kaguro memerintahkan Yumeka menggunakan babylonia untuk menembakan meriam sihir ke arah tentara aliansi raja raja. Serangan besar pun terjadi menghancurkan formasi sebelah kiri aliansi raja raja. Kekuatan yang mahadasyat tersebut membuat tentara Kekaisara Odea semangat dan bersorak, mereka pun mulai bergerak menyerang sisi kiri pasukan Aliansi raja raja.
"Kak sudah saatnya" Chi
"Iya, kita gunakan sihir terakhir kita, setidaknya ini dapat mengurangi dosa ku" Cha
"Aku juga kak Cha" Chi
"Jiwa yang tersesat dengarlah perintah ku" Cha
"Jiwa yang tak terpuaskan jawablah perintah ku" Chi
"Kamia dalah tuan mu, penguasa dari jiwa jiwa yang tersesat" Cha
"patuhilah semua kehendak suci yang di berikan kepada kalian" Chi
"Bangunlah, jiwa jiwa yang tidak tau arah jalan pulang" Cha
"Disinilah kesempatan kalian untuk membasuh janji yang tak terpenuhi saat dimedan perang" Chi
"Matrea Istronigus!" Cha dan Chi secara bersamaan
Yumeka terkejut karena ia merasakan kekuatan sihir yang sangat kuat, kekuatan ini sepertinya ia mengenalinya, saat Yumeka sadar, semuanya pun terlambat, Cha dan Chi terjatuh ke tanah yang di selimuti salju. Tubuh mereka sangat dingin, mengorbankan jiwa mereka sendiri untuk sihir terakhir yang di anggap tabu oleh para necomancer.
Garis belakang tentara kekaisaran Odea, pun di kejutkan dengan serangan serangan dari prajurit necromancer yang berbau busuk, serta prajurit tulang benulang, begitu juga di benteng Babylonia, prajurit prajurit masalalu yang ada di dalam benteng babylonia pun turut bangkit. Dan membuat keributan di dalam benteng babylonia.
Sebelum serangan kejutan yang membuat formasi garis belakang kekaisaran Odea kacau, pertempuran ini sangatlah sulit, karena belum apa apa sudah ke hilangan prajurit yang sangat besar. Ini adalah kesempata. Kedua belah pihak memutuskan untuk serangan penuh. Energy sihir benteng Babylonia tergangu karena pasukan necromancer tersebut, menghancurkan beberapa cristall sihir yang menggerakan benteng Babylonia. Yumeka dan kaguro saling bertatapan. Mereka pun mulai bergerak menyerang prajurit necromancer tersebut.
Walau pemanggilnya sudah mati prajurit Necromancer sihirnya tidak dapat di batalkan. Hingga musuh yang mereka incar mati. Awan mendung terlihat, hujan salju mulai turun kembali.
Di istana Kekaisaran Odea, Yuna kedatangan lima orang penyihir tingkat suci, para penyihir tersebut awalnya ingin mengucapkan selamat namun, Yuna menanyakan tentang pemanggilan para Hero ini, dan bagaimana caranya untuk memulangkan mereka, karena cerita cara mengembalikan para hero masih belum yakin. Lima orang penyihir suci tadi pun menggelengkan kepalanya, melihat reaksi tersebut Yuna mencari Solusi, pertemuan untuk mengucapkan selamat tadi berubah. Yuna menjelaskan dengan sangat baik apa tujuanya.
Salah seorang penyihir suci menyarankan untuk menggunakan sihir ulangan. Perdebatan antar para penyihir suci terjadi, Yuna juga turut ikut beragumen dengan masalah yang saat ini telah terjadi. Jika memang sihir mengulang memiliki hasil yang sama, maka itu tidak perlu di lakukan. Yuna pun memohon bagaimana caranya agar semua ini tidak pernah terjadi.
Orang yang paling tua dari lima penyihir tersebut mengatakan bahwa ada sihir yang dapat menghentikan semua ini. Tapi sihir tersebut di anggap tabu.
"Tuan penyihir suci, apa maksud anda ?" tanya Yuna serius
"Maksud saya, dengan menemui 12 dewa dan dewi" Penyihir Suci
"Bagaimana caranya ?" Yuna
"Kita bisa melakukan ritual suci tapi itu tidaklah mudah" Penyihir suci
"katakan apa itu?" Yuna
"Pengorbanan nyawa sebagai bayaranya" penyihir suci
"Aku tidak tahan melihat nasip orang orang seperti ini, aku juga tidak mau mereka menderita, jika memang untuk merubah semua ini, aku rela untuk menyerahkan nyawa ku" Yuna
"yang mulia, anda tidak boleh seperti itu" Penyihir
"Tidak apa, saya bersedia" Yuna
"Anda tidak perlu mengorbankan nyawa anda" Penyihir
"Maksud anda?" tanya Yuna
"Saya ini sudah sangat tua, dan sudah bosan dengan hidup di dunia ini, saya akan mengantarkan anda kepada 12 dewa dan dewi" penyihir suci
"benarkah ?" Yuna
"Itu benar" penyihir suci
Empat orang penyihir suci lainya ke beratan dengan usulan dari tetua, mereka menangis karena kata kata tersebut, Yuna diam saja, saat itu tiba tiba mereka berhenti bersedih, dan membulatkan tekat akan mengikuti ketua mereka. Satu orang penyihir suci tidak akan mampu dan nanti akan menjadi sia sia saja. Jadi untuk itu membutuhkan nyawa yang lebih banyak yang memiliki kekuatan spirit besar. Untuk itu mereka pun mengatakan ikrar di antara mereka.
Hari ini adalah hari yang tepat untuk melaksanakan ritual tersebut, Yuna pun di minta oleh para penyihir suci untuk menutup halaman istana, karena ritual akan di laksanakan. Pada hari ini, dimana alam dewa dan manusia sangatlah dekat. Untuk itu mereka berharap agar Kaisar Yuna dapat menyakinkan 12 dewa dan dewi.
THE LAST ORDER VOL.2 .....................FIND........................
Share Tweet Share

Comment Now

0 comments

Please wait....
Disqus comment box is being loaded