Bagian 1 : Awal Masalah

Font Size :
Dark Mode
Reset Mode
Kring kring kring kring !!!

jam weker mereka pun berbunyi, tangan haruto pun meraba raba hingga ia menemukan jam weker tersebut dan melemparkan jam tersebut ke pintu hingga rusak dan berhenti berdering, dengan mata yang masih mengantuk ia melihat Thania yang masih tertidur pulas, dan Haruto pun tertidur kembali.

beberapa saat kemudian Thania pun bangun, dan meliat ke jam dinding, jam sudah menunjukan pukul 8:30 pagi, Thania pun langsung teriak Histeris

"TIDAK!" teriakan tersebut membuat Haruto terbangun

"Thania emang Wanita kalo bangun selalu teriak ?" Keluh Haruto

"Hari, Tanggal ?" Thania Panic

"hari ini hari Selasa, tanggal 3 Oktober 2017" Balas Haruto Santai

"Kita terlambat !!!" sambil melihat ke Haruto

"terlambat ?" Haruto menggaruk kepalanya

Haruto pun memandangi wajah Thania, begitu juga Thania sebaliknya, dan mereka pun melompat dari tempat tidur, dan berebutan masuk kamar mandi, Haruto kalah gesit, dengan kecepatan maksimal seperti Kunoici (*ninja perempuan) Thania duluan masuk kamar mandi.

"Buruan!!"

"Sabar napa sih"

Sambil menunggu Thania selesai mandi, haruto pun menuju dapur menyiapkan sarapan, ia mulai memasak masakan ke bangsaan untuk mereka berdua, setelah selesai, ia mengambil jam weker yang rusak tadi dan ia letakan di dalam kardus bekas yang didalamnya banyak jam weker rusak.

Pintu kamar mandi pun di buka olah Thania, sambil mengeringkan rambutnya, Haruto pun bergegas menuju kamar mandi, dan ia melihat Thania dengan mengenakan handuk hingga dada.

"Kenapa lihat lihat, badan ku bagus ? aku cantik yah"

"Idih" Haruto menyipitkan kedua matanya

Haruto pun langsung masuk kemarmandi

"Woi lu homo ya!!" teriak Thania

"Siapa yang homo" Haruto

"Masa gak ada komentar sedikit pun tentang gw ?" Thania kesal

"Udah bosen ngelihat lu tiap hari" Haruto dari dalam kamar mandi

"Cih" Thania kesal

Setelah Selesai membasahi badanya Haruto pun mengambil botol sabun dan ternyata..


"Woi sabun lu habisin !?" Teriak Haruto dari dalam kamar mandi

"Tayamum aja sana!" Balas Thania

Mau tidak mau Haruto mandi tanpa menggunakan sabun, dan mandinya menjadi mandi kilat, Setelah selesai dengan handuk di pinggang, Haruto keluar dari kamar mandi dan ia melihat Thania hanya menggunakan dalaman saja.Bagi Haruto sudah biasa melihat pemandangan yang seperti itu

"Hari ini gw pake dalaman berenda atau polos aja ?"

Mereka sedang berdiri saling membelakangi

"Emang cowo mana yang tertarik lihat dalaman lu ?" Sahut Haruto

"Eh lu jadi orang gak berperasaanya, iya iya aja napa" Thania

"Iya iya iya"

"Lu ngeledek gw ya?"

tanya Thania

"Tadi bilangnya di suruh iya iya iya aja ?"

"Bukan gitu juga kali"

"Gw benar benar gak bisa mengerti soal Wanita"

Setelah selesai berpakaian mereka pun mulai sarapan, Thania pun melongo melihat sarapan hari ini, hanya telur matasapi dan dua lembar roti

"Nasinya mana ?"

"Kita gak punya duit soal itu"

"Bukanya kita kemaren dapat bayaran dari penjualan light novel kita ?"

"bayar tungkakan listrik 2 bulan, Air bersih 3 bulan, beli Komputer, beli AC baru, bayar hutang, terus makan di cafe, sekarang udah jelas"

Thania pun tersenyum sambil meringis, mereka berdua pun makan ala militer, dua kali kunyah terus telan, dan mereka pun berangkat menuju kantor penerbit. sambil membawa Light Novel yang baru.
Walau sudah jam 9:30 namanya jakarta tetap saja macet, sudah sesak sesakan di dalam bis trans jakarta akhirnya mereka pun tiba.

"Ayo buruan!!" ujar haruto

"Lu bawel seperti emak emak ye" Thania

"Emang gw pikirin"

"lagian yang buat kita terlambat itu elu"

"kenapa gw ?" protes haruto

"Lah lu yang bangun pagi tapi malah hancurin jam weker"

Haruto pun tersenyum masam


"Apa itu senyam senyum doang, oh iya selain pengeluaran kita jangan lupa yang tukang hancurin jam weker setiap pagi itu jam beli pake duit juga dodol"

"Siap ibu komandan"

mereka pun masuk ke dalam kantor penerbit.

"Bisa ketemu ibu Yuni?" tanya haruto Keresepsionis

"Apakah anda sudah ada janji sebelumnya mas ?" tanya resepsionis

"Sudah pak, bilang aja dari No Name"

"baik tunggu sebentar"

Haruto dan Thania pun menunggu sebentar, setelah beberapa menit mereka pun di persilahkan masuk, dan bertemu dengan ibu Yuni sebagai head editor di kantor penerbit tersebut.

"Saya langsung saja, karena hari ini jadwal saya sangat padat, cerita yang saya minta tolong di rubah, saat ini kami ingin kalian berdua membuat cerita dewasa" Yuni sambil memainkan rambutnya

"tapi bu, kami sudah selesai membuat cerita yang ada inginkan" Thania

"Maafkan saya, ini sudah keputusan dari pak direktur" Yuni

"Terus bagaimana dengan cerita yang telah kami buat ?' tanya Haruto

"Tenang kalian akan mendapatkan bayaran 5.000.000 rupiah jika kalian terima membuat cerita light novel dewasa" Yuni dengan singkat

"terus selanjutnya bagaimana ?' Thania dengan serius

"Selanjutnya per capter akan kami hargai 500rb rupiah bagaimana ?" Yuni

Haruto pun memberikan sinyal kepada Thania untuk menerima saja, tapi Thania merasa keberatan karena bayaranya sangat kecil, Haruto pun menyenggol kaki Thania dengan bahasa raut wajah yang hanya di mengerti mereka berdua, sekali kali mereka senyum kepada ibu Yuni.

Thania mencubit paha haruto, sambil memberikan tatapan tajam kepadanya, kemudian senyum kepada ibu Yuni.

"Saya rasa kalian sudah selesai untuk negosiasi jadi bagaimana?" tanya ibu Yuni

haruto pun langsung berdiri, dan meraih tangan ibu Yuni

"No name menerima permintaan ibu" Haruto dengan nada tegas

Thania pun bengong melihat haruto dan Ibu Yuni saling berjamat tangan, tanda persetujuanya.

"bagaimana Thania ?' tanya bu Yuni

"baik bu, saya juga setuju" Thania dengan nada terpaksa

Bu Yuni pun membuka lacinya dan memberikan amplove berwarna coklat, yang berisi uang. paling lambat menyerahkan naskah Light Novel paling lambat satu minggu sebanyak dua capter.

Di jalan Thania diam saja dengan memberikan pandangan sinis

"lu kenapa ?" tanya Haruto

"Harganya itu loh terlalu murah" keluh Thania

"mau tidak mau, kita gak ada pemasukan bukan ?" Haruto

"ok aku tau soal itu, nah sekarang aku tanya lu pernah pacaran ?" Thania berubah dengan nada serius

"belum" Haruto

"gw juga belum" Thania

"sekarang gimana kita cari refrensinya ?"

"Ada ide ?" malah Haruto berbalik tanya

"entahlah..... setidaknya kita pikirkan nanti" Thania sedikit bingung

Thania dan Haruto memutuskan ke toko buku untuk mencari refrensi

"Duh sesak banget" Thania pelan

"namanya juga naik angkot, beda kalo kita punya mobil sendiri" Haruto

Di dalam angkot tesebut, terdapat dua sepasang anak muda yang masih sekolah, mereka berpegangan tangan, Thania pun menyikut Haruto.

"Ada apa ?" Bisik Haruto

"Itu ada yang pacaran" ujar Thania

Mereka pun mengamati sepasang muda mudi tersebut yang sedang memadu kasih, mereka asik saling canda dan tawa. Haruto dan Thania sekali kali melirik, jika terus di pandangi takutnya akan membuat orang tersebut merasa tidak nyaman.

"Mau coba pegangan tangan ?" Haruto

"gak mau" Thania

Haruto pun diam lagi, Angkot yang mereka naikin pun berhenti, Thania dan Haruto turun serta membayar ongkos dari angkot tersebut. Di tempat pejalan kaki, orang orang sangat ramai, Thania melihat orang yang menujual es serut, Ia pun menghampiri pedang tersebut. Sedangkan Haruto duduk tidak jauh dari tempat itu. Thania membawa dua mangkok es serut dan ia berikan kepada Haruto. Entah kenapa Thania di mata Haruto sedikit berubah, senyumanya, dan tawanya membuat Haruto sangat nyaman.

"Tunggu dulu, kenapa..." Haruto terpana

Apakah ini yang di sebut rasa cinta, yang selama ini Haruto bunuh dalam hatinya.

"Haruto!" Thania mengejutkan Haruto

"Ada apa !?" Haruto

"Dari tadi ngelihatin gw terus yah, apa gw cantik ?" Thania menggoda Haruto

"Mana ada gw mandangin elu" Haruto memakan es serutnya

"Ehh begitu..." Thania tersenyum

Haruto terus memakan es serutnya karena ia sangat malu, dengan apa yang telah terjadi. Angin berhembus sepoi sepoi, sekali kali Haruto melirik Thania. Suara handphone pun berdering, Thania mengambil handphonenya dan ia tertawa kecil. Jari jarinya mulai menekan handphone miliknya dan kemudian ia tersenyum lagi. Haruto merasa penasaran, Thania sedang chat dengan siapa.

"Asik bener" tegur Haruto

"Lihat ganteng kan" Thania menunjukan fhoto seorang cowo

"Masih gantengan gw" balas Haruto

"Gantengan elu ? bentar bentar" Thania meledek Haruto lagi dengan membandingkan wajah di fhoto tersebut dengan Haruto

"Apaan sih" Haruto

"Enggak, ternyata memang tampanan cowo yang di handphone gw" balas Thania

"Iye makan aja tu ganteng" Haruto sewot

"Cemburu ?" Ledek Thania lagi

"Hari gini cemburu !?" Haruto

"sapa tau kan, karena gw cantik" Thania

"Iye cantik" Haruto

"Gak iklas banget lu" Thania

"Iklas banget kok" Haruto

Thania pun tertawa kecil, mereka pun selesai makan es serut dan melanjutkan perjalanan mereka berdua menuju toko buku untuk mencari refrensi.

"ngomong ngomong ini seperti kencan yah" Thania

"kencan dari mana ?" Haruto

"Ya kan kita kemana mana selalu berdua" Thania

"Hmm. Karena kita kan bekerja berdua doang makanya kemana mana berdua" Haruto

"benar juga" Thania

"Tuh toko buku terbesar di jakarta" Haruto

"Yuk Nyebrang" Thania

Mereka pun melewati jembatan penyebrangan, Dan entah kenapa banyak sekali orang orang lawan jenis bergandengan tangan. Hall terebut membuat Thania merasa malu, sedangkan laki laki Bego berjalan santai di belakangnya. Mereka pun sampai di tempat toko buku.

"gimana kalo kita berpencar ?" Haruto

"gak mau" Thania

"Ya udah" Haruto

Dari sudut pandang orang lain, pastinya mereka menganggap Haruto dan Thania sepasang kekasih, untuk seorang teman mereka berdua terlihat sangat dekat. Sekali kali tanpa sadar, Thania memegang baju Haruto sambil memilih jedul jedul buku yang di jual disana.

"Coba perhatikan jedul jedul buku ini haruto, kok mirip jedul sinetron yah" Thania

Haruto pun membaca jedul jedul yang di tunjuk oleh thania, dan mereka pun tertawa bersama

"bener juga yah, mirip sinetron di tv" Haruto

"Lihat ke bagian sana yuk" ajak Thania

Gerakan gerakan tanpa sadar terus berlanjut, seperti thania memeluk tangan Haruto. Sambil melihat susunan susunan Buku, kemudian ia lepaskan. Haruto mengambil salah satu buku. Thania memperhatikan Buku yang di ambil Haruto.

"Hmm sinopsisnya menarik juga" Haruto

Saat menghalihkan buku dari pandanganya, tiba tiba wajah Thania sangat dekat, dan hall itu membuat Haruto dan Thania canggung.

"Ngapain sih lu" Thania

"Elu yang ngapain" Haruto

Sikap mereka berdua itu membuat pengunjung di sekitar mereka berdua merasa iri. Haruto dan Thania menyadari hall tersebut, dengan sigap Haruto menarik tangan Thania, menuju tempat lain.

Tanpa sadar mereka berada di tempat buku buku Novel dewasa. Dengan cover cover erotis. Wajah thania pun merah padam. Haruto pun melihat gambar cover dari salah satu buku.

"gila besar banget toketnya" haruto

"Toket kepala mu" Thania sewot

"Lah kok lu sewot" Haruto

"Lu suka Wanita berdada besar gitu ?" tanya Thania

"Ingat kita berada disini untuk mencari refrensi kita harus profesional" haruto mencoba mengalihkan pokok pembicaraan

"profesional sih profesional, lu ngelihatin gambarnya sambil melotot begitu" Thania

"Mirip punya bu Yuna editor kita" Haruto

"Apanya ?" Thania

"Toketnya" Haruto

"Lu menjijikan" Thania

Haruto tidak memperdulikan apa kata thania, ia terus melihat cover cover buku tersebut, Thania pun menarik kuping Haruto.

"Duh duh duh, sakit thania!" Haruto

"Bodo, ayo cepat ikut!" Thania

Beberapa orang yang melihat tingkah mereka keluar dari bagian Buku dewasa ketawa cekikikan. Wajah Thania masih memerah begitu juga Haruto yang berhenti berontak, sambil mengikuti Thania yang masih memegang kuping kananya.

Setelah berada di luar toko buku tersebut, Thania pun berhenti.

"Gak jadi cari refrensi disini" Thania

"Terus kemana ?" tanya Haruto sambil mengusap kupingnya

"Ke penjual kaset game aja gimana ?" usul Thania

"Aku ngikut aja" Thania

Kebetulan toko tersebut bersebelah dari toko buku, hingga tidak membutuhkan waktu yang lama, Thania dan Haruto pun masuk ke dalam toko game yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Di toko game ini tidak begitu sepi, karena masih jam jam orang bekerja dan sekolah.

"memangnya cari game apa ?" tanya Haruto

"Game tentang pacaran" Thania

"Oh Galge ?" Haruto

"galge yang ero" Thania

"Ya sudah" Haruto

Di bagian paling dalam terdapat game game untuk berbagai konsol, dan PC untuk game game erotis, dan game game untuk orang dewasa. Thania memperhatikan dengan cermat game game yang ada disana, sambil melihat review di handphone miliknya.

"Kya... ini gadisnya imut imut " Thania mengambil salah satu game Ero

"Ini bagus, wanita dewasa dengan linger" Haruto

"Lu ngapain ikut ikut milih!?" Thania

"Eh,.. ok deh" Haruto meletakan dvd game Ero tadi lagi

Ia hanya meperhatikan Thania, sambil memilih game Ero

"Buruan entar orang memperhatikan kita" Haruto

"hmm.... gw jadi bingung milih yang mana" Thania

"Pilih yang mana menurut kamu bagus, kan sambil lihat review di handphone" Haruto

"Enggak ah, kita cari refrensi lain aja" Thania

"Ya udah" Haruto

Di toko penjual kaset game pun menjadi hall yang sama, dengan kejadian di toko buku. Karena di rundung ke bingungan untuk mencari refrensi mereka pun memutuskan untuk pulang ke apartemen.

"Naik taxi aja yah" rengek Thania

"Angkot aja lebih murah" Haruto

"Gak mau ih, maunya naik taxi argo" Thania

"naik ojek aja gimana ?" Haruto

"di bilangin naik taxi taxi taxi taxi ngerti gak sih" Thania

"Iya iya, tuh di lihatin orang lagi kan" Haruto

"Biarin, kalo gak di iyain, aku ngomong lebih keras nih" Thania

"Iya naik taxi argo" Haruto

"Asik" thania tersenyum lebar

Haruto pun memanggil Taxi, dan Taxi berwarna biru dengan lambang burung herbeti di depan mereka berdua, Thania pun duluan masuk ke dalam taxi tersebut.

"Mas, full in AC nya yah" Thania

"Iya ci" balas supir taxinya

Haruto pun duduk di samping Thania. Mobil pun mulai berjalan.

"Akhirnya kita pulang" Thania

"Terus gimana dengan refrensi kita ?" Haruto

"Kita cari di internet aja gimana ?" Thania

"Kenapa gak ngomong dari awal" keluh Haruto

"Baru ke pikiran" Thania tertawa kecil

Jauh di dalam benak Haruto, hari hari seperti tidak akan pernah berakhir, karena senyumanya, candanya, tawanya, dan marahnya. Tidak ada yang dapat menggantikan di dunia ini. Tapi kadang semua...

"Kenapa lu bengong ?" Thania

"Gak apa" Haruto

"Emangnya mikirin apa ?" Thania

"Bukan apa apa kok" Haruto tersenyum

Taxi yang mereka tumpangi pun berhenti di depan tempat tinggal mereka berdua, bukan apartemen mewah, atau pun kawasan elit. Melainkan apartemen sederhana saja.
Share Tweet Share

Comment Now

0 comments

Please wait....
Disqus comment box is being loaded