Sedangkan Kiyo
bertanya-tanya dalam hatinya. Kenapa orang-orang disini seolah-olah
melupakan tentang ke munculan dari dewi Metria yang barusan terjadi.
[ Apa, dewi Metria menghapus ingatan mereka ? ]
" Ovelia " Kiyo
" Ya. Ada apa sayang ku " Ovelia tersenyum manis
" Kamu cantik " Kiyo
" Apa sih " Ovelia malu
" Kamu tau bahwa dewi Metria tadi datang ? " Kiyo
" Dewi Metria selalu ada di sekitar kita, jadi aku yakin sekarang pun dia ada di antara kita " Ovelia
" Gitu yah " Kiyo
" Memangnya ada apa ? " Ovelia
" Tidak apa " Kiyo tersenyum
[ Berarti benar,
hanya aku yang mengingat akan kejadian saat dewi Metria datang dan
menampakan wujudnya. Dia benar-benar menghapus ingatan mereka ] Kiyo
Malam semakin larut, semua orang masih saja berpesta.
" Kiyo " Ovelia dengan suara pelan
" Kenapa ? " Kiyo
" Bajunya ketat banget, aku tidak begitu nyaman " Ovelia
" Ya Udah, Ayo ke kamar " Kiyo
Ovelia pun menganggukan,
Kiyo pun meminta agar semuanya tetap bersenang senang sementara ia
harus meninggalkan aula istana. Menanggapi perkataan Kiyo ada yang
bersorak, tertawa ada pula yang tersenyum. Ovelia pun menarik tangan
Kiyo seperti orang yang hendak melakukan sesuatu dengan segera.
Di dalam kamar, Ovelia pun langsung melepaspakaian pengantinya, dan mengganti dengan baju yang biasanya ia gunakan.
" Ini lebih baik " Ovelia tersenyum
Kiyo yang duduk di sisi tempat tidur mereka berdua memuji Ovelia akan ke cantikan serta ke indahan tubuhnya.
" Oh Iya " Kiyo
" Ada apa ? " Ovelia
" Ingat Armor sihir itu jangan di gunakan terlalu sering, karena Mana mu masih belum dapat mengimbanginya " Kiyo
" Jadi aku harus latihan dalam meningkatkan mana ku ? " Ovelia
" Itu harus, tapi aku bisa meningkatkan dengna buku sihir ku " Kiyo
" Aku lelah harus terus membaca " Ovelia dengan anda manja dan duduk di samping Kiyo
" Sayang " Ovelia dengan nada lembut
" Ya " Kiyo
" Memangnya aku harus mempelajari buku yang kamu berikan ? " Ovelia
" Karena kamu seorang
ratu, mungkin nanti akan terjadi perperangan besar, dan kamu sebagai
ratu harus memimpin jika aku ada di garis depan " Kiyo
" Jangan berbicara yang tidak-tidak " Ovelia
Ovelia pun memeluk Kiyo, seolah-olah ia akan pergi dan tidak pernah kembali lagi.
" Membangun kerajaan ini lebih mudah dari pada menjaganya " Kiyo
" Kenapa kamu berbicara seperti itu ? " Ovelia
" Aku hanya ingin saja " Kiyo tersenyum
" Apapun yang terjadi aku tidak akan meninggalkan mu, aku akan selalu di samping mu " Ovelia dengan nada sedih
" Jangan khawatir aku ini raja dari Ras Iblis jadi tidak mungkin aku mati " Kiyo
" Walau bagaimanapun aku tidak ingin hall-hall yang tidak di inginkan terjadi terhadap kamu " Ovelia
" Iya deh " Kiyo tersenyum
Esok hari bertepatan
dengan munculnya tiga bulan secara bersamaan, orang-orang mulai memadati
kuil dewi Metria, walau kuil tersebut telah di buat dan sudah dapat di
gunakan sebagai mana mestinya. Kiyo tidak pernah berdoa kepada Dewi
Metria, ia hanya datang sesekali saja. Sebagai pengikut yang taat Ovelia
sering datang ke kuil dewi Metria untuk berdoa.
Setelah perayaan
penikahan kemudian dilanjutkan dengan Festival Luar yang akan di
rayakan. Pernak pernik dan lampion berbentuk bulan di buat oleh para
penduduk ibu kota kerajaan Avalon yaitu kota Afanas. Mereka mulai
menghiyasi rumah dan jalan.
" Kiyo. Bangun " Ovelia membangunkan Kiyo
Cahaya matahari pagi
sudah masuk ke dalam ruangan, perlahan Kiyo membuka kedua matanya,
Istrinya yang cantik tersenyum melihat Kiyo.
" Cepat ganti baju dan mandi " pinta Ovelia
" 10 menit lagi " ujar Kiyo
" Hari ini Lunar Festival " Ovelia
" Apa itu Lunar Festival ? " Kiyo
" Itu acara menyambut bulan baru karena sebentar lagi musim dingin " Ovelia
" Musim Dingin! " Kiyo teringat akan tanaman di ladang
" Kok reaksinya seperti itu ? " Ovelia
" Berapa lama lagi musim dinginya tiba ? " Tanya Kiyo
" Kira-kira empat bulan lagi " sekitar tiga bulan lagi
" Gawat " Kiyo
" Apa yang kamu khawatirkan ? " Ovelia
" Pasokan makanan untuk penduduk " Kiyo
" Kenapa khawatir ? kan kita bisa berburu " Ovelia
" Apa kamu pernah mengawetkan makanan ? " Kiyo
" Mengawetkan ? " Ovelia bingung
" Sudah ku duga, ini perlu kita lakukan sekarang " Kiyo bangkit dari tempat tidurnya
Ovelia bingung melihat tingkat Kiyo, dengan cepat Kiyo membersihkan badanya.
[ Ternyata mereka
masih belum mengenal cara mengawetkan daging, apakah mereka juga
mengetahui tentang tumbuhan yang dapat bertahan di musim ding ?. Untuk
mengawetkan daging menggunakan garam mereka tidak tau, bahkan Negara ini
tidak mengolah garam, satu-satunya menggunakan tehnik pengasapan ] Kiyo sambil membersihkan badanya
Di gerbang ibukota Afanas saat memeriksa prajurit yang berjaga. Eri mencium bau darah.
" Semua waspada " Eri dengan nada lantang
Indra penciumanya tidak
akan salah bahwa ini adalah bau darah, bukan bau darah binatang karena
setiap bau darah memiliki aroma tersendiri. Saat ia melihat ke depan,
seorang terluka parah yang di rantai, dengan tubuh terluka. Eri pun
melompat ke bawah dan meminta penjaga membuka gerbang, lalu bersiaga
penuh. Situasi menjadi sangat mencekam. Eri berlari dengan sekuat
tenaganya, sambil memegang katana pada tangan kananya, dan apa yang ia
lihat.
" Nona Eri " Seorang dari ras Srigala Hutan dengan luka parah di sekujur tubuhnya meneteskan air mata
" Apa yang terjadi dengan mu ? " Eri menangkap tubuh orang tersebut
" Kami di tangkap oleh tentara kerajaan Atalica "
Eri pun melihat ke
belakang rantai yang membelenggu kaki kananya, terdapat kepala
orang-orang yang awalnya bersama denganya. Eri pun diam dan memapah
orang tersebut, prajurit bersama Eri turut membantu.
" Yang mulia ! " suara pintu di gedor oleh Keika
Ovelia pun membuka pintu, dan ia melihat raut wajah sedih serta keringat dingin yang bercucuran dari Keika.
" Ada apa dengan raut wajah mu Keika " Ovelia
Keika pun meneteskan air matanya.
" Utusan kita telah tiba " Keika
Cara berbicara Keika,
dan raut wajahnya Ovelia mengetahui bahwa terjadi sesuatu yang sangat
mengerikan. Ia pun mengetuk pintu kamar mandi, dan Kiyo sudah selesai
membersihkan badanya.
" Keika datang, memberitahukan bahwa utusan kita sudah tiba " Ovelia
Perasaan Kiyo sangat tidak nyaman dengan ucapan Ovelia, ia pun melihat keika yang berdiri dengan air mata berlinang.
" Yang mulia " Keika
" Utusan kita sudah tiba ? " Kiyo
" Iya yang mulia, mereka berada di gerbang utama, sedang di rawat Nona Ame " Keika
Keika pun segera
menggunakan pakaianya, dan mereka menuju gerbang utama kota Afanas. Kiyo
pun menggunakan sihir teleportnya, secara bersamaan Ovelia dan keika
terkejut, sihir kuno yang sudah hilang, raja mereka dapat menggunakanya.
Dan membawa mereka dengan sekejap ke gerbang utama.
Saat melihat utusan yang
tiba, Kiyo terdiam. Ia menghampiri orang yang terluka parah tersebu.
Ame yang melihat Kiyo menggelengkan kepalanya. Melihat kepala yang
terikat oleh rantai tersebu. Keika menangis terisak-isak.
" Maafkan kaka " Keika
" Siapa yang melakukanya ? " Tanya Kiyo
" Mereka kami temukan di luar dari jalan yang kita pasang cristal pelindung " Eri
" Katakan Siapa yang melakukanya " Kiyo dengan nada marah
" Atalica " Eri
" Mereka menginginkan ke hancuran ? " Kiyo
Ortis pun tiba, melihat apa yang telah terjadi, ia tidak dapat melihat pemandangan tersebut.
" Yang mulia, aku sudah menjalankan dengan tugas " ujar utusan yang terluka parah tersebut
Kiyo pun berlutut, dan ia tersenyum
" Kamu sudah melaksanakan tugas dengan sangat baik " Kiyo
" Tidak ada satupun yang
memberitahukan informasi tentang kekuatan kerajaan Avalon, malah kami
mengatakan bahwa negeri ini adalah surga yang di jaga oleh para
malaikat, serta di cintai oleh dewi metria "
" Ya kamu benar " Kiyo
Eri meninju tembok di dekatnya karena merasa sangat marah
" Yang mulia, kami tidak
menyesal saat di hukum seberat apapun oleh orang yang menghina negeri
Avalon. Kami dengan bangga sampai detik-detik terakhir termasuk saya
sendiri "
" Kamu hebat " Kiyo
" Bagaimana dengan adik ku ? " Keika
" Adik tuan, sangat menghormati anda tuan Keika, begitu juga yang mulia Avalon, dia sangat mencintai negeri ini "
Ame pun mendekati Kiyo, dan mengatakan bahwa utusan yang selamat ini tidak akan bertahan lebih lama lagi.
" Yang mengikat kepala
mereka di rantai ini, aku yang melakukanya, karena saat mereka di hukum
mati, meminta ku untuk membawa kepala mereka pergi ke negeri Avalon dan
di makamkan di tanah harapan ini "
" Aku akan melakukanya " Kiyo
Darah segar pun keluar dari mulut utusan ini, dan ia pun tersenyum
" Hidup Avalon !, Jaya
selalu Avalon !, Kemenangan Untuk Avalon ! " utusan berteriak dengan
seluruh tenaganya yang di sisa tenaga kehidupan yang ia miliki, dan ia
tersenyum puas.
Kiyo pun menghancurkan
rantai yang membelenggu kepala tersebut, dan membawanya bersama dengan
mayat dari utusan yang barusaja mati. Fujin yang tiba melihat Sodara
dari Reijin di gendong oleh Kiyo dengan ke adaan tidak bernyawa. Reijin
yang baru tiba, tidak dapat menahan airmatanya. Ingatan-ingatan masalalu
pun kembali, ia hanya bisa menangis. Melihat kejadian tersebut penduduk
yang ada di jalan membuka jalan, dan memberikan hormat dari sisi kiri
dan kanan. Keika membawa kepala adiknya, Eri membawa kepala dari ras
Nekomata, Ame turut membawa kepala dari bangsa Nekomata.
Setibanya di halaman
istana yang luas, Kiyo pun menggali makam disana, ia tidak ingin di
bantu oleh siapapun. Air mata yang terus di tahan oleh Kiyo pun akhirnya
menetes juga. Ia pun tidak dapat menahan suara tangisanya. Kiyo terus
menggali sambil menangis. Setelah selesai menguburkan ke mayat utusan
kerajaan Avalon. Kiyo mengambil pedang perak panjang, Batu nisan
berwarna putih pun muncul di setiap makam tersebut. Kiyo menusukan
pedang perak panjang itu menembus batu nisan.
" Inilah tanda sebagai pahlawan pertama dari kerajaan Avalon " Kiyo
Mereka mengusap air matanya, dan mengiyakan bahwa kata-kata Kiyo benar adanya.
" Aku ingin seluruh jendral, ketua departemen berkumpul sekarang juga " Kiyo
Mereka pun mendekati Kiyo.
" Target kita adalah kerajaan Atalica " Kiyo
" Baik yang mulia " balas serentak petinggi kerajaan
Fujin pun meniup trompet yang terbuat dari tanduk, suara tabuhan drum pun terdengar, para tentara mulai berbaris.
" Tentara yang ada jaga ibukota, dan seluruh orang disini " Kiyo
" Jangan menyerang mereka sendirian tuan " Ame khawatir
" Saya akan bersama dengan tuan " Eri
" Saya Juga " Fujin
" Aku juga ikut " Ovelia
" Tidak boleh " larang Kiyo
" Tapi, aku adalah ratu dan harus mendampingi raja " Ovelia
" kamu adalah ratu, jagalah setiap rumah disini, dan jagalah negeri ini, karena tempat ini tempat kami pulang " Kiyo tersenyum
" Fujin dan Eri kita berangkat " Kiyo
Comment Now
0 comments
Please wait....
Disqus comment box is being loaded