Di tengah malam yang
gelap, berdiri di ujung jembatan rel kereta api yang sudah tidak
digunakan lagi. Masamune Kiyo seorang laki-laki dewasa yang merasakan
seola- olah dunia ini berakhir. Di umurnya yang sudah berusia 30 tahun
ke hilangan pekerjaannya, tidak memiliki siapapun, Kiyo menutup kedua
matanya dan menjatuhkan dirinya ke dalam jurang. Bukanya langsung mati,
melainkan ia mati secara perlahan, dengan kepala yang bercucuran darah,
tangan, leher, dan kaki patah, serta ada benda yang dingin menembus
perutnya. Rasa sakit yang luar biasa ia rasakan.
[ ini sangat menyakitkan ] Kiyo dalam hatinya
Bahkan dalam bunuh
dirinya, ia tetap harus merasakan rasa sakit, namun rasa sakit di hati
lebih sakit dari pada sakit akibat luka fisik. Sungguh ironis, hidup dan
mati sama saja rasa sakitnya.
*tanda [...] artinya berkata dalam hati
Kini sakit yang ia
rasakan perlahan menghilang, lalu rasa dingin menyerang tubuhnya. Rasa
dingin ini disebabkan karena ke habisan banyak darah, Kiyo dapat
mendengarkan suara jantungnya berdetak dengan kencang, selang beberapa
saat kemudian, pandanganya pun menjadi buram dan gelap.
" Bangun, Masamune Kiyo "
[ Siapa yang memanggil nama ku ] Kiyo
" Buka matamu "
Kiyo mencoba membuka kedua matanya, saat itu ia melihat seorang wanita dengan pakian berwarna biru langit tersenyum kepadanya.
[ siapa dia ? ] Kiyo
" Baguslah kamu sudah membuka kedua matamu, perkenalkan aku adalah Dewi kelahiran, Metria " Metria dengan nada ceria.
" Dewi Metria ? apakah aku sudah mati ? " Kiyo dengan nada pelan
" Benar. Kamu sudah mati. Aku merasa tersentuh dengan kisah hidupmu, jadi aku membawamu ke tempatku " Metria tersenyum simpul
Kiyo pun merasakan seluruh tubuhnya berfungsi dengan baik, dan ia memperbaiki posisi duduknya agar lebih nyaman.
" Kenapa Dewi Metria membawa saya ke tempat anda yang megah ini " Tanya Kiyo
Metria menjelentikkan
jarinya, dan buku warna hitam serta warna putih pun muncul, lalu buku
putih pun berada di hadapan Metria, terbuka dengan sendirinya.
" Hmm, nah disini di
tuliskan bahwa kamu memang tidak pernah mendapatkan seorang pasangan
hidup, lalu kamu akan mengalami hal hal yang menyakitkan" Metria
" Itu seperti diri ku sebelum mati " Kiyo dengan nada sedih
" Kenapa pemintal benang takdir menulis takdir mu seperti ini " Metria menutup buku tersebut
" Siapa itu Pemintal benang takdir ? " Kiyo
" Mereka tiga orang tante tante yang menulis takdir hidup manusia " Metria
Mendengar hall tersebut Kiyo terlihat sangat kesal
[ kurang ajar ] Kiyo
" Sudahlah, lupakan
tentang takdir mu di dunia yang sudah kamu tinggalkan, sekarang aku
tawarkan apa kamu mau hidup lagi ? " Metria
" Hidup dengan takdir seperti itu, aku rasa tidak " Kiyo
" Dengar tawaran dari
ku, jika kamu hidup lagi aku akan memberikan berbagai macam anugrah dan
tentunya tidak akan terikat dengan tiga orang tante tante itu " Metria
tersenyum
" Benarkah ? " Kiyo merasa tertarik
" Dewi tidak akan berbohong " Metria
" Tapi bagaimana jika aku menolak ? " Kiyo
" Kalo kamu menolak, aku
akan melemparkan mu ke gerbang akhirat, terus tuh, karena kamu sudah
mati dengan cara bunuh diri, maka kamu masuk neraka " Metria tertawa
kecil
[ entah kenapa dia merasa ini seperti lelucuan ] Kiyo sedikit kesal melihat emosi yang di tunjukan kepada dirinya
" Apa saja anugrah yang akan kamu berikan kepada ku ? " Kiyo
" Biar ku jelaskan, aku tidak akan mengirim mu ke dunia sebelumnya, karena disana cerita mu sudah tamat" metria
" Jadi ? " Kiyo
" Ada dunia yang bernama
Etheria, dunia itu berbeda dari tempat kamu sebelumnya di lahirkan,
karena Etheria itu dunia yang menyatakan sihir itu ada, walau di dunia
kamu sebelumnya sihir juga ada tapi tidak semua orang bisa menggunakan
sihir bukan " Metria
Kiyo pun mengangguk,
karena yang di katakana dewi Etheria dalam dunia sebelumnya sihir itu
hanya bisa di gunakan oleh beberapa orang saja, dan malah ke banyakan
hanyalah sebuah mitos, hingga tidak ada manusia yang mempercayainya.
" Dunia Etheria memiliki
banyak ras, aku rasa kamu sudah tau, seperti ras beast, elf, dwarf, dan
banyak lagi , dimana mereka memiliki tehnologi, budaya, sihir, cara
bertempur , dan intinya mereka memiliki kelebihan dan kekurangan yang
berbeda dari ras lainya " Metria
" Seperti dunia Fantasy " Kiyo
" faktanya memang seperti itu, di dunia sebelumnya hanya ada di dalam anime, game, dan novel bukan, tapi disini nyata " Metria
Metria pun menceriakan
dasar dasar dari dunia Etheria untuk bekal Kiyo di dunia tersebut,
sambil menjelaskan di atas meja mereka muncul berbagai macam kue dan
secangkir teh hangat.
" Manusia sebagai ras tertinggi ? " Kiyo terkejut
" Benar, saat penciptaan
sebelumnya, setiap ras memiliki kekuatan sihir yang maha dasyat, karena
mereka sering berperang yang di khawatirkan menghancurkan dunia
Etheria, maka dewa pencipta dunia Etheria yaitu aku, menurunkan hukuman "
Metria
" Hukuman ? " Kiyo
" Ya itu benar, hukuman yang membinasahkan orang orang disana " Metria
" Kenapa harus sampai menghukum mereka ? " Kiyo
" Ah kamu gimana sih, gak menyimak cerita ku ? " Metria mengembungkan kedua pipinya
[ ternyata dia imut juga ] Kiyo sambil tertawa
" Terus gimana ? " Kiyo
" Saat itu, 95% peradaban, ilmu sihir, semua itu musnah, mereka menyebutnya sebagai Senja suci " Metria
" Kenapa mereka menamakanya senja suci ? " Kiyo
" Karena saat aku
menggunakan senjata suci ku, semua langit menjadi senja dan itu berlaku
di seluruh dunia Metria loh " Metria sedikit membanggakan dirinya
" Sekarang aku paham, jadi anugrah apa yang akan kamu berikan kepada ku ? " Kiyo
" Pertama kesehatan
dalam artian kamu tidak akan pernah sakit, Anugrah ke dua Kekuatan sihir
mu lebih kuat dari siapapun dalam persentase aku berikan 35% dari
kekuatan sihir ku, Anugrah ke tiga Pengetahuan dunia Etheria, dan dunia
kamu sebelumnya, jadi aku tidak menghapus ingatan mu, bagaimana ? "
Metria
" Bagaimana dengan perlengkapan ku saat ada di dunia itu ? " Kiyo
" Tenang saja semua sudah aku siapkan " Metria
" Baiklah aku setuju terlahir kembali " Kiyo tersenyum
" Bagus kalo begitu " Metria
" Eh satu lagi " Kiyo
" Apa itu ? " Metria
" Apa yang harus aku lakukan di dunia Metria ? " Kiyo
" Hmm, terserah kamu mau ngapain " Metria
" Terus bagaimana dengan dosa ku saat di dunia itu ? " Kiyo
" Tidak akan berdosa, kamu sudah di pastikan masuk surga jika mati, tapi ingat jangan bunuh diri " Metria
" Aku paham " Kiyo tersenyum
Lingkaran sihir Hexagram dan Pentagram pun muncul bersamaan.
" Ini lingkaran sihir " Kiyo terkejut
" Sampai jumpa Masamune Kiyo " Metria mengatakan salam perpisahan
Kiyo pun tersenyum dan
melambaikan tanganya, lalu mengucapkan terimakasih. Tubuhnya pun
menghilang, dalam sekejap Kiyo berpindah. Pandanganya yang menyilaukan
berubah perlahan menjadi normal kembali, dan ia berada di padang rumput
yang luas, lalu di kelilingi oleh pepohonan yang sangat lebat.
" Luas sekali, ini sangat cocok sebagai rumah ku " Kiyo tersenyum berseri seri
Saat ini masih pagi hari, Kiyo melangkahkan kakinya ke pinggiran padang rumput dimana disana banyak pohon berbatang besar.
" Aku membutuhkan kampak " Kiyo
Tapi alat tersebut belum
ia miliki, Kiyo pun berfikis sejenak, bukanya sang dewi Metria sudah
mempersiapkan semuanya, ia pun melihat ke sekeliling tubuhnya sebisanya,
dan ternyata ada sebuah tas kecil di pinggangnya, itu adalah tas
pinggang.
" Biasanya di dalam anime, atau manga isekai pasti tas ini adalah inventory khusus " Kiyo
*Isekai : Dunia Lain
Kiyo pun merogoh tas
yang ada di pinggangnya dan secara ajaib dengan memikirkan benda yang ia
inginkan, benda tersebut ia dapatkan.
" Nah saatnya kita menebang pohon " Kiyo dengan penuh semangat sambil memegang kampak
Kampak yang ada di tangan kananya, Kiyo mulai ancang ancang, setelah merasa mantap, Kiyo pun terkejut.
" Hentikan ! " Suara perempuan
Kiyo pun tersentak
kaget, mendengar suara itu. Seorang perempuan dengan pakian dan rambut
warna hijau daun muncul di balik pohon yang ingin dia tebang, dan ia
juga memegang sebuah tongkat perak.
" Eh siapa kamu ? " Tanya Kiyo
Kedua mata Dryad tadi pun membesar, dan ia langsung bersujud sambil gemetar
" Maaf, ampuni hamba " Dryad ketakutan
" Nama mu ? " Kiyo merasa kesal karena seseorang mengganggu kesenanganya
" Hamba... Dryad peri hutan " Dryad dengan nada gemetar
[ Kenapa di saat seperti ini muncul wanita cantik dengan tubuh sexy , dia adalah sumber dosa ] Kiyo melihat tubuh Dryad
" Jadi nama mu Dryad ? " Kiyo
" Ti tidak tuan, nama hamba adalah Anya dari bangsa Dryad, ampuni nyawa hamba " Anya
[ kenapa dia ketakutan dengan ku ? ] Kiyo
" Hamba tidak tau, jika anda telah bangkit dan memilih tempat ini sebagai wilayah anda " Anya
Kiyo pun diam, ia mengingat ingat soal Dryad
" Tu tuan, jangan bunuh hamba, hamba akan melakukan apapun untuk tuan " Anya tidak berani mengangkat kepalanya
[ eh aku ingat, dia adalah peri pohon, dan konon dia suka menarik manusia dan ia memakanya ] Kiyo sedikit takut
" Apa kamu tidak akan memakan ku ? " Kiyo
" Mana berani hamba memakan tuan, tuan adalah Raja dari ras iblis " Anya
" Oh begitu, bisa kah kamu bersikap normal terhadap ku ? " Kiyo
" Maksud anda tuan ? " Anya
" Panggil saja nama ku Kiyo " Kiyo merasa tidak enak melihat Anya yang terus bersujud
" Baik tuan, bisakah saya berdiri ? " Tanya Anya
" Silahkan " Kiyo
" Terimakasih tuan " Anya pun bangkit
Anya membersihkan tanduknya yang terkena tanah, dan ia pun langsung memberikan hormat.
" Nah sekarang aku akan menebang pohon ini " Kiyo
" Tuan tunggu " cegah Anya
" Apa lagi Anya ? " Kiyo berbalik menghadap Anya
" Ada cara lain tuan .. " Anya
" Tunggu dulu pertama kamu telah melanggar janji mu " Kiyo dengan tatapan tajam
" Eh maaf kan hamba tuan " Anya
" Aku tidak akan memaafkan mu " ancam Kiyo
" Tuan.. hamba memang pantas mati " Anya ketakutan setengah mati
" Jangan panggil tuan kepada ku, cukup panggil aku Kiyo paham ? " Kiyo
" Ki...yo " Anya
" Sekali lagi " pinta Kiyo
" Kiyo " Anya
" Nah itu lebih baik, jadi apa yang kamu maksud dengan cara lain ? " Tanya Kiyo penasaran
" Hamba mau bertanya dengan mereka terlebih dahulu " Anya dengan nada pelan
" Lakukan, karena aku butuh untuk membuat rumah " Kiyo
" Rumah ? maksud Kiyo tempat tinggal ? " Anya
" Benar aku butuh tempat tinggal, karena tempat ini akan ku jadikan rumah ku " Kiyo
" Serahkan kepada Anya, Anya akan melakukan yang di inginkan oleh Kiyo " Anya tersenyum bersemangat
Melihat Anya yang
bersemangat membuat Kiyo merasa legah, Anya pun menyentuh pohon yang
hendak di tebang oleh Kiyo. Aura magis yang kuat nan lembut tadi pun
terpancar dari Anya.
[ Aku bisa merasakan
kekautan sihir orang, mungkin ini salah satu anugrah yang di berikan
oleh dewi Metria kepada ku ] Kiyo tersenyum
Anya pun mundur, dan
pohon pohon tersebut mengejutkan Kiyo, pohon tadi bergerak, akar akarnya
menjadi sepasang kaki, dan mulai berjalan, tidak hanya pohon itu saja,
beberapa pohon lain mengikutinya.
" Kiyo mau buat rumah dimana ? " Tanya Anya
" Mereka bisa bergerak " Kiyo
" Iya tuan, karena Anya
bisa berbicara dengan mereka, jadi Anya kasih tau bahwa Kiyo pengen buat
rumah " Anya dengan wajah memerah
" Aku pengen mereka membuat rumah di tengah tengah padang rumput ini " Kiyo
Pohon pohon tadi pun
bergerak, menuju tempat yang di inginkan Kiyo, Anya pun bersenandung ke
senangan kemudian berdiri di samping Kiyo. Pohon pohon tadi pun
menancapkan akar mereka, batang pohon tadi pun mulai melebar dan terus
melebar, bagian bagian rumah mulai muncul, Kiyo tidak henti hentinya
terkagum kagum melihat apa yang ada di hadapanya, biasanya pemandangan
ini dapat di lihat lewat layar kaca, dan di buku saja. Tapi saat ini
terjadi dan di saksikan oleh mata dan kepala Kiyo sendiri.
" Tuan mau apa lagi ? " Anya
" Sekarang tinggal, danau yang bersih mengelilingi rumah tersebut ada tangganya untuk menghubungan rumah dan daratan " Kiyo
" Itu mudah " Anya pun berbicara lagi dengan pohon
Gempa pun terjadi sesaat, Karen atanah yang amblas seketika, setelah selesai, air pun mulai mengalir.
" Kenapa bisa ? " Kiyo
" Oh itu karena, pohon
memiliki hubungan dengan unsure elemen dari tanah dan air jadilah
seperti itu " Anya menjelaskan dengan singat
" Anya pintar " Kiyo
" Terimakasih " Anya merasa sangat senang
Berkat bantuan dari
Anya, Kiyo memiliki rumah sekaligus yang akan menjadi pusat
pemerintahanya kelak. Ini sangat menakjubkan dalam waktu yang singkat
sudah dapat membangun rumah.
Comment Now
0 comments
Please wait....
Disqus comment box is being loaded